Turisme dan Tour de Singkarak
A
A
A
Untuk yang ketujuh kalinya event akbar balap sepeda Tour de Singkarak (TdS) Sumatera Barat digelar kembali pada 3-11 Oktober 2015 dengan 9 etape yang berjarak total 1.182 km melintasi 18 kota dan kabupaten di seluruh Sumatera Barat.Orang Sumatera Barat menyebutnya sebagai ”Baralek Gadang ”. TdS merupakan salah satu lomba balap sepeda yang bergengsi dan terfavorit di Asia menurut Asian Cycling Confederation (ACC), yang penyelenggaraannya sudah masuk dalam kalender resmi Union Cyclist International (UCI).Lebih dari itu walaupun baru berusia tujuh tahun TdS telah mampu mencapai peringkat ke-5 dari sisi jumlah penonton terbanyak, setelah Tour de France, Giro dItalia, Vuelta A Espana, dan Santos Tour de Under. TdS 2015 ini diikuti oleh 21 tim dengan partisipasi sebanyak 22 negara.Pada tahun ini ikut serta juga para pembalap dari Eropa (Prancis, Spanyol, Belanda, Belgia bahkan Rusia), di samping dari Iran, Australia, dan Jepang. Tentunya juga turut serta para pembalap sepeda terbaik di Indonesia yang diwakili oleh tim Pegassus Continental Cycling Team, Tim Nasional Indonesia BSP, Kentucky Fried Chicken, dan Banyuwangi Racing Team.Secara keseluruhan, jumlah pembalap ditambah dengan para ofisial tim bisa dihitung sekitar lebih dari 600 orang, belum lagi dari panitia pusat dan daerah serta rekan-rekan wartawan internasional, nasional dan lokal diperkirakan lebih dari 1000 orang yang terlibat dalam pelaksanaan TdS 2015 ini. Kehadiran sejumlah orang ini tentu memberikan dampak ekonomi bagi setiap daerah yang dikunjungi.TdS-Sport TourismSejak awal TdS diselenggarakan sebagai kegiatan sport tourism yang berarti kegiatan TdS ini tidak serta-merta hanya untuk aktivitas olahraga sepeda, tetapi sekaligus mempromosikan daerah dan kota, terutama objek wisata yang dilalui TdS. Setiap kali start dan finish peserta selalu disuguhi kesenian lokal dan kuliner khas dari daerah-daerah tersebut.Kesempatan ini juga merupakan ajang bagi para seniman daerah itu untuk berpartisipasi menampilkan karya-karyanya. Melalui acara TdS ini mereka tampil lebih bangga karena event ini bertaraf internasional. Demikian juga dengan kuliner, karya-karya industri kreatif yang banyak dijual sekitar arena finis maupun start, tentu ini memberikan dampak langsung penambahan pendapatan bagi masyarakat dari 18 kabupaten dan kota yang dilalui TdS.Masih banyak destinasi/objek wisata yang belum diketahui maupun yang mempunyai daya tarik yang luar biasa serta keunikannya baik alam maupun dari aspek budayanya. Beberapa contoh yang dapat diceritakan yaitu Kabupaten Sijunjung mempunyai alam yang indah, bila kita berkunjung ke Sijunjung di situ kita bisa melihat keindahan bukit batu yang menjulang tinggi di tengah-tengahnya mengalir sungai, seperti yang kita bisa lihat di Grand Canyon di USA.Di Sijunjung juga ada warisan budaya yang berupa rumah adat Minang yang masih sangat asli dan hingga kini disebut sebagai ”Desa Adat Padang Ranah” yang di mana dijadikan tempat start etape ke-3 TdS. Belum lagi Kabupaten Pasaman, start TdS yang sangat unik di garis khatulistiwa, juga tempat kelahiran tokoh pahlawan Perang Padri Tuanku Imam Bonjol.Selanjutnya ada Kelok 44, disebut the most exciting etape karena hanya ada satu-satunya di dunia ditunjang dengan keindahan pemandangan alam yang luar biasa dan eksotisme Danau Maninjau yang berkabut. Masih banyak lagi keunikan-keunikan yang masih terpendam yang dapat dikembangkan lagi bagi wisatawan lokal, nasional dan internasional.Demikian juga pada kuliner Sumatera Barat yang lebih dikenal dengan masakan Padang, di setiap daerah kaya sekali dengan kuliner beraneka rasa, dengan olahan yang sangat berselera ”tasty”. Beberapa yang bisa kita rasakan antara lain bebek cabe hijau, rendang, sayur pakis, dan yang tak kalah enaknya kalio jariang.Dampak TdS bagi MasyarakatPersoalan dampak TdS ini selalu ditanyakan oleh pengamat, ada yang mempertanyakan seberapa besar dampak TdS ini dibandingkan dengan dana yang sudah dikeluarkan terutama APBN dan APBD. TdS ini sejak awal diselenggarakan pada 2009, untuk promosi destinasi daerah Sumbar yang sangat menurun kunjungan wisatanya,setelah kejadian gempa dan tsunami yang telah memorak-porandakan terutama hotel-hotel dan restoran di Kota Padang, sehingga menciptakan stigma ”kekhawatiran dan ketakutan” berwisata ke Sumbar. Event seperti TdS memberikan semangat kembali berwisata ke Sumbar.Nah, untuk lebih afdol beberapa angka di bawah ini memperlihatkan tren yang naik bila pada 2010 hanya ada sekitar 27.000 wisatawan mancanegara, pada 2014 telah mencapai 56.000 wisatawan mancanegara ada pertumbuhan rata-rata setiap tahun sebesar 20% (2010-2014), relatif tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan nasional yang mencapai 9% dan rata-rata dunia yang hanya 4,5%.Wisatawan Nusantara kedatangan pada 2010 mencapai 4,5 juta, di tahun 2013 telah mencapai 6,8 juta ada pertumbuhan sekitar 9% (2010- 2013) yang lumayan tinggi. Demikian juga dengan tenaga kerja langsung di bidang pariwisata yang pada 2010 sekitar 2.644 tenaga kerja dan pada 2014 sebanyak 4076 tenaga kerja dengan pertumbuhan rata-rata mencapai 12% (2010- 2014).Selain itu, jumlah kamar hotel yang terus tumbuh setiap tahunnya, pada 2011 jumlah kamar yang tersedia di Sumatera Barat sebanyak 5.437 kamar dan pada 2015 tumbuh 8.336 kamar. Demikian juga dengan jumlah penerbangan yang menuju Sumatera Barat, pada 2010 jumlah penerbangan mencapai 21 dan pada 2015 meningkat menjadi 35 penerbangan.Belum lagi dari sektor penerimaan pajak di sektor pariwisata (hotel, restoran dan hiburan) tahun 2009 mencapai Rp15 miliar dan pada 2013 meningkat mencapai Rp35 miliar. Selain itu, news value yang dihasilkan dari penyelenggaraan TdS ini juga terus meningkat, pada 2012 news value yang dihasilkan mencapai Rp91 miliar dan pada 2014 meningkat hingga mencapai Rp150 miliar.Selain itu, TdS juga mendorong peningkatan pembangunan infrastruktur berupa perbaikan jalan yang dampaknya juga dapat dinikmati langsung oleh masyarakat Sumbar. Dampak lain yang juga sangat penting dan dilupakan adalah adanya sinergitas serta komitmen yang tinggi dari semua pihak dari pemerintah pusat, pemerintah daerah tingkat kabupaten dan kota (termasuk SKPD terkait) demikian juga jajaran pengamanan terutama Polisi untuk mengamankan jalannya TdS dan suksesnya acara, dengan kata lain dengan TdS bisa memperlancar koordinasi antar instansi.Tantangan TdSTantangan yang utama TdS seperti pariwisata pada umumnya yaitu sarana- prasarana, aksesibilitas yang masih perlu ditingkatkan. Terutama belum tersedianya hotel-hotel di kabupaten/ kota yang dilalui, hanya di Kota Padang dan Kota Bukittinggi saja yang sudah mempunyai hotel yang cukup memadai, sementara di kota-kota lain masih belum memadai.Hal ini yang menyebabkan memerlukannya transfer untuk para pembalap dari di tempat finis yang relatif jauh dan cukup menguras tenaga bagi para pembalap. Salah satunya dari tempat finis yang terdapat di Kabupaten Solok Selatan yang harus ditransfer menuju Kota Bukittinggi, yang jarak tempuhnya relatif sangat jauh.Demikian juga rekan-rekan wartawan juga sempat merasakan prasarana berupa koneksi internet yang masih belum memadai karena masih ada beberapa daerah yang belum bisa menerima jaringan internet. Juga dari segi fasilitas makanan khusus untuk pembalap, ke depannya diharapkan harus bisa disesuaikan dengan kebutuhan para pembalap.Tantangan lainnya ialah dibutuhkannya sistem buka tutup pemanfaatan jalan raya bagi kepentingan TdS sehingga lebih efisien dan tidak terlalu mengganggu aktivitas sebagian masyarakat, namun pada umumnya masyarakat sudah memahami dan memaklumi apabila ada diselenggarakannya TdS bisa merelakan jalannya digunakan berjam-jam untuk kegiatan TdS.Kiranya di samping aspek penyelenggaraan acara, ke depannya diharapkan juga partisipasi bagi para atlet pembalap daerah untuk ikut dalam penyelenggaraan TdS. Dari itu semua, TdS merupakan promosi destinasi pariwisata di Sumatera Barat terutama bagi daerah-daerah yang selama ini destinasi/ objek wisatanya belum terkenal sehingga diharapkan.TdS merupakan investasi yang akan dirasakan manfaatnya secara langsung pada waktu event itu diselenggarakan dan yang bersifat promosi dan mempunyai dampak jangka panjang bagi pembangunan kepariwisataan di Sumatera Barat. Yang pada akhirnya dapat memberikan kontribusi kepada perekonomian masyarakat Sumatera Barat. Amin.Sapta NirwandarChairman Tour de Singkarak
(bhr)