Ubah Paradigma Gali-Jual Dalam Pemanfaatan Komoditi Timah

Sabtu, 23 Januari 2021 - 17:09 WIB
loading...
Ubah Paradigma “Gali-Jual”...
Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi. Foto/Koran SINDO
A A A
J - Fahmy Radhi
Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada

TIMAH sebagai sumber daya alam strategis harus ditingkatkan nilai tambahnya, tidak hanya semata-mata untuk diekspor, tetapi juga harus dikembangkan untuk menghasilkan berbagai produk turunan, termasuk produk bateri litium untuk mobil listrik.

Timah mengandung Logam Tanah Jarang (LTJ) atau Rare Earth Element (REE), yang sejumlah unsur LTJ dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan baterei litium untuk kendaran listrik yang sedang dikembangkan di Indonesia.

Untuk menghasilkan produk turunan timah, semua stake holder harus mengubah paradigma pemanfaatan timah dari “gali-jual” menjadi “gali-kembangkan-jual”. Pengembangan produk timah akan meningkatkan nilai tambah, yang dapat memberikan kontribusi bagi pembukaan lapangan pekerjaan baru dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Selain perubahan paradigma, pemerintah perlu melakukan intervensi untuk mempercepat pengembangan produk turunan timah.

Serupa dengan komodi nikel, pemerintah dapat melakukan intervensi melalui regulasi dengan melarang ekspor timah tanpa hilirisasi di dalam negeri melalui pengembangan produk turunan timah. Dalam jangka pendek, larangan ekspor timah itu memang akan menurunkan volume dan nilai ekspor komoditi timah Indonesia.

Namun, dalam jangka panjang pengembangan produk timah akan dapat menaikkan nilai tambah ekspor yang lebih besar dibanding hanya mengekspor komoditi timah tanpa hilirisasi.

Larangan ekspor timah itu akan menimbulkan resistensi dari berbagai negara yang selama ini mengimpor produk timah dari Indonesia. Bahkan perlawanan itu juga akan dilakukan dengan mengadukan ke World Trade Organisation (WTO).

Namun, pemerintah harus tetap kekeuh menghadapi perlawanan tersebut untuk mencapai kepentingan dalam negeri yang lebih besar.

Kepentingan yang lebih besar itu adalah pengembangan komoditi timah yang dapat meningkatkan nilai tambah, agar dapat memperbesar hasil pemanfaatan timah sebagai sumber daya alam untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat, sesuai yang diamanahkan oleh konstitusi Pasal 33 UUD 1945.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Dari Deflasi menuju...
Dari Deflasi menuju Resesi: Lampu Kuning Ekonomi Indonesia
Ijtihad Tepuk Nyamuk:...
Ijtihad 'Tepuk Nyamuk': Logika Radikal-Terorisme
Gebrakan Efisiensi Anggaran...
Gebrakan Efisiensi Anggaran Prabowo-Gibran, Jantung Ekonomi Kerakyatan
Integritas
Integritas
Ekoteologi dan Puasa...
Ekoteologi dan Puasa Ramadan
Ketika Gen Z Memilih...
Ketika Gen Z Memilih Kabur Aja Dulu
Kongres: Jembatan Hati...
Kongres: Jembatan Hati Kader Muslimat
Remang-remang Danantara
Remang-remang Danantara
Klaim Asuransi dari...
Klaim Asuransi dari Langit
Rekomendasi
E-Wallet dan QRIS, Pendorong...
E-Wallet dan QRIS, Pendorong Tren Pembayaran Digital di Indonesia
Pembantaian Zionis Israel...
Pembantaian Zionis Israel dan Sahur Ramadan Berdarah di Gaza
Sekolah Adiwiyata Didorong...
Sekolah Adiwiyata Didorong Berkontribusi Langsung dalam Pengelolaan Sampah
Berita Terkini
Hasto Kristiyanto Tiba...
Hasto Kristiyanto Tiba di Ruang Sidang Tipikor, Bacakan Nota Keberatan
26 menit yang lalu
Bus Rombongan Jemaah...
Bus Rombongan Jemaah Umrah Indonesia Terbalik dan Terbakar, 6 WNI Tewas
47 menit yang lalu
Hasto Kristiyanto Bacakan...
Hasto Kristiyanto Bacakan Nota Keberatan atas Dakwaan Jaksa
1 jam yang lalu
Ramai-ramai Pakai Rompi...
Ramai-ramai Pakai Rompi Bertuliskan Hasto Tahanan Politik di Ruang Sidang
1 jam yang lalu
Profil Mayjen Raden...
Profil Mayjen Raden Sidharta Wisnu Graha, Danjen Akademi TNI Pengganti Novi Helmy Prasetya
1 jam yang lalu
TNI AL Tangkap 3 Tersangka...
TNI AL Tangkap 3 Tersangka Penyelundupan 60.000 Butir Pil Ekstasi
2 jam yang lalu
Infografis
5 Alasan Kapal Induk...
5 Alasan Kapal Induk AS Tak Lagi Relevan dalam Perang Masa Depan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved