Tahun Diplomasi Pemuda Indonesia

Sabtu, 08 Agustus 2015 - 10:17 WIB
Tahun Diplomasi Pemuda...
Tahun Diplomasi Pemuda Indonesia
A A A
Tercatat dalam sejarah dan selalu melekat di dalam ingatan kita, utamanya generasi muda Indonesia. Proklamator dan presiden pertama kita, Ir Soekarno, suatu ketika berkata “Berikan padaku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.”

Ini terang benderang tidak semata menunjukkan kehebatan Bung Karno sebagai bapak bangsa, juga menegaskan kualitas dan kemampuan pemuda bangsa Indonesia. Dalam separuh 2015 berjalan, kita saksikan nyata begitu banyak inisiatif, ide brilian, dan karya besar yang dipersembahkan pemuda Indonesia untuk kepentingan dan kemajuan masyarakat dunia, terutama melalui komunitas mereka.

Semua itu, tentunya tidak terlepas dari semangat juang mengisi perjalanan sejarah bangsa, khususnya yang menyentuh dan berkaitan dengan peran regional dan internasional Indonesia. Karya-karya besar mereka tidak saja dibuat di dalam negeri dan untuk kepentingan dalam negeri, tetapi juga di berbagai wilayah dan untuk berbagai kawasan dunia yang beragam, baik dari segi ekonomi, politik, ideologi maupun sosial budaya.

Catatan Sejarah

Pada April 2015 misalnya, berlangsung dua pertemuan pemuda yang sangat penting dan bersejarah. Itu terjadi di saat kepala negara dan pemerintah serta delegasi Asia-Afrika bertemu di Jakarta dan Bandung pada 23-24 April 2015 guna memperingati 60 tahun Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika dan 10 tahun New Asia-Africa Strategic Partnership (NAASP).

Pertama, NewAsia-AfricaYouth Conference Plus 2015 (AAYC 2015) tanggal 20-22 April, yang diselenggarakan di Bandung. Kedua, Asian-African Students Conference (AASC 2015) pada 29 April-1 Mei, juga diadakan di Bandung. Kedua pertemuan menghasilkan dokumen yang berisi tekad dan komitmen pemuda kedua benua untuk menciptakan Asia-Afrika yang lebih maju dalam semua hal dan Asia- Afrika yang semakin berperan ke depan dalam kancah global.

Dunia global yang diwarnai begitu banyak isu aktual dan persoalan yang mesti diurai. AAYC 2015 menyepakati pembentukan Asian African Youth Government (OrganisasiPemuda Asia-Afrika) dipimpin oleh anak muda Indonesia, Beni Pramula (Ketua Umum DPP Ikatakan Mahasiswa Muhammadiyah).

Adapun AASC 2015, dengan tema Reinvigorating the Bandung Spirit: Working Toward the Asia Africa Youth Relationship, membahas enam isu utama, meliputi kepemimpinan dalam mempromosikan nilai budaya, pendidikan, socio-preneurship, fungsi media dalam proses demokratisasi, penggunaan peranti lunak dan jaringan global.

Para pemuda yakin, isuisu itu menjadi sangat penting dalam membina persatuan dan mengatasi berbagai persoalan serta mendorong Asia-Afrika lebih maju di dalam kawasannya dan lebih berperan di luar batas negaranya.

Pada lain peristiwa, 7-9 Mei 2015, Indonesia Student and Youth Forum menyelenggarakan Indonesia Youth Forum 2015 di Bengkulu dengan tema “Revolusi Karakter Pemuda melalui Program Pemberdayaan dan Kewirausahaan Sosial Menghadapi Komunitas ASEAN dan SDGs”.

Suatu program yang menunjukkan kepedulian pemuda terhadap perkembangan kawasan terdekat dan permasalahan dunia. Berikutnya, 18-19 Mei 2015, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) bekerja sama dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang dan International Islamic University Malaysia menyelenggarakan ASEAN Muslim Students Summit di Yogyakarta.

Wakil Menteri Luar Negeri RI, Dr AM Fachir dalam sambutan pembukaan mendorong mahasiswa untuk meningkatkan peran dalam hubungan internasional sekaligus mengingatkan pentingnya pengetahuan dan wawasan luas dalam memperjuangkan masa depan bangsa, khususnya pemuda.

Perhatian besar terhadap ASEAN juga ditunjukkan pemuda dan mahasiswa di Jakarta dansekitarnya, antara lain dengan menyelenggarakan ACTION: ASEAN Community into Indonesia pada 8 Juni 2015 di London School of Public Relations (LSPR), Jakarta. Tujuannya untuk meningkatkan pemahaman pemuda Indonesia terhadap ASEAN, khususnya ASEAN Community, dan persiapan langkah ke depan.

Lalu pada 13 Juni 2015 LSPR menyelenggarakan Awarding Night Public Relation & Promotion, dihadiri 600 mahasiswa dengan mengangkat tema pemuda, pariwisata, danASEAN. Suatu kegiatan dengan jangkauan internasional yang lebih luas diselenggarakan di Bandung pada 11 Juni 2015.

Sebanyak 70 pemuda Indonesia dan sahabat muda Indonesia dari 40 negara tampil dalam pertunjukan kolosal seni dan budaya Indonesia, Indonesia Channel. Acara diplomasi budaya, promosi Indonesia, dan ajang memperluas persahabatan antarbangsa itu merupakan kegiatan puncak sekaligus menutup program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) yang diselenggarakan Kementerian Luar Negeri setiap tahun sejak 2003.

Para sahabat muda Indonesia itu bisa tampil dengan baik, karena memang mereka belajar selama tiga bulan di berbagai sanggar seni budaya dan perguruan tinggi di Indonesia. Meski waktu tiga bulan itu sangatlah singkat, hasilnya bagus dan dapat dilihat nyata.

Menlu RI Retno LP Marsudi, ketika membuka program BSBI pada 9 Maret 2015 mengingatkan kita dan bangsa-bangsa sahabat di dunia bahwa mempelajari bahasa dan menghormati budaya lain di suatu negara bukan hanya soal mendapatkan pengalaman, bahkan itu berarti kita sedang membangun jembatan pemahaman, perdamaian, dan kemakmuran dunia.

Ke depan, di paruh kedua tahun2015, akanhadirsederetan kegiatan penting pemuda internasional yang akan diselenggarakan di berbagai tempat di Indonesia. Pada 18-22 September 2015 misalnya, akan diselenggarakan Indonesia FEALAC Youth Conference di Bandung.

Konferensi yang akan diikuti 36 negara itu 16 negara Asia Timur dan 20 negara Amerika Latin bertujuan untuk connect, collaborate, and cocreate ideas for cooperation. Isu-isu yang akan dibahas meliputi youth empowerment, entrepreneurship, development, maritime, dan isuisu global lainnya.

Tantangan

Semua itu adalah catatan sejarah dan hanya sebagian saja dari begitu banyak aktivitas dan kreativitas diplomasi pemuda Indonesia dalam menggerakkan danmemacuperaninternasional mereka di dunia yang semakin dinamis dengan tantangan yang kian beragam.

Kegiatan tersebut, selain sangat pantas diapresiasi semua pihak, juga kian memperbesar keyakinan kita bahwa ke depan peran mahasiswa dan pemuda Indonesia dalam menangani atau ikut membantu menyelesaikan persoalan dunia dan dalam penyelenggaraan hubungan luar negeri Indonesia semakin berkembang, meningkat, berjangkauanluas, dan tentu saja diharapkan lebih bermanfaat.

Kita pun memahami sepenuhnya bahwa salah satu aktor penting nonpemerintah dalam ranah diplomasi, khususnya diplomasi publik adalah mahasiswa dan atau pemuda. Kitabangga, karenapada 2015 ini peran aktif mahasiswa dan pemuda Indonesia dalam diplomasi dan isu-isu internasional terlihat menonjol dan berkembang luas.

Namun, kita tentunya menyadari bahwa diplomasi pemuda Indonesia itu akan berhasil maksimal apabila mendapat perhatian dan dukungan yang memadai dari berbagai lembaga, instansi dan institusi terkait, khususnya pemerintah yang menangani bidang mahasiswa dan kepemudaan. Belum lagi kita bicara tantangan. Tantangan pemuda kian berat seiring dengan meningkatnya jumlah kelompok usia muda dan perkembangan ekonomi yang tidak senantiasa menguntungkan.

Sekitar 1,8 miliar pemuda dunia saat ini mayoritas bermukim di negara-negara berkembang dengan tingkat perekonomian rendah. Sebanyak 74 juta di antara mereka tidak pula bersekolah atau tidak tamat sekolah dasar. Bahkan 8% dari mereka buta huruf. Di saat pemuda tidak mendapat pendidikan dengan baik, tantangan berikut yang akan munculnya adalah pengangguran.

Dua hal inilah yang menjadi kekhawatiran utama pemuda dunia saat ini. Indonesia dengan jumlah pemuda sekitar 70 juta, atau 13 kali lipat dari jumlah penduduk Singapura, tidak terlepas dari tantangan tersebut. Pemuda hanya berguna bagi bangsa dan negara apabila mereka bekerja.

Jika tidak, pemuda akan menjadi beban sosial masyarakat yang tidak tertutup kemungkinan berujung pada bencana negara. Akibatnya, harapan kita agar peran diplomasi pemuda Indonesia meningkat justru yang akan terjadi sebaliknya. Kita tentu tidak menginginkan itu.

AL BUSYRA BASNUR
Pengamat Internasional
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6596 seconds (0.1#10.140)