Adu Kuat Partai Ummat dan PAN Berebut Suara di Kantong Sama

Kamis, 05 Januari 2023 - 06:31 WIB
loading...
Adu Kuat Partai Ummat...
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Ketua Majelis Syura Partai Ummat Amien Rais. Foto/Dok SINDOnews
A A A
JAKARTA - Partai Ummat dan Partai Amanat Nasional ( PAN ) diprediksi bakal berebut suara di kantong yang sama pada Pemilu 2024. Partai Ummat telah dinyatakan lolos verifikasi faktual oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Partai politik besutan Amien Rais itu mendapat nomor urut 24 sebagai peserta Pemilu 2024. "Memutuskan nomor urut 24 untuk Partai Ummat pada Pemilu 2024," kata Ketua KPU Hasyim Asy'ari dalam Rekapitulasi Nasional Hasil Verifikasi dan Penetapan Nomor Urut Partai Politik Peserta Pemilu 2024 sebagai Tindak Lanjut Putusan Bawaslu terhadap Partai Ummat yang digelar di Kantor KPU, Jumat (30/12/2022).

Ketua Umum Partai Ummat Ridho Rahmadi menargetkan dua digit kursi di parlemen pada Pemilu 2024. Dengan begitu, Partai Ummat tak hanya menjadi pendukung, melainkan juga ikut membuat berbagai kebijakan di tingkat parlemen.





"Kita ada harapan besar masuk parlemen dengan persentase yang bagus kita berharap bisa dua digit. Sehingga tidak hanya yang menjadi pojok saja duduknya atau follower kita ingin menjadi juga yang decision maker masuk di parlemen dua digit," kata Ridho di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Minggu (1/1/2023).

Dia mengatakan, Partai Ummat optimistis dapat meraih suara terbanyak di daerah Jawa pada Pemilu 2024. Daerah lainnya yang menjadi kantong suara Partai Ummat adalah Sumatera.

Ridho meyakini bahwa kantong suara yang telah dimiliki Partai Ummat tak akan menggerus suara milik PAN. "Enggak, enggak, kita berjuang untuk lebih besar dari itu. Insya Allah tidak terlalu melihat hal-hal yang kecil Insya Allah," tuturnya.



Ketua Majelis Syura Partai Ummat Amien Rais mengatakan, partainya tidak akan mencari musuh dalam Pemilu 2024. "Saya mengatakan di sini bahwa Insya Allah Partai Ummat tidak akan mencari musuh atau lawan. No, never," kata Amien Rais saat konferensi pers di Kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (30/12/2022).

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan lembaga Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada Oktober 2022, pemilih PAN tercatat paling banyak yang memutuskan untuk memindahkan pilihan politiknya ke partai politik lain.

Dalam data yang dirilis lembaga SMRC, terlihat jelas ada pergeseran pilihan partai dari Pemilu 2019. "Rata-rata ada 31% dari pemilih partai (yang ada di parlemen) yang pindah ke partai lain jika pemilu diadakan sekarang (tidak setia). Rata-rata yang setia ada 58%, dan yang belum menentukan pilihan 11%," bunyi hasil survei SMRC yang diterima, Minggu (30/10/2022).



Sementara itu, Analis Politik dan Direktur Eksekutif Indonesia Political Power Ikhwan Arif mengatakan bahwa hadirnya partai politik baru secara tidak langsung akan meningkatkan persaingan politik dalam merebut nilai ambang batas parlemen. “Tingkat kompetisi akan semakin sulit terutama bagi partai politik baru," ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Rabu (4/1/2023).

Dia melihat Partai Ummat punya kemiripan basis suara dengan PAN, yaitu sama-sama dari pemilih yang bergantung pada sosok Amien Rais. “Karena masih ada anggapan bahwa di kalangan pemilih mereka melihat PAN itu ada karena faktor Amien Rais meskipun ketua umumnya sekarang Zulkifli Hasan,” katanya.

Dia pun memprediksi bahwa Partai Ummat bisa mengguncang posisi PAN meski dari faktor ideologi kedua partai itu berbeda. "Karena ada sosok Amien Rais yang juga sebagai pendiri PAN," ungkapnya.



Maka itu, kata dia, Partai Ummat menjadi ancaman baru bagi PAN. Karena, lanjut dia, kekuatan figur politik sangat penting dalam partai politik, apalagi Amien Rais sama-sama sebagai pendiri kedua partai tersebut.

“Partai Ummat bisa saja memperoleh limpahan suara dari pemilih PAN yang dulunya loyal terhadap Amien Rais, meskipun porsinya sedikit paling tidak bisa mengguncang PAN," pungkasnya.

Hal senada dikatakan oleh Direktur Eksekutif Indostrategic Khoirul Umam. Umam berpendapat, kehadiran Partai Ummat akan benar-benar mengancam PAN, jika Amien Rais mampu melakukan 'call back' atau panggilan kembali kepada para loyalisnya yang kini masih berada di PAN menjelang 2024.

Menurut Umam, bisa saja loyalis Amien Rais masih bersarang di PAN karena alasan pragmatis dan karena posisi dan jabatan sebagai kepala daerah, anggota DPR, atau anggota DPRD Tingkat I dan II. "Karena itu, PAN harus mampu menjaga soliditas kekuatannya agar tidak tergerus oleh mesin politik Partai Ummat," ujarnya.

Selain itu, kata Umam, kehadiran Partai Ummat berpotensi menghadirkan "Tragedi Tiji Tibeh", alias politik "mati siji, mati kabeh", atau "mati satu mati semua". Artinya, Umam melihat, Pemilu 2019 telah menjadi awal penurunan elektabilitas signifikan PAN yakni hanya di angka 6 persen.

"Meskipun Amien Rais dan elite PAN di Pemilu 2019 itu telah berusaha memainkan strategi politik kanan-konservatif, ingat dikotomi 'Partai Allah' dan 'Partai Syaitan' yang dipopulerkan Amien Rais, namun terbukti hanya PKS yang meraup insentif elektoral dari eksploitasi politik identitas di 2019 lalu," ungkap Dosen Universitas Paramadina itu.

Pengamat politik Universitas Al-Azhar Ujang Komaruddin mengatakan bahwa Partai Ummat akan berebut suara Muhammadiyah dengan PAN. "Basis massanya kan sama dengan PAN. Nah, kalau basis massa Muhammadiyah masih diambil oleh PAN maka Partai Ummat kesulitan untuk bisa bersaing. Tetapi kalau Partai Ummat bisa mengambil basis massa PAN itu maka sebaliknya bisa bersaing dengan partai-partai baru yang lain," kata Ujang.

Ujang menilai, akan sulit Partai Ummat menjangkau basis massa umat Islam lainnya. Pasalnya, suara umat Islam sendiri sudah terfragmentasi.
(rca)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1652 seconds (0.1#10.140)