Keketuaan Indonesia di ASEAN dan Upaya Menjaga Stabilitas Asia Tenggara
loading...
A
A
A
Kita harus mengakui hak atas lingkungan yang aman dan kondusif dalam menghadapi perubahan iklim, hilangnya hutan dan keanekaragaman hayati, serta dampak kabut lintas negara. Semakin jelas bahwa hak harus asasi manusia harus dilindungi di ruang digital dan online, di mana kebebasan berekspresi bertentangan dengan ujaran kebencian dan bahaya sosial yang lainnya. Para pelaku usaha semakin menyadari tanggung jawab mereka untuk menghormati hak asasi manusia, dan AICHR telah mulai melibatkan mereka sebagai konstituen untuk mendorong perubahan positif. Evolusi sosial yang cepat membuat kita memikirkan kembali peran gender tradisional dan menghadapi ketidaksetaraan dan stigma lainnya.
Saat ini kita juga semakin melihat mekanisme hak asasi manusia regional sebagai lini pertama pencegahan dan pembelaan terhadap hak asasi manusia, yang melengkapi standar internasional. Misalnya, di benua Afrika, biasanya lembaga-lembaga regional Afrika yang menjadi penanggap pertama kudeta dan krisis di kawasan Afrika. Dalam menanggapi keprihatinan seperti Myanmar, ASEAN perlu melampaui dimensi politik dan kemanusiaannya dan mencakup pendekatan hak asasi manusia yang lebih luas.
Dalam Pernyataan Phnom Penh tentang pengadopsian Deklarasi tersebut, para pemimpin ASEAN menjelaskan bahwa kerangka hak asasi ASEAN akan tetap berpijak pada Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (UDHR) dan standar hak asasi manusia internasional. Saat ASEAN menandai peringatan ini – dan kita mendekati peringatan 75 tahun Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia – ini adalah kesempatan yang tepat bagi ASEAN untuk mempertimbangkan memperbarui dan memperkuat perangkat hak asasi manusia di kawasan ASEAN.
Kerja Sama Pertahanan ASEAN Tahun 2023
Penguatan kerja sama di bidang pertahanan dan keamanan sangat penting karena dapat membangun kepercayaan antaranggota ASEAN, kemampuan pertahanan, dan profesionalisme tentara di era sekarang, seperti menjunjung tinggi HAM. Selain itu, kerja sama pertahanan antar anggota ASEAN dapat memperkuat industri pertahanan dan kebijakan luar negeri negara anggota ASEAN.
Setiap negara anggota harus memperkuat profesionalisme pertahanan, menyiapkan berbagai kesiapan menghadapi ancaman seperti terorisme dan separatisme, serta harus menyiapkan keamanan yang kuat untuk menghadapi bencana alam, bantuan kemanusiaan, dan misi kemanusiaan lainnya. Sebagai negara kepulauan dan negara besar di ASEAN, Indonesia harus mewujudkan sinkronisasi ruang pertahanan dari setiap pulau, provinsi, dan kabupaten hingga kota terkecil.
ASEAN harus menjadi kawasan yang stabil dan damai serta jangkar bagi stabilitas dunia. Lebih lanjut, ASEAN harus konsisten menjunjung tinggi hukum internasional dan tidak menjadi proxy siapa pun dan negara mana pun. Contoh dari tidak menjadi proxy dari negara mana pun, seperti pertentangan Amerika Serikat dan China yang berkaitan dengan kedaulatan Taiwan. Indonesia telah mempertahankan kerja sama yang relatif moderat dengan Taiwan di bidang ekonomi dan budaya.
Pada Juni 2022, pangsa ekspor nonmigas Indonesia ke Taiwan mencapai US$690 juta, mencakup 2,82% ekspor Indonesia bulan Juni di tahun yang sama. Taiwan adalah negara tujuan terbesar kedelapan bagi ekspor Indonesia. Memang ekspor Indonesia ke Taiwan lebih kecil dibandingkan dengan China, yang mencakup 26,3% perdagangan Indonesia.
Jakarta dan Taipei juga menjalin kerja sama perdagangan timbal balik dalam produk minyak, besi dan baja, bahan baku tekstil, suku cadang mesin, dan bahan kimia. Tapi angka kerjasama dari Indonesia dan Taiwan tetap tidak signifikan dibandingkan dengan China.
Taiwan juga menjadi salah satu tujuan terpenting bagi pekerja rumah tangga Indonesia. Setidaknya ada 300.000 WNI di Taiwan, termasuk pekerja migran dan pekerja ilegal. Sedikitnya 237.000 pekerja migran tersebar di berbagai kota di Taiwan. Membandingkan hubungan Indonesia dengan China dan Taiwan, jelas mengapa kita mengerti bahwa Indonesia berpihak pada China. China memang memiliki pengaruh yang jauh lebih besar daripada Taiwan di sektor ekonomi.
Saat ini kita juga semakin melihat mekanisme hak asasi manusia regional sebagai lini pertama pencegahan dan pembelaan terhadap hak asasi manusia, yang melengkapi standar internasional. Misalnya, di benua Afrika, biasanya lembaga-lembaga regional Afrika yang menjadi penanggap pertama kudeta dan krisis di kawasan Afrika. Dalam menanggapi keprihatinan seperti Myanmar, ASEAN perlu melampaui dimensi politik dan kemanusiaannya dan mencakup pendekatan hak asasi manusia yang lebih luas.
Dalam Pernyataan Phnom Penh tentang pengadopsian Deklarasi tersebut, para pemimpin ASEAN menjelaskan bahwa kerangka hak asasi ASEAN akan tetap berpijak pada Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (UDHR) dan standar hak asasi manusia internasional. Saat ASEAN menandai peringatan ini – dan kita mendekati peringatan 75 tahun Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia – ini adalah kesempatan yang tepat bagi ASEAN untuk mempertimbangkan memperbarui dan memperkuat perangkat hak asasi manusia di kawasan ASEAN.
Kerja Sama Pertahanan ASEAN Tahun 2023
Penguatan kerja sama di bidang pertahanan dan keamanan sangat penting karena dapat membangun kepercayaan antaranggota ASEAN, kemampuan pertahanan, dan profesionalisme tentara di era sekarang, seperti menjunjung tinggi HAM. Selain itu, kerja sama pertahanan antar anggota ASEAN dapat memperkuat industri pertahanan dan kebijakan luar negeri negara anggota ASEAN.
Setiap negara anggota harus memperkuat profesionalisme pertahanan, menyiapkan berbagai kesiapan menghadapi ancaman seperti terorisme dan separatisme, serta harus menyiapkan keamanan yang kuat untuk menghadapi bencana alam, bantuan kemanusiaan, dan misi kemanusiaan lainnya. Sebagai negara kepulauan dan negara besar di ASEAN, Indonesia harus mewujudkan sinkronisasi ruang pertahanan dari setiap pulau, provinsi, dan kabupaten hingga kota terkecil.
ASEAN harus menjadi kawasan yang stabil dan damai serta jangkar bagi stabilitas dunia. Lebih lanjut, ASEAN harus konsisten menjunjung tinggi hukum internasional dan tidak menjadi proxy siapa pun dan negara mana pun. Contoh dari tidak menjadi proxy dari negara mana pun, seperti pertentangan Amerika Serikat dan China yang berkaitan dengan kedaulatan Taiwan. Indonesia telah mempertahankan kerja sama yang relatif moderat dengan Taiwan di bidang ekonomi dan budaya.
Pada Juni 2022, pangsa ekspor nonmigas Indonesia ke Taiwan mencapai US$690 juta, mencakup 2,82% ekspor Indonesia bulan Juni di tahun yang sama. Taiwan adalah negara tujuan terbesar kedelapan bagi ekspor Indonesia. Memang ekspor Indonesia ke Taiwan lebih kecil dibandingkan dengan China, yang mencakup 26,3% perdagangan Indonesia.
Jakarta dan Taipei juga menjalin kerja sama perdagangan timbal balik dalam produk minyak, besi dan baja, bahan baku tekstil, suku cadang mesin, dan bahan kimia. Tapi angka kerjasama dari Indonesia dan Taiwan tetap tidak signifikan dibandingkan dengan China.
Taiwan juga menjadi salah satu tujuan terpenting bagi pekerja rumah tangga Indonesia. Setidaknya ada 300.000 WNI di Taiwan, termasuk pekerja migran dan pekerja ilegal. Sedikitnya 237.000 pekerja migran tersebar di berbagai kota di Taiwan. Membandingkan hubungan Indonesia dengan China dan Taiwan, jelas mengapa kita mengerti bahwa Indonesia berpihak pada China. China memang memiliki pengaruh yang jauh lebih besar daripada Taiwan di sektor ekonomi.