Menyegarkan Kembali Kepemimpinan Muhammadiyah

Rabu, 16 November 2022 - 20:52 WIB
loading...
A A A
Untuk mewujudkan maksud dan tujuan tersebut, maka dalam Muktamar Muhamamdiyah ke-48 ini perlu disiapkan tim untuk kepemimpinan Muhammadiyah periode 2022-2027. Pertama, muda. Rata-rata usia pimpinan saat ini di atas 60 tahun. Dengan besarnya amal usaha Muhammadiyah dan cakupan wilayah Muhammadiyah yang tersebar dari sabang sampai Merauke, maka Muhammadiyah perlu dipimpin oleh orang-orang muda yang punya semangat dan etos kerja yang tinggi. Darah segar dari kalangan muda akan mempercepat Gerakan Muhammadiyah dalam mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Kedua, enerjik. Tak hanya muda tapi juga enerjik. Ini penting agar Gerakan Muhamamdiyah tidak mengalami kejumudan, baik dalam berpikir, bersikap maupun dalam bertindak yang lebih progresif dan berkemajuan, sehingga energi positif Muhammadiyah terus menyebar dan mengakar dimanapun eksistensinya akan diakui dunia.

Ketiga, diterima kalangan internal dan eksternal Muhammadiyah. Hal ini penting agar Muhammadiyah menjadi gerakan yang semakin inklusif, laksana matahari yang menyinari seluruh alam semesta tanpa terkecuali, sehingga eksistensi Gerakan dakwah Muhammadiyah dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh masyarakat, dengan tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras dan golongan.

Keempat, memiliki jaringan dalam dan luar negeri yang kuat dan luas. Dengan jaringan yang kuat, maka memudahkan dakwah Muhammadiyah dalam merambah berbagai kalangan dibelahan dunia manapun. Pimpinan Muhammadiyah tidak merasa canggung dan minder dalam berbicara dan bergaul dengan kalangan dunia internasional. Sehingga kiprah gerakan Islam berkemajuan semakin mendunia.

Kelima, kritis tetapi tetap santun. Sebagai Gerakan dakwah amar maruf nahi munkar (QS Al Imran 103), Muhammadiyah harus mampu menyeimbangkan antara mengajak kebaikan dan mencegah kemungkaran. Jika mengajak kebaikan, hampir semua kalangan akan menyukainya. Namun jika mencegah kemungkaran, maka mereka yang terusik kepentingannya pasti tidak suka. Karena itu, pemimpin Muhammadiyah ke depan harus kritis tapi santun dalam menyampaikannnya. Sehingga
Muhammadiyah semakin disegani, dalam percaturan kehidupan berbangsa, bernegara, dan ranah internasional.

Keenam, dekat dengan akar rumput. Dakwah Muhammadiyah kepada kaum mustadhaafin harus terus dilakukan, karena itu bagian dari jatidiri Gerakan Muhammadiyah. Karena itu, pemimpin Muhammadiyah ke depan harus mau turun bersama umat, dekat dengan akar rumput, menangis dan tertawa bersama umat. Sehingga mengendalikan organisasi dengan penuh kesungguhan tidak hanya dengan tulisan dan berwacana yang justru kadang membingungkan.

Terakhir, memiliki kualifikasi ulama-intelektual. Ini penting karena Muhammadiyah adalah organisasi sosial keagamaan. Pimpinan Muhammadiyah memiliki bacaan Al-Qur'an yang fasih dan tartil, pengetahuan keagamaan yang mendalam serta intelektual bereputasi. Sehingga dapat diandalkan dan menjadi kebanggaan bagi pimpinan dan anggota-anggotanya.

Oleh karena itu, Muktamar Muhammadiyah yang telah mengalami penundaan selama 2 tahun 8 bulan, tidak hanya harus mampu menghasilkan program-program yang dapat memajukan organisasi yang bermanfaat bagi umat dan bangsa tetapi juga harus melahirkan pemimpin Muhammadiyah yang lebih menyegarkan, enerjik dan berkemajuan untuk mencerahkan semesta. Wallahua'lam.
(abd)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1571 seconds (0.1#10.140)