Deretan Dokter Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional, Nomor 5 Merawat Bung Karno
loading...
A
A
A
Dokter Radjiman Wedyodiningrat lahir pada 21 April 1879 di Desa Melati, Kampung Glondongan, Kota Yogyakarta. Ia berhasil mengenyam pendidikan hingga ke negeri Belanda, Prancis, Inggris, dan Amerika.
Radjiman mengawali pendidikannya dengan menyelesaikan Europeesche Lagere School (ELS) pada 1893. Setelah itu, ia diterima di Sekolah Dokter Jawa di Batavia dan menyandang gelar Indisch Art pada 1899. Pada usia 20 tahun, dia berhasil memperoleh gelar doktornya di negeri Belanda.
Radjiman memulai kariernya sebagai seorang dokter saat bertugas di rumah sakit CBZ di Batavia. Ketika menjalani tugasnya, ia memperoleh banyak pengalaman sekaligus merasakan penderitaan rakyat di pedesaan. Oleh karena itu, ia menekuni profesinya sebagai dokter untuk membantu kesehatan rakyat pada masa itu.
Radjiman memperoleh gelar Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) dari Kesultanan Yogyakarta karena jasanya bertugas di sebuah rumah sakit di Yogyakarta pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Radjiman Wedyodiningrat mendapat gelar Pahlawan Nasional pada 2013.
3. Soetomo
Dokter Soetomo, yang bernama asli Subroto, lahir di Desa Ngepeh, Jawa Timur pada 30 Juli 1888. Ia mengawali perjalanan pendidikan di STOVIA Jakarta di tahun 1903. Pada saat menempuh pendidikannya di STOVIA, Soetomo bersama rekannya mendirikan organisasi Budi Utomo.
Setelah lulus dari STOVIA, Soetomo bertugas sebagai dokter pemerintahan di berbagai daerah di Jawa dan Sumatera. Berawal di Semarang, dia kemudian dipindahkan ke Tuban, Lubuk Pakam, dan akhirnya ke Malang. Ketika di Malang, ia sangat berjasa karena berhasil membasmi wabah pes.
Selama menjalani tugasnya di berbagai tempat, dia banyak melihat kesengsaraan rakyat hampir di segala penjuru wilayah Indonesia. Melihat kenyataan tersebut, rasa empati Soetomo terhadap penderitaan rakyat semakin menjadi. Karena itu, dia tidak pernah meminta bayaran pasien yang ia rawat. Atas jasanya, Soetomo diberi gelar Pahlawan Nasional pada 1961.
4. Cipto Mangunkusumo
Radjiman mengawali pendidikannya dengan menyelesaikan Europeesche Lagere School (ELS) pada 1893. Setelah itu, ia diterima di Sekolah Dokter Jawa di Batavia dan menyandang gelar Indisch Art pada 1899. Pada usia 20 tahun, dia berhasil memperoleh gelar doktornya di negeri Belanda.
Radjiman memulai kariernya sebagai seorang dokter saat bertugas di rumah sakit CBZ di Batavia. Ketika menjalani tugasnya, ia memperoleh banyak pengalaman sekaligus merasakan penderitaan rakyat di pedesaan. Oleh karena itu, ia menekuni profesinya sebagai dokter untuk membantu kesehatan rakyat pada masa itu.
Radjiman memperoleh gelar Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) dari Kesultanan Yogyakarta karena jasanya bertugas di sebuah rumah sakit di Yogyakarta pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Radjiman Wedyodiningrat mendapat gelar Pahlawan Nasional pada 2013.
3. Soetomo
Dokter Soetomo, yang bernama asli Subroto, lahir di Desa Ngepeh, Jawa Timur pada 30 Juli 1888. Ia mengawali perjalanan pendidikan di STOVIA Jakarta di tahun 1903. Pada saat menempuh pendidikannya di STOVIA, Soetomo bersama rekannya mendirikan organisasi Budi Utomo.
Setelah lulus dari STOVIA, Soetomo bertugas sebagai dokter pemerintahan di berbagai daerah di Jawa dan Sumatera. Berawal di Semarang, dia kemudian dipindahkan ke Tuban, Lubuk Pakam, dan akhirnya ke Malang. Ketika di Malang, ia sangat berjasa karena berhasil membasmi wabah pes.
Selama menjalani tugasnya di berbagai tempat, dia banyak melihat kesengsaraan rakyat hampir di segala penjuru wilayah Indonesia. Melihat kenyataan tersebut, rasa empati Soetomo terhadap penderitaan rakyat semakin menjadi. Karena itu, dia tidak pernah meminta bayaran pasien yang ia rawat. Atas jasanya, Soetomo diberi gelar Pahlawan Nasional pada 1961.
4. Cipto Mangunkusumo