Positif Covid-19 di Jatim Lampaui DKI, Penanganan Butuh Kolaborasi

Sabtu, 27 Juni 2020 - 07:27 WIB
loading...
A A A
Menurut Syahrizal, ultimatum pemerintah pusat untuk menurunkan angka kasus Covid-19 seharusnya jangan hanya di Jatim, tetapi juga di Jakarta. Risiko untuk penularan di DKI disebutnya 3,9 kali lebih besar dibandingkan Jatim. DKI Jakarta ada di urutan pertama provinsi paling berisiko penularan, sedangkan Jatim di urutan ke-17. Angka Jatim tinggi juga karena pengaruh kepadatan penduduk yang memang empat kali lebih besar dari DKI Jakarta.

“Kasus Covid-19 di DKI 106 per 100.000 jumlah penduduk. Sedangkan di Jatim, 26 per 100.000 jumlah penduduk,” sebut Syahrizal.

Dalam penanganan Covid-19, kata Syahrizal, analoginya seperti keseimbangan balon. Memang dibutuhkan keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi. Seharusnya kalau tekanan ekonomi dikurangi, maka seperti balon yang ditekan di satu bagian maka tekanan bagian lain harus lebih tinggi.

“Artinya, protokol kesehatan harus semakin ketat. Kalau dua-duanya longgar, sama saja seperti balon yang kempes,” ungkapnya.

Anggota DPR Dapil Jatim I dari Fraksi PKB Syaikhul Islam menyebut masyarakat tidak bisa disalahkan sepenuhnya di balik kasus Covid-19 yang kini “juara” nasional. Bagi dia, masyarakat sebenarnya patuh, tapi kebijakan pemerintah yang tidak konsisten.

“Masyarakat akhirnya bingung. Dari kebingungan itulah akhirnya masyarakat seperti tidak peduli begitu. Nah, kesannya kemudian tidak patuh, awal masalahnya kan di situ,” katanya kemarin.

Dia mengapresiasi arahan Presiden untuk mengurangi angka positif Covid-19 di Jatim. Persoalan Covid-19 di Jatim diakui bukan sekadar pekerjaan Pemprov Jatim, pemkab, maupun pemkot, tapi juga berkaitan dengan pemerintah pusat. (Baca juga: 3 Bulan Ditutup karena Pandemi, Pedagang hewan Bongkar Paksa Portal Pasar)

“Karena selama ini kan ada kesan juga tidak sinkron antara pusat, provinsi, dan kabupaten/kota itu. Jadi, kalau ada arahan Presiden seperti ini, kan mungkin akan memudahkan untuk sinkron,” tuturnya.

Mengenai pengendalian virus yang ditargetkan dua minggu, Syaikhul Islam mengatakan bahwa hal terpenting saat ini adalah bagaimana caranya semua pihak bahu-membahu, dan bukan saling menyalahkan satu sama lain agar angka Covid-19 di Jatim ini turun.

Mengenai masih banyak masyarakat yang tidak mengenakan masker, Syaikhul Islam mengatakan bahwa sebenarnya kondisi seperti itu tidak hanya terjadi di Jatim, tapi juga di banyak daerah lain. “Jadi bukan itu soalnya, ya memang kita ini ikhtiar, menggunakan masker bagus. Tapi, kalau dibuat ukuran bahwa karena tidak pakai masker kemudian (tidak kena Covid-19) enggak nyambung,” katanya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0865 seconds (0.1#10.140)