Pandemi Corona, IDAI Sebut Kematian Anak Indonesia Paling Banyak di Asia

Kamis, 25 Juni 2020 - 14:14 WIB
loading...
Pandemi Corona, IDAI Sebut Kematian Anak Indonesia Paling Banyak di Asia
IDAI mengungkap rentannya anak-anak Indonesia di masa pandemi virus Corona. Berdasarkan data yang dikumpulkan IDAI, ada 240 anak meninggal di masa pandemi. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengungkap betapa rentannya anak-anak Indonesia di masa pandemi virus Corona (Covid-19) . Bahkan, berdasarkan data yang dikumpulkan IDAI, ada 240 anak yang meninggal di masa pandemi ini.

(Baca juga: Angka Covid-19 Terus Meningkat Akibat Salah Memaknai New Normal)

Angka tersebut termasuk yang paling banyak di Asia atau mungkin di dunia. Anak-anak tersebut seringkali terlambat dirujuk ke rumah sakit (RS) dan masa perawatannya pun rata-rata tidak sampai 72 jam dan ada yang kurang dari 24 jam hingga akhirnya meninggal.

"Memang kalau kita lihat kasusnya ini masih meningkat. Tentulah tadi saya lihat media asing mengatakan mereka concern masalah anak," kata Ketua PP IDAI, dr. Aman Pulungan dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) di Komisi X DPR terkait kesiapan pembukaan sekolah di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (25/6/2020).

(Baca juga: Program Ketahanan Pangan Di 10 Kabupaten ini Jangan Sampai Kendor)

Saya pernah juga diwawancara dan saya nyatakan masalahnya adalah ketidakmerataan, inequality data dan pelayanan. Kita tidak bisa lihat pelayanan di Jakarta tapi gimana di provinsi lain,” kata Ketua PP IDAI, dr. Aman Pulungan dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) di Komisi X DPR terkait kesiapan pembukaan sekolah di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (25/6/2020).

Aman memaparkan, soal akses swab test yang tidak merata di sejumlah daerah. Misalnya, ada suatu provinsi yang memiliki 1.000 sampel yang masih menunggu untuk diperiksa, provinsi lain juga harus menunggu beberapa hari atau bahkan menunggu pesawat baru bisa diperiksa sampelnya.

Menurutnya, IDAI pun mencoba mengumpulkan data secara lebih terstruktur sejak Maret lalu sampai 22 Juni dari teman-teman dokter anak yang merawat, ada sekitar 204 anak yang meninggal dari kategori PDP (pasien dalam pengawasan) dan 36 anak dari yang terkonfirmasi positif.

Meskipun data itu masih lebih sedikit ketimbang data yang dikumpulkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) atau Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Angka itu termasuk yang paling tinggi di Asia.

"Jadi kalau kami lihat, yang meninggal baik PDP maupun confirmed ini 200-an makanya, kami bisa katakan untuk saat ini yang meninggal anak kita paling banyak di Asia bahkan mungkin di dunia saat ini untuk masa pandemi COVID-19. Direct atau indirect (langsung ataupun tidak langsung)," terangnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1865 seconds (0.1#10.140)