Mitigasi Perubahan Iklim, 'Now or Never'!
loading...
A
A
A
Kita perlu mengevaluasi kembali beberapa pandangan terhadap dunia yang kita tinggali. Mayoritas dari kita mungkin menerima bahwa pemanasan global sedang terjadi, namun sebagian besar masyarakat justru semakin pasrah, terlebih ketidakmampuan dalam mengatasi pemanasan global. Bahkan orang-orang yang sudah peduli pun mengalami kesulitan.
Peran publik dalam menciptakan perubahan harus dibingkai ulang. Upaya ini dimaksudkan untuk meningkatkan dukungan publik. Keterlibatan publik yang sukses dalam pemanasan global membutuhkan dukungan bersama untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, terutama bagi lingkungan.
Bagaimana perubahan dalam pemikiran dan perilaku terjadi? Apa yang diperlukan individu, organisasi, atau masyarakat untuk mengubah praktik mereka?
Terkadang emosi kerap digunakan untuk mengubah perilaku, seperti rasa bersalah, ketakutan, dan rasa malu. Sebagai contoh, menggaungkan pesan mengenai keterbatasan air di sejumlah daerah, hingga perubahan suhu ekstrem yang melanda sejumlah daerah.
Jika taktik ini tidak sukses, apa yang berhasil?Perilaku dibentuk oleh keyakinan dan nilai yang dipegang teguh tentang bagaimana dunia bekerja dan tempat kita di dalamnya. Banyak orang percaya bahwa alam memiliki kapasitas tak terbatas untuk menyediakan sumber daya bagi manusia dan juga kapasitas tak terbatas untuk menyerap limbah. Akibatnya dalam budaya kita menganut model Ambil-Buat-Sampah (Take-Make-Waste Model).
Orang yang menganut pandangan di atas secara otomatis merespons informasi yang tampak kontradiktif dengan mengabaikan, menyangkal, atau menantangnya. Mereka juga terus melakukan kebiasaan menghasilkan emisi, bahkan jika hal tersebut dapat merusak diri sendiri.
Untuk membantu individu, organisasi, dan masyarakat menantang pikiran dan perilaku otomatis mereka, outreach strategic harus memasukkan tiga elemen dasar perubahan. Dari berhenti merokok hingga mempromosikan perusahaan keberlanjutan. Program perubahan perilaku yang sukses menggambarkan bahwa harus ada tekanan, efikasi, dan manfaat yang cukup untuk membuat perubahan yang berarti (Pike dkk, 2010).
Merujuk kepada kisi-kisi di atas, masihkah kita bisa berdiam diri dan berasumsi bahwa bumi dan lingkungan sekitar baik-baik saja?
Sebagai institusi pendidikan yang berfokus dan peduli akan energi dan lingkungan, Universitas Pertamina mengajarkan kepada mahasiswanya untuk sadar, tahu, dan mampu menyusun outreach strategies dalam pengurangan pemanasan global dan mitigasi Perubahan Iklim yang nyata dan berdampak dalam mata kuliah Climate Change and Environmental Communication.
Upaya lainnya adalah pada ranah penelitian dan kontribusi kepada kemaslahatan masyarakat melalui proyek Carbon Capture Utilization and Storage/CCUS (Tangkap Simpan dan Penggunaan Karbon). Proyek tersebut akan dilaksanakan dalam waktu dekat di Indonesia sebagai yang pertama di Kawasan Asia Tenggara.
Peran publik dalam menciptakan perubahan harus dibingkai ulang. Upaya ini dimaksudkan untuk meningkatkan dukungan publik. Keterlibatan publik yang sukses dalam pemanasan global membutuhkan dukungan bersama untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, terutama bagi lingkungan.
Bagaimana perubahan dalam pemikiran dan perilaku terjadi? Apa yang diperlukan individu, organisasi, atau masyarakat untuk mengubah praktik mereka?
Terkadang emosi kerap digunakan untuk mengubah perilaku, seperti rasa bersalah, ketakutan, dan rasa malu. Sebagai contoh, menggaungkan pesan mengenai keterbatasan air di sejumlah daerah, hingga perubahan suhu ekstrem yang melanda sejumlah daerah.
Jika taktik ini tidak sukses, apa yang berhasil?Perilaku dibentuk oleh keyakinan dan nilai yang dipegang teguh tentang bagaimana dunia bekerja dan tempat kita di dalamnya. Banyak orang percaya bahwa alam memiliki kapasitas tak terbatas untuk menyediakan sumber daya bagi manusia dan juga kapasitas tak terbatas untuk menyerap limbah. Akibatnya dalam budaya kita menganut model Ambil-Buat-Sampah (Take-Make-Waste Model).
Orang yang menganut pandangan di atas secara otomatis merespons informasi yang tampak kontradiktif dengan mengabaikan, menyangkal, atau menantangnya. Mereka juga terus melakukan kebiasaan menghasilkan emisi, bahkan jika hal tersebut dapat merusak diri sendiri.
Untuk membantu individu, organisasi, dan masyarakat menantang pikiran dan perilaku otomatis mereka, outreach strategic harus memasukkan tiga elemen dasar perubahan. Dari berhenti merokok hingga mempromosikan perusahaan keberlanjutan. Program perubahan perilaku yang sukses menggambarkan bahwa harus ada tekanan, efikasi, dan manfaat yang cukup untuk membuat perubahan yang berarti (Pike dkk, 2010).
Merujuk kepada kisi-kisi di atas, masihkah kita bisa berdiam diri dan berasumsi bahwa bumi dan lingkungan sekitar baik-baik saja?
Sebagai institusi pendidikan yang berfokus dan peduli akan energi dan lingkungan, Universitas Pertamina mengajarkan kepada mahasiswanya untuk sadar, tahu, dan mampu menyusun outreach strategies dalam pengurangan pemanasan global dan mitigasi Perubahan Iklim yang nyata dan berdampak dalam mata kuliah Climate Change and Environmental Communication.
Upaya lainnya adalah pada ranah penelitian dan kontribusi kepada kemaslahatan masyarakat melalui proyek Carbon Capture Utilization and Storage/CCUS (Tangkap Simpan dan Penggunaan Karbon). Proyek tersebut akan dilaksanakan dalam waktu dekat di Indonesia sebagai yang pertama di Kawasan Asia Tenggara.