Kritik Erick Thohir, Adian Napitupulu Ditantang Buka Data

Senin, 15 Juni 2020 - 10:45 WIB
loading...
Kritik Erick Thohir, Adian Napitupulu Ditantang Buka Data
Sekretaris Jenderal Komite Rakyat Nasional-Jokowi (Kornas-Jokowi), Akhrom menilai ucapan Anggota Komisi I DPR, Adian Napitulu tentang utang BUMN mencapai Rp5.600 triliun menyesatkan. Foto/SINDOphoto
A A A
JAKARTA - Sekretaris Jenderal Komite Rakyat Nasional-Jokowi (Kornas-Jokowi), Akhrom menilai ucapan Anggota Komisi I DPR, Adian Napitulu tentang utang BUMN mencapai Rp5.600 triliun menyesatkan.

“Sebagai anggota DPR RI, kita bisa meyakini Adian bisa mengakses data yang valid tapi sebagai sebuah tulisan harusnya beliau mencantumkan sumber datanya dari mana?” ujar Akhrom dalam siaran persnya, Minggu (14/6/2020). (Baca juga: Andre Rosiade Pertanyakan Maksud Kritikan Adian Napitulu ke Erick Thohir)

Sebelumnya, Adian Napitupulu menyebutkan utang BUMN mencapai Rp5.600 triliun jumlah itu dinilai lebih besar dibandingkan utang Malaysia. Usai Adian mengatakan demikian, Akhrom menelusuri jejaring pemberitaan di Indonesia. Hasilnya tak ada satupun berita yang menyebutkan utang Indonesia sebesar nominal yang disebutkan Adian.

Selain itu ia merujuk data dari kementerian BUMN, total utang BUMN mencapai Rp1.600 triliun atau setara dengan USD98 miliar pada kuartal ke III/2020. Jumlah tersebut mengalami kenaikan 15% dari tahun sebelumnya.

Tapi utang itu bukan tanggung jawab menteri yang sekarang. Sebab Erick Thohir yang diketahui sebagai Menteri BUMN belum genap menjabat setahun.

Lain halnya dengan data dari Bank Indonesia (BI) yang mencatat total utang BUMN RI pada Maret 2020 mencapai USD55,4 miliar, jika meggunakan kurs referensi BI (JISDOR) hari ini di level Rp14.909/USD maka nilai utang BUMN setara dengan Rp825,97 triliun.

Selain kurang validnya tulisan Adian tentang utang BUMN, Akhrom juga menyikapi tulisan Adian tentang membandingkan utang BUMN dengan sebuah negara. Menurutnya, besarnya utang luar negeri sebuah negara diukur dengan rasio pada PDB negara tersebut. Rasio itu dapat dibandingkan dengan negara lainnya.

Seperti, pada akhir tahun 2019 rasio utang luar negeri Indonesia sebesar 29,8% dari produk domestik bruto (PDB).

“Ini masih relative cukup aman, dan bila diperbandingkan dengan negara lainnya seperti rasio utang Pilipina mencapai 38,9 persen dari PDB, selain itu Malaysia sebesar 55,6 persen dari PDB, dan Singapura sebesar 113,6 persen dari PDB. Ini Rasio Utang RI dan Negara Tetangga,” tantang Akhrom.

Akrom juga mengkritisi ucapan Adian terkait Pengangkatan Pensiunan sebagai pejabat BUMN, menurut Akhrom secara umum dirinya setuju apabila generasi muda lebih diberikan kesempatan berkarir di BUMN. Namun hal ini tentu saja tak menutup orang usia pensiun yang tentunya profesional dan kompetensinya serta rekam jejak baik untuk diangkat memimpin sebuah BUMN atau sebagai komisarisnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1080 seconds (0.1#10.140)