Wujudkan Kesetaraan Ekosistem Media

Rabu, 09 Februari 2022 - 12:12 WIB
loading...
A A A
"Melek teknologi digital adalah keharusan, termasuk bijak bermedia sosial. Media massa harus membantu menyediakan konten-konten mendidik untuk tujuan tersebut. Akhir kata, saya ingin mengucapkan Selamat Hari Pers Nasional 2022 kepada seluruh insan pers Indonesia," ucapnya.

Baca juga: Jokowi Berterima Kasih Pers Nasional Bangun Optimisme Hadapi Pandemi

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny Gerard Plate meyakini, cepat atau lambat, media arus utama akan bertransformasi menyesuaikan kemajuan teknologi digital. Kita bisa melihat koran, radio, maupun televisi sekarang hampir semua memiliki versi digitalnya. Hal ini, sejalan dengan cepatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang dibarengi kemudahan akses internet di tengah masyarakat.

"Namun perlu disadari bahwa karakteristik masyarakat Indonesia beragam, termasuk dalam hal penggunaan media komunikasi. Sebagian masyarakat sudah terbiasa menggunakan media digital, namun sebagian lagi, terutama yang tinggal di wilayah perdesaan, masih banyak yang menggunakan media konvensional," katanya.

Johnny membeberkan, berdasarkan survei Status Literasi Digital di Indonesia 2021 yang dilakukan oleh Kemenkominfo dan Katadata Insight Center, ada 73% masyarakat menjadikan media sosial sebagai sumber informasi paling sering diakses. Hanya 59,7% responden memilih televisi sebagai sumber informasi, serta media cetak dan radio yang masing-masing mencapai 4%. Akan tetapi, survei yang sama menunjukkan bahwa televisi menjadi sumber informasi paling dipercaya dengan besaran 47%, kemudian disusul media sosial 22,4%.

"Dari data tersebut, terlihat bahwa kontribusi media massa mainstream sebagai sumber informasi masyarakat saat ini masih signifikan. Gempuran informasi melalui media sosial dan media digital adalah sesuatu yang tidak terelakkan, akan tetapi membutuhkan waktu hingga seluruh masyarakat memiliki kesiapan untuk beralih ke media digital. Pada titik tersebut, keberadaan media mainstream masih diperlukan," papar Johnny.

Seiring munculnya digitalisasi media massa, kuantitas isi media massa dipastikan akan meningkat secara eksponensial. Hal ini terjadi karena adanya kemudahan dalam proses produksi dan distribusi konten. Namun, dari sisi kualitas justru cenderung menurun. Kecenderungan ini terjadi karena media digital umumnya lebih mengutamakan kecepatan, engagement, dan masif, daripada kualitas konten. "Hal ini akan berpengaruh terhadap kualitas media massa secara keseluruhan," ungkapnya.

Johnny menuturkan, tantangan terbesar yang dihadapi media massa saat ini adalah ketidaksiapan media konvensional untuk beradaptasi dan bertransformasi menjadi media berbasis digital. Media yang bertahan dengan format dan pola kerja konvensional diproyeksikan akan mengalami kesulitan untuk bertahan hidup.

Mantan anggota Komisi XI DPR ini menekankan, upaya mengatasi tantangan tersebut dapat dilakukan setidaknya melalui tiga cara. Pertama, dengan melakukan pemberdayaan internal. Upaya ini dilakukan agar organisasi media memiliki kesiapan baik secara sistem maupun sumber daya untuk berubah menjadi media yang lebih adaptif dan kompetitif di tengah dinamika perubahan zaman.

Kedua, mengutamakan kualitas isi di atas komersialitas dengan tetap mengedepankan prinsip-prinsip pemenuhan informasi dan edukasi masyarakat. Ketiga, membangun relasi yang setara dan kerja sama yang saling menguntungkan antara media mainstream dan platform digital.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1277 seconds (0.1#10.140)