KPK Minta Putri Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi Tak Beropini Berdasar Asumsi

Senin, 10 Januari 2022 - 06:23 WIB
loading...
KPK Minta Putri Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi Tak Beropini Berdasar Asumsi
Juru Bicara KPK Ali Fikri meminta Ketua DPD Golkar Kota Bekasi Ade Puspitasari yang juga merupakan anak Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi tidak asal bicara. Foto/ist
A A A
JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK ) mengingatkan kepada Ketua DPD Golkar Kota Bekasi, Ade Puspitasari agar tidak asal berkomentar. Putri Kandung Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi itu juga diultimatum untuk tidak beropini berdasarkan asumsi atau persepsi yang keliru.

"Kami mengingatkan pihak-pihak agar tidak beropini dengan hanya berdasarkan persepsi dan asumsi yang keliru atau sengaja dibangun," tegas Plt Juru Bicara KPK, Ali Fikri melalui pesan singkatnya, Senin (10/1/2022).

Hal itu diingatkan Ali setelah video protes Ade Puspitasari terkait penangkapan KPK terhadap Rahmat Effendi viral di media sosial (medsos). Dalam video yang viral, Ade sempat protes soal Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK terhadap Ayahnya, Rahmat Effendi.

Ade menyebut penangkapan ayahnya bukan bagian dari OTT. Sebab, ia menilai tidak ada uang yang diamankan dari tangan Rahmat Effendi. Ade juga mengklaim banyak saksi yang melihat proses penangkapan terhadap ayahnya. "Saksinya banyak, semua di rumah itu saksi semua bagaimana pak wali itu dijemput di rumah. Bagaimana pak wali hanya bawa badan, KPK hanya bawa badan pak wali, tidak bawa uang seperserpun," ungkap Ade, dikutip dari video yang viral.

"Logikanya OTT, saya ada transaksi, bang saya serahkan, saya kegep, bener engga? Ini tidak ada, bahwa pak wali beserta KPK tidak membawa uang dari pendopo," imbuhnya.



Menurut Ade, uang miliaran rupiah yang diamankan KPK saat OTT di Bekasi bukan berasal dari Rahmat Effendi. Tak hanya itu, Ade juga menuding KPK memang sedang mengincar 'kuning' yang identik dengan Partai Golkar terkait penangkapan dan penetapan tersangka Rahmat Effendi.

"Memang ini pembunuhan karakter, memang ini kuning sedang diincar, kita tahu sama tahu siapa yang sikat kuning, tapi nanti di 2024 jika kuning koalisi dengan orens, mati lah yang warna lain," pungkasnya.

Menurut Ali, pernyataan Ade Puspitasari tersebut kontraproduktif dan berpotensi membuat kegaduhan pada publik. Ali pun menekankan bahwa setiap penanganan perkara korupsi, termasuk kasusnya Rahmat Effendi, tidak berkaitan dengan latar belakang sosial dan politik.

"Ujaran kontraproduktif seperti itu hanya akan memicu kesalahpahaman publik dan membuat gaduh proses penegakkan hukum yang telah taat azas. "Penanganan perkara oleh KPK tidak pandang bulu dan tentu tidak terkait karena latar belakang sosial politik pelakunya," kata Ali.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1596 seconds (0.1#10.140)