SMRC Sebut Target Golkar Menang Pileg 20% Bukan Hal Mustahil
loading...
A
A
A
"Saya kira paling potensial ketua umum sendiri Pak Airlangga Hartarto. Tantangannya dari sisi penerimaan publik, tetapi ada temuan mulai ada perkembangan," jelasnya.
Saidiman juga menilai, kekuatan utama Airlangga yakni Menko Perekonomian itu relatif diterima oleh elite. Airlangga tidak memiliki konflik dengan siapa pun dan bisa berkomunikasi dengan siapa saja.
"Tidak terlalu banyak bicara tetapi bekerja dan menurut saya itu disukai oleh para elite. Terbukti di Golkar itu, selama dia memimpin tidak ada goncangan yang berarti," ujarnya.
Partai Golkar kata dia, juga dimungkinkan membangun koalisi dengan partai-partai lainnya yang eks -Golkar. Meski tidak bisa dipungkiri masih ada peluang berkoalisi dengan PDIP.
Namun itu kembali kepada PDIP dan Gerindra yang selama ini berpeluang mengusung pasangan Prabowo Subianto- Puan Maharani.
"Koalisi PDI-P dan Gerindra justru ada peluang tetapi tidak besar. Karena kalau berkoalisi dengan Gerindra, pertanyaannya siapa yang akan dicalonkan sebagai presiden? apakah Prabowo? Apakah PDIP sebagai partai terbesar, mau menerima partai lain menjadi calon presiden?," ungkapnya.
Sadiman mengakui ketiga partai besar yakni Partai PDIP, Partai Gerindra dan Partai Golkar menjadi yang terdepan dalam pencalonan presiden dan wakil presiden Pilpres 2024.
Namun ia menegaskan, keputusan partai mendukung capres mungkin juga akan berpengaruh pada pilihan politik para kader.
"Di dalam survei kita, kalau suatu partai memutuskan calon yang tidak dikehendaki oleh pemilih partai itu, boleh jadi si pemilih partai ini pindah. Jadi loyalitas pemilih terhadap partai itu kan rendah," tutupnya.
Saidiman juga menilai, kekuatan utama Airlangga yakni Menko Perekonomian itu relatif diterima oleh elite. Airlangga tidak memiliki konflik dengan siapa pun dan bisa berkomunikasi dengan siapa saja.
"Tidak terlalu banyak bicara tetapi bekerja dan menurut saya itu disukai oleh para elite. Terbukti di Golkar itu, selama dia memimpin tidak ada goncangan yang berarti," ujarnya.
Partai Golkar kata dia, juga dimungkinkan membangun koalisi dengan partai-partai lainnya yang eks -Golkar. Meski tidak bisa dipungkiri masih ada peluang berkoalisi dengan PDIP.
Namun itu kembali kepada PDIP dan Gerindra yang selama ini berpeluang mengusung pasangan Prabowo Subianto- Puan Maharani.
"Koalisi PDI-P dan Gerindra justru ada peluang tetapi tidak besar. Karena kalau berkoalisi dengan Gerindra, pertanyaannya siapa yang akan dicalonkan sebagai presiden? apakah Prabowo? Apakah PDIP sebagai partai terbesar, mau menerima partai lain menjadi calon presiden?," ungkapnya.
Sadiman mengakui ketiga partai besar yakni Partai PDIP, Partai Gerindra dan Partai Golkar menjadi yang terdepan dalam pencalonan presiden dan wakil presiden Pilpres 2024.
Namun ia menegaskan, keputusan partai mendukung capres mungkin juga akan berpengaruh pada pilihan politik para kader.
"Di dalam survei kita, kalau suatu partai memutuskan calon yang tidak dikehendaki oleh pemilih partai itu, boleh jadi si pemilih partai ini pindah. Jadi loyalitas pemilih terhadap partai itu kan rendah," tutupnya.
(maf)