New Normal Sosialisasi Pilkada 2020

Rabu, 03 Juni 2020 - 17:24 WIB
loading...
A A A
Sisi lain dari Covid-19 yang layak kita perhatikan adalah cara pemerintah menggerakkan influencer untuk memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. Pintu masuk yang digunakan adalah media sosial. Sosialisasi dan edukasi yang disampaikan bisa masuk lewat genggaman, dibaca oleh pemilih dengan waktu seksama dan sesingkat-singkatnya.

Derasnya informasi lewat media sosial tentang pencegahan Covid-19 mampu membuat masyarakat kita akrab dengan masker, hand sanitizer, disenfektan, thermal gun, dan sebagainya. Bahkan barangkali di antara kita kerap menemukan seorang pengendara sepeda motor menggunakan masker tanpa helm. Artinya edukasi menggunakan masker sudah masuk ke relung keseharian masyarakat.

Cara kerja virus yang cepat menyebar dan peran influencer di media sosial adalah beberapa hal yang layak untuk diduplikasi dalam sosialisasi pilkada dengan protokol pencegahan Covid-19. Lantas, siapa yang bisa melakukannya?

Agen Publik Health
Antonio Giddens dalam strukturasi berusaha membagi secara seimbang antara agen dan struktur. Dalam situasi pilkada ditengah pandemi, kita perlu aktivasi dan optimalisasi agensi untuk bisa mempengaruhi situasi sosial.

Siapa agensi yang bisa diperankan untuk sosialisasi pilkada new normal? Para penyelenggara pemilu dari semua tingkatan sudah mestidan wajib menjadi penyampai sosialisasi. Menggunakan influencer memang salah satu opsi.

Namun yang dekat dan mudah sebenarnya memanfaatkan jaringan kader pengawas partisipatif yang disemai Bawaslu melalui Sekolah Kader Pengawas Partisipatif (SKPP) dan relawan demokrasi yang dimiliki KPU. Tahun ini, ada 20.000 lebih masyarakat yang ikut mendaftar sebagai kader pengawas partisipatifnya Bawaslu. Mereka tersebar di seluruh wilayah di Indonesia.

Jaringan generasi milenial yang ada di penyelenggara pemilu iniperlu digerakkan untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang pilkada berprotokol Covid-19. Kita perlu memberikan kepercayaan dan tugas baru kepada jaringan kader pengawas dan relawan untuk aktif sosialisasi Pilkada di tengah pandemi.

Selama ini jaringan generasi milenial yang dimiliki oleh Bawaslu dan KPU melakukan sosialisasi dalam kondisi normal. Fokus kerjanya adalah mengabarkan tentang pentingnya ikut mengawasi pesta demokrasi dan menjadi bagian dari pemilih yang cerdas.

Relawan demokrasi dari KPU biasanya terdiri dari sejumlah perwakilan dan segmentasi pemilih. Mulai dari keluarga, pemilih pemula, kelompok agama, kelompok perempuan, penyandang disabilita dan kaum marginal. Tugasnya adalah sebagai pelopor dalam segmentasi pemilih.

Sementara kader pengawas partisipatif di Bawaslu diharapkan memiliki peran aktif dalam mengawasi pemilu/pilkada. Tidak hanya mengajak pemilih datang ke TPS, tetapi juga mengawasi proses pilkada yang sedang berjalan. Baik dalam konteks pencegahan maupun dalam melaporkan pelanggaran.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2494 seconds (0.1#10.140)