Airlangga Hartarto: Kalau Dikasih Kendor, Kasus Positif Bisa Meledak Lagi!

Kamis, 09 September 2021 - 11:52 WIB
loading...
A A A
Airlangga juga menyatakan upaya pemerintah yang secara konsisten membahas masalah COVID-19 ini. Bahkan, rapat dengan Presiden Joko Widodo selalu dilakukan minimal dua kali dalam seminggu. Selain itu juga ada rapat dengan pemerintah daerah. "Jadi dalam satu minggu, kita rapat tentang COVID-19 ini tiga hari," kata Airlangga.

Lewat berbagai rapat ini, Airlangga menyatakan pemerintah pusat pun memiliki data yang detil tentang kasus COVID-19 secara nasional. Namun data itu juga tergantung input dari daerah. "Input salah ya akhirnya salah. Kita bisa cek tingkat positif ini dengan bed occupancy ratio," ucap Airlangga.

Semisal tingkat kasus aktif semisal di Sumut saat ini, 15.685, maka pemda dan kabupaten/kota diminta untuk menghitung kasus dalam 21 hari terakhir. Kalau dalam 21 hari angkanya masih bertahan, disimpulkan ada sesuatu yang salah. Karena dalam 21 hari itu, harus diketahui apakah pasien sembuh atau meninggal. "Dua-duanya dari data ini, pusat tidak dapat," jelas Airlangga.

Khusus untuk Sumut, angka kasus aktif saat ini masih di atas 4.000, yang datanya dianggap masih sangat tinggi di atas kebanyakan provinsi di luar Jawa dan Bali. Diharapkan data kasus aktif di Sumut ini tidak bertahan di nomor dua secara nasional.

Jika dibandingkan dengan beberapa negara lain, kasus kematian di Indonesia yang tinggi menjadi sebuah perhatian. Di AS, kasus puncaknya mencapai 251.000 per hari. Saat ini hanya 153.000 per hari. Namun, kasus kematian di AS hanya 1,4 persen saja. Bahkan, pada 8 September kasus kematiannya turun 0,89 persen saja.

"Artinya, kasus di AS tetap naik, tetap kasus kematiannya kini mendekati nol. Ini dikarenakan mereka sudah melakukan vaksinasi," kata Airlangga.

Hal sama juga terjadi di Inggris, yang kasus aktifnya mencapai 59.000 pada 8 September 2021, namun tingkat kematiannya 0,2 persen.

Menurut Airlangga, ini yang harus diperhatikan dan dipelajari oleh Indonesia dari negara itu. Mengapa tingkat kasus aktif naik, namun tingkat kematian bisa rendah. "Jawabannya hanya satu: Vaksinasi," ungkap Airlangga.

Inilah yang diminta oleh Presiden Jokowi, untuk menekan kasus kematian dan mengubah pandemi Covid-19 ini menjadi endemi, kuncinya adalah peningkatan vaksinasi.

Penting bagi pemerintah pusat untuk terus mengingatkan daerah agar tidak lengah dalam penanganan pandemi ini. Sebagai contoh, negara yang sudah divaksin lebih dari 60 persen seperti AS, Inggris dan Israel, nyatanya masih terdapat kenaikan kasus aktifnya naik lagi.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1806 seconds (0.1#10.140)