HUT ke-76 RI, Dubes Sukmo Harsono: Bangsa Kita Diuji Dua Wabah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Hari ini bangsa Indonesia memperingati HUT ke-76 RI . Menurut Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Panama merangkap Honduras, Kosta Rika, dan Nikaragua Sukmo Harsono , 17 Agustus selalu menjadi salah satu hari paling istimewa bagi rakyat Indonesia.
Sukmo mengatakan, peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia bukan sekadar gerbang emas pembebasan Indonesia dari sebuah kolonialisme yang sangat lama (3,5 abad). "Tetapi awal dari sebuah perjalanan baru sebagai bangsa untuk mencapai sebuah kehidupan yang lebih baik," ujar Sukmo Harsono kepada SINDOnews, Senin (16/8/2021).
Menurut Sukmo, 76 tahun untuk sebuah bangsa masihlah muda. Dia menilai masih banyak pekerjaan rumah yang belum diwujudkan sesuai cita-cita yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 dan belum terealisasinya pengamalan Pancasila dalam kehidupan saat ini.
"Bahkan pada usia ke-76 ini, bangsa kita diuji dengan dua wabah. Wabah media sosial yang penuh dengan hasutan, tipu-tipu atau hoax, fitnah dan saling menyerang dengan sesama anak bangsa dengan sangat tdak pantas. Dan kedua, adalah wabah Covid-19," ujar politikus Partai Bulan Bintang (PBB) ini.
Sukmo mengatakan, kedua wabah itu menjadi momok saat ini yang harus segera diangkat dari kehidupan bangsa Indonesia. "Selebihnya tidak ada yang lebih pantas diucapkan selain rasa syukur atas nikmat dan rahmat Allah SWT atas segala kenikmatan kepada bangsa Indonesia, negara yang besar, subur dan teramat sangat indah dibanding negara-negara lain," tuturnya.
Dan sebagai wujud rasa syukur itu, kata dia, dengan mengelola bangsa ini secara benar, menghormati perbedaan, dan pemerataan pembangunan yang cepat dan berkeadilan.
Sementara itu, perlombaan 17 Agustusan merupakan salah satu kegiatan yang dinanti masyarakat Indonesia. Sukmo pun punya beberapa lomba favorit 17 Agustusan semasa kecil. Salah satunya adalah lomba balap karung. "Balap karung itu juara yang saya raih, teknik meletakkan kaki di kedua ujung karung membuat saya lari kecil-kecil, tapi lebih cepat dibanding loncat-loncat," ujar Sukmo.
"Kemudian, lomba memasukkan benang dalam jarum serta lomba makan kerupuk adalah tiga lomba masa kecil yang amat saya rasakan hingga saat ini sebagai sebuah perayaan yang unik, yamg mungkin satu-satunya di dunia, hanya ada di Indonesia," pungkas Sukmo.
Sukmo mengatakan, peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia bukan sekadar gerbang emas pembebasan Indonesia dari sebuah kolonialisme yang sangat lama (3,5 abad). "Tetapi awal dari sebuah perjalanan baru sebagai bangsa untuk mencapai sebuah kehidupan yang lebih baik," ujar Sukmo Harsono kepada SINDOnews, Senin (16/8/2021).
Menurut Sukmo, 76 tahun untuk sebuah bangsa masihlah muda. Dia menilai masih banyak pekerjaan rumah yang belum diwujudkan sesuai cita-cita yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 dan belum terealisasinya pengamalan Pancasila dalam kehidupan saat ini.
"Bahkan pada usia ke-76 ini, bangsa kita diuji dengan dua wabah. Wabah media sosial yang penuh dengan hasutan, tipu-tipu atau hoax, fitnah dan saling menyerang dengan sesama anak bangsa dengan sangat tdak pantas. Dan kedua, adalah wabah Covid-19," ujar politikus Partai Bulan Bintang (PBB) ini.
Sukmo mengatakan, kedua wabah itu menjadi momok saat ini yang harus segera diangkat dari kehidupan bangsa Indonesia. "Selebihnya tidak ada yang lebih pantas diucapkan selain rasa syukur atas nikmat dan rahmat Allah SWT atas segala kenikmatan kepada bangsa Indonesia, negara yang besar, subur dan teramat sangat indah dibanding negara-negara lain," tuturnya.
Dan sebagai wujud rasa syukur itu, kata dia, dengan mengelola bangsa ini secara benar, menghormati perbedaan, dan pemerataan pembangunan yang cepat dan berkeadilan.
Sementara itu, perlombaan 17 Agustusan merupakan salah satu kegiatan yang dinanti masyarakat Indonesia. Sukmo pun punya beberapa lomba favorit 17 Agustusan semasa kecil. Salah satunya adalah lomba balap karung. "Balap karung itu juara yang saya raih, teknik meletakkan kaki di kedua ujung karung membuat saya lari kecil-kecil, tapi lebih cepat dibanding loncat-loncat," ujar Sukmo.
"Kemudian, lomba memasukkan benang dalam jarum serta lomba makan kerupuk adalah tiga lomba masa kecil yang amat saya rasakan hingga saat ini sebagai sebuah perayaan yang unik, yamg mungkin satu-satunya di dunia, hanya ada di Indonesia," pungkas Sukmo.
(zik)