Obat untuk Terapi COVID-19 Langka, Menkes Harusnya Minta Maaf ke Rakyat

Sabtu, 31 Juli 2021 - 21:46 WIB
loading...
Obat untuk Terapi COVID-19 Langka, Menkes Harusnya Minta Maaf ke Rakyat
Menkes, Budi Gunadi Sadikin seharusnya meminta maaf ke rakyat terkait kurangnya alat kesehatan di rumah sakit serta kelangkaan obat di apotek untuk penanganan pasien COVID-19. Foto/BNPB
A A A
JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin seharusnya meminta maaf ke rakyat terkait kurangnya alat kesehatan di rumah sakit serta kelangkaan obat di apotek untuk penanganan pasien COVID-19 .

“Menkes sebaiknya mengevaluasi kinerjanya dan turun ke lapangan. Untuk kasus habisnya obat untuk penanganan COVID-19, ia harus minta maaf ke rakyat,” ujar mantan Kepala Sekretariat Direktorat Relawan Tim Kampanye Nasional (TKN ) Jokowi, Jay Octa dalam keterangan tertulis, Sabtu (31/7/2021).

Sebelumnya, pada 23 Juli lalu Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke apotek di Bogor, Jawa Barat. Mantan Wali Kota Solo itu mengecek ketersediaan beberapa obat terapi COVID-19, misalnya antivirus Oseltavimir. Ternyata stok obat tersebut kosong.

“Di apotek yang berjarak sekitra 15 menit dari kediaman Presiden saja obat (untuk pasien COVID-19) tidak ada. Bagaimana dengan yang di daerah-daerah,” kata Jay.

Dia menegaskan Menkes seharusnya bisa menterjemahkan apa yang diinginkan Presiden Jokowi. Bukan malahan Presiden yang harus sampai memantau stok obat di level apotek.

“Menteri itu pembantu Presiden, jangan hanya memonitor kondisi lapangan secara virtual, melalui zoom saja. Datangi rumah sakit dan apotek-apotek. Tidak etis Presiden harus turun jauh ke bawah, sedangkan itu kan tanggung jawab Menteri Kesehatan,” tandas Jay.

Soal tingginya angka kematian karena COVID 19 di Indonesia belakangan ini, menurut Jay Octa, tidak bisa dilepaskan dari peran Kementerian Kesehatan (Kemenkes). “Tingkat kematian murni tanggung jawab Kemenkes sebagai leading sector penanganan teknis. Menkes jangan cuci tangan mencari kambing hitam, “ kata Jay.

Kemenkes, lanjut Jay, juga mesti memberi perhatian lebih pada pasien COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri. “Karena banyak dari mereka yang melakukan isoman yang akhirnya tidak tertolong,” pungkasnya.
(kri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1565 seconds (0.1#10.140)