Mengejar Target 2 Juta Vaksinasi Per Hari
loading...
A
A
A
Mantan Direktur WHO Asia Tenggara sekaligus mantan direktur jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan ini melanjutkan, aspek kedua yang perlu diperhatian dalam susesnya program vaksinasi ke depan di Indonesia adalah kemudahan pemberian vaksinasi bagi masyarakat.
Untuk ini, Tjandra mengapresiasi beberapa penyederhanaan prosedur dalam beberapa hari belakangan ini. Seperti misalnya bisa langsung datang tanpa mendaftar, lokasi vaksinasi yang lebih banyak sehingga mudah dijangkau dan juga keterlibatan berbagai sektor, baik swasta maupun TNI/POLRI untuk menyelenggarakan vaksinasi di lapangan.
"Kemudahan bagi masyarakat harus terus dipertahankan dan ditingkatkan. Dalam hal ini dapat disampaikan bahwa India sudah berhasil memvaksinasi 8 juta orang dalam satu hari. Kalau penduduk Indonesia katakanlah sekitar seperempat penduduk India maka target vaksinasi 2 juta atau setidaknya lebih dari 1 juta sehari memang sesuatu yang laik dicapai," ungkapnya.
Aspek ketiga, yang perlu diantisipasi oleh pemerintah bersama pihak-pihak terkait adalah kemungkinan kesulitan vaksinasi pada kelompok masyarakat tertentu, setidaknya pada dua area. Pertama, mereka yang tinggal di tempat terpencil dan kepulauan, yang akan perlu transportasi jalan kaki atau naik perahu beberapa jam mencapai lokasi vaksinasi.
Karena itu, perlu ada mekanisme khusus bagi warga kita di semua pelosok negeri agar sebanyak mungkin mendapat perlindungan terhadap Covid-19. Kedua, kelompok masyarakat yang masih menolak divaksin karena berbagai alasannya.
"Untuk ini maka penyuluhan terus menerus perlu dilakukan, termasuk juga tentunya pendekatan melalui tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat," tegasnya.
Selanjutnya aspek keempat yang juga perlu diantisipasi adalah perkembangan varian baru, baik yang sekarang tergolong “Variant of Concern” (VOC) dari WHO atau kalau nanti mungkin ada varian-varian lebih baru lagi.
Dia menambahkan, varian Delta Plus yang sekarang mulai meningkat di India, misalnya, dari berbagai VOC yang sudah ada di Indonesia, maka varian Delta lah yang paling banyak ditemukan, dan sudah dilaporkan ada di berbagai propinsi pula.
Saat ini, pembahasan dunia tentang dampak varian Delta terhadap efikasi vaksin, masih terus bergulir dari waktu ke waktu sesuai hasil penelitian yang ada.
"Data dari Inggris menunjukkan ada sedikit penurunaan efektifitas vaksin Pfizer BioNTech dan AstraZeneca terhadap varian Delta. Data efikasi vaksin Pfizer BioNTech adalah 93.4% terhadap varian Alfa dan 87.9% terhadap varian Delta. Angkanya untuk vaksin AstraZeneca adalah 66.1% terhadap Alfa dan juga sedikit lebih rendah (59.8%) terhadap Delta," paparnya.
Untuk ini, Tjandra mengapresiasi beberapa penyederhanaan prosedur dalam beberapa hari belakangan ini. Seperti misalnya bisa langsung datang tanpa mendaftar, lokasi vaksinasi yang lebih banyak sehingga mudah dijangkau dan juga keterlibatan berbagai sektor, baik swasta maupun TNI/POLRI untuk menyelenggarakan vaksinasi di lapangan.
"Kemudahan bagi masyarakat harus terus dipertahankan dan ditingkatkan. Dalam hal ini dapat disampaikan bahwa India sudah berhasil memvaksinasi 8 juta orang dalam satu hari. Kalau penduduk Indonesia katakanlah sekitar seperempat penduduk India maka target vaksinasi 2 juta atau setidaknya lebih dari 1 juta sehari memang sesuatu yang laik dicapai," ungkapnya.
Aspek ketiga, yang perlu diantisipasi oleh pemerintah bersama pihak-pihak terkait adalah kemungkinan kesulitan vaksinasi pada kelompok masyarakat tertentu, setidaknya pada dua area. Pertama, mereka yang tinggal di tempat terpencil dan kepulauan, yang akan perlu transportasi jalan kaki atau naik perahu beberapa jam mencapai lokasi vaksinasi.
Karena itu, perlu ada mekanisme khusus bagi warga kita di semua pelosok negeri agar sebanyak mungkin mendapat perlindungan terhadap Covid-19. Kedua, kelompok masyarakat yang masih menolak divaksin karena berbagai alasannya.
"Untuk ini maka penyuluhan terus menerus perlu dilakukan, termasuk juga tentunya pendekatan melalui tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat," tegasnya.
Selanjutnya aspek keempat yang juga perlu diantisipasi adalah perkembangan varian baru, baik yang sekarang tergolong “Variant of Concern” (VOC) dari WHO atau kalau nanti mungkin ada varian-varian lebih baru lagi.
Dia menambahkan, varian Delta Plus yang sekarang mulai meningkat di India, misalnya, dari berbagai VOC yang sudah ada di Indonesia, maka varian Delta lah yang paling banyak ditemukan, dan sudah dilaporkan ada di berbagai propinsi pula.
Saat ini, pembahasan dunia tentang dampak varian Delta terhadap efikasi vaksin, masih terus bergulir dari waktu ke waktu sesuai hasil penelitian yang ada.
"Data dari Inggris menunjukkan ada sedikit penurunaan efektifitas vaksin Pfizer BioNTech dan AstraZeneca terhadap varian Delta. Data efikasi vaksin Pfizer BioNTech adalah 93.4% terhadap varian Alfa dan 87.9% terhadap varian Delta. Angkanya untuk vaksin AstraZeneca adalah 66.1% terhadap Alfa dan juga sedikit lebih rendah (59.8%) terhadap Delta," paparnya.