DPD Desak Pemerintah Produksi Massal Ventilator Buatan Pindad

Senin, 20 April 2020 - 14:42 WIB
loading...
DPD Desak Pemerintah Produksi Massal Ventilator Buatan Pindad
La Nyalla dalam keterangan tertulis, usai berkunjung ke kantor pusat PT Pindad Persero di Bandung, Senin (20/4/2020). Foto/Abdul Rochim/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) La Nyalla Mahmud Mattalitti mendesak pemerintah pusat, segera menugaskan PT Pindad (Persero) produksi massal alat bantu pernafasan atau ventilator yang sangat dibutuhkan rumah sakit (RS) di seluruh Indonesia, terutama RS rujukan pasien Covid-19 atau Corona.

"Harga ventilator produksi Pindad dinilai sangat murah bila dibanding produk impor. Saat ini, PT Pindad menyiapkan dua produk ventilator yakni Ventilator Resusitator Manual (VRM)," kata La Nyalla dalam keterangan tertulis, usai berkunjung ke kantor pusat PT Pindad Persero di Bandung, Senin (20/4/2020)

"Serta dua tipe Ventilator Covent-20 yakni tipe CPAP (oksigen terapi) dan CMV (pasien gagal nafas). Untuk VRM dipatok dengan harga Rp10 juta sedangkan Covent-20 CPAP di kisaran Rp60 juta, serta Covent-20 CMV berkisar Rp100 juta," tambahnya.

(Baca juga: Terinfeksi Corona Bukan Aib, Pasien Harus Berani Jujur)

Menurut La Nyalla, komponen bahan bakunya 100 persen lokal. Bayangkan harga produk impor sekarang bisa mencapai Rp900 juta hingga Rp1 miliar. Sementara Pindad bisa buat dari yang paling sederhana di angka Rp10 juta hingga yang paling mahal di angka Rp100 juta.

"Saya rasa, kalau pemerintah serius dalam penanggulangan Covid-19, segera tugaskan Pindad untuk produksi massal, dan distribusikan ke rumah sakit di 34 provinsi di Indonesia," tegasnya.

Kunjungan tersebut juga diikuti senator dari daerah pemilihan Jawa Barat, Oni Suwarman dan Eni Sumarni. Sementara dari PT Pindad Persero hadir Direktur Utama Abraham Mose dan Direktur Utama PT Pindad Enjiniring Indonesia, Sena Maulana serta jajaran direksi Pindad Medika Utama.

La Nyalla pun membeberkan beberapa langkah sejumlah negara tetangga di Asia Tenggara, seperti Filipina, Malaysia dan Thailand yang sangat serius dan bergerak cepat menanggulangi wabah ini.

"Bahkan Kongres Filipina menyetujui kewenangan lebih besar dan cepat kepada pemerintah untuk memperkuat ketahanan di sektor kesehatan dengan memberi wewenang untuk secara paksa menggunakan sejumlah fasilitas dan utilitas publik untuk penanganan pandemi Covid-19," urainya.

Dikatakan La Nyalla, ada tiga ketahanan nasional negara. Selain ketahanan pangan dan energi, adalah ketahanan di sektor kesehatan.

"Hari ini kita harus cepat dan serius melakukan semua upaya untuk mempertahankan ketahanan di sektor kesehatan. Tentu tanpa melupakan penanganan dampaknya. Seperti jaring pengaman sosial dan ekonomi,” ungkapnya.

Ketahanan kesehatan lanjut La Nyalla, juga meliputi perlindungan kepada tenaga medis, baik dokter maupun perawat dan seluruh tenaga kerja yang terlibat di RS.

Senator Oni Suwarman menambahkan, pandemi Covid-19 bukan hanya terjadi di kota-kota besar di Pulau Jawa, tetapi sudah merata di seluruh provinsi di Indonesia. Sementara kesiapan rumah sakit, khususnya terkait dengan ketersediaan ventilator sangat tak sebanding dengan jumlah pasien.

"Dan kalau faktanya produk ini lebih jauh lebih murah daripada impor, mengapa tidak langsung dieksekusi untuk produksi?" tuturnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose mengayakan, untuk tipe VRM murni hasil kreasi Pindad. Sedangkan Covent-20 hasil kerja sama PT Pindad dengan Universitas Indonesia. "Untuk tipe Covent-20 cocok digunakan untuk prarumah sakit, intrarumah sakit, antarrumah sakit, dan transportasi atau mobile," paparnya.

Abraham Mose mengatakan, ketahanan sektor kesehatan perlu dipikirkan penguatan di sektor industri hulu. Seperti tabung oksigen untuk rumah sakit yang spesifikasinya berbeda dengan tabung LPG.

"Kita bisa memproduksi, tetapi bahan baku pelatnya yang ternyata harus impor. Ini kami titipkan aspirasi dari kami," tandas Abraham yang berhasil memasok 350 unit kendaraan tempur ANOA 6x6 untuk pasukan perdamaian PBB.
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0981 seconds (0.1#10.140)