Memahami Kondisi, DPR Tak Masalahkan Rencana Pengadaan Alutsista Kemhan

Senin, 31 Mei 2021 - 18:59 WIB
loading...
Memahami Kondisi, DPR Tak Masalahkan Rencana Pengadaan Alutsista Kemhan
Rencana Kemenhan melakukan pengadaan Alutsista yang akan diatur dalam Peraturan Presiden tidak dipersoalkan oleh Anggota Komisi I DPR RI Dave Laksono. Foto/Dpr
A A A
JAKARTA - Rencana Kementerian Pertahanan ( Kemhan ) melakukan pengadaan alat utama sistem persenjataan ( Alutsista ) yang akan diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) tidak dipersoalkan oleh Anggota Komisi I DPR RI Dave Laksono.



"(Pengadaan) Alpalhankam memakan waktu, misalnya untuk pengadaannya bisa sampai satu tahun. Ini bukan perkara mudah," tuturnya.

Di samping itu, pemerintah diminta melakukan proses lelang Alutsista secara terbuka, kemudian pembeliannya disesuaikan kebutuhan. Diketahui, anggaran pertahanan saat ini belum ideal lantaran berada pada kisaran 0,8 persen terhadap rasio produk domestik bruto (PDB).

Bagian terbesar dari alokasi itu pun untuk dukungan manajemen, termasuk belanja pegawai. Alhasil, Indonesia tidak banyak punya ruang fiskal untuk modernisasi Alutsista, yang membuat TNI tak bisa mengoperasikan Alutsista terbaik.

Adapun pagu anggaran tahun 2021, pemerintah mengalokasikan Rp134.254 triliun untuk Kemenhan, naik 14,12 persen dibandingkan pagu tahun lalu. Sehingga, anggaran Kemenhan tahun ini menjadi yang terbesar satu dekade terakhir.

Akan tetapi, mayoritas anggaran Kemenhan 2021 itu dialokasikan untuk program dukungan manajemen yang jumlahnya mencapai Rp74,983 triliun atau 55,2 persen dari total anggaran.

Sementara itu, alokasi untuk program modernisasi Alutsista, non-alutsista, dan sarana serta prasarana pertahanan menyusul dengan nilai Rp39,02 Triliun atau 29,06 persen dari total anggaran.

Sisanya untuk kebutuhan lain berupa operasi, latihan, dan pendidikan. Keterbatasan mata anggaran untuk modernisasi Alutsista itu bakal berdampak juga pada proses maintenance Alutsista atau perawatan rutin dan berkala serta kesiapan tempur TNI dalam menjaga kedaulatan negara.

Anggaran pertahanan Indonesia terendah dibandingkan negara-negara lain di kawasan regional berdasarkan data SIPRI per tahun 2020. Malaysia misalnya mengalokasikan 1,1 persen dari PDB, Singapura 3,2 persen, Thailand 1,5 persen, bahkan Timor Leste juga 1,2 persen dari PDB.

Kendati demikian, pemerintah belakangan ini dikabarkan sedang merancang Perpres modernisasi Alutsista selama 25 tahun yang dilakukan dengan skema pinjaman luar negeri dengan jumlah kurang lebih Rp1.760 triliun.

Rencana Perpres itu merupakan terjemahan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto atas perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta adanya perencanaan pengadaan Alutsista selama 25 tahun sejak awal Prabowo memimpin Kemenhan.

Walaupun terdengar fantastis, namun jika dibandingkan dengan angka PDB tahunan Indonesia yang sekitar Rp15.000 triliun dan dikalikan 25 tahun, maka jumlahnya hanya 0,5 persen sampai 0,7 persen dari PDB pertahunnya.

Sehingga, dengan asumsi investasi pertahanan Rp1.760 triliun, maka Indonesia bakal mampu menjaga perputaran ekonomi selama 25 tahun yang angkanya bisa mencapai Rp375.000 triliun dengan pertahanan negara yang mumpuni.
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2349 seconds (0.1#10.140)