Jaga dan Sayangi Orang Tua dengan Vaksinasi

Senin, 31 Mei 2021 - 17:33 WIB
loading...
A A A
Untuk itu, Eka berpesan kepada siapapun untuk tidak menganggap remeh Covid-19 meski merasa sehat. Menurut Eka, ayahnya juga dari segi kesehatan tidak pernah ada masalah. Selama hidup ayahnya juga amat konsen dengan kesehatan, makan dan tidur teratur, serta rajin olahraga, namun akhirnya terpapar Covid-19, dan meninggal. "Kita tidak pernah tahu dalam kondisi seperti apa kita tertular," tuturnya.

Dia pun mengingatkan, vaksinasi saat ini merupakan satu-satunya cara menghindari Covid-19 selain menerapkan protokol kesehatan. Tidak ada alasan untuk tidak divaksin. Ada banyak rumor tentang efek samping setelah divaksin, tapi ada ratusan juta orang di seluruh dunia yang telah divaksin dan sejauh ini hampir semua baik-baik saja.

"Tidak ada yang lain. Vaksinasi mengurangi risiko, dan kalaupun masih tertular, proses penyembuhannya akan lebih baik dibanding dengan yang belum divaksinasi," katanya.

Peristiwa serupa juga dialami Taufiq Dimas (20), asal Banyumas, yang harus kehilangan ayahnya karena Covid-19. Dimas berpesan, pandemi sudah lama melanda bangsa ini dan sudah banyak yang meninggal dunia akibat Covid-19. Sudah bukan waktunya untuk ragu apakah Covid-19 ada atau tidak. Apalagi sampai menganggap enteng dan meremehkan. Dimas juga berpendapat, vaksinasi amat penting terutama bagi lansia.

"Jangan karena masih merasa sehat saja dan tidak pernah mengalami hal yang tidak diinginkan kita jadi abai dengan protokol dan malah membahayakan orang lain," ujarnya.

Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiolog Indonesia (PAEI) Masdalina Pane menjelaskan, lansia merupakan kelompok rentan (vulnerable), sama seperti bayi dan anak-anak.

Daya tahan tubuh mereka lebih rendah dibandingkan dewasa muda, maka wajar saja jika terinfeksi, mereka lebih berat menghadapinya. Kemudian, lanjutnya, lansia sebagian besar memiliki komorbid, penyakit degeneratif yang diderita lansia karena penuaan. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kematian lansia karena Covid-19.

Masdalina juga menambahkan, karena mekanisme pertahanan diri pada lansia turun sangat jauh dibandingkan kelompok usia muda, jadi lebih banyak harus diberi dukungan dari luar untuk bertahan. Misalnya obat dan suplemen. "Tentu saja vaksinasi dan protokol kesehatan juga harus jalan," katanya.

Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Maxi Reni Rondonuwu menyebutkan, salah satu hal kendala masih rendahnya cakupan vaksinasi bagi lansia adalah kemudahan akses ke lokasi vaksinasi. Dengan fisik yang sudah mulai menurun, lansia membutuhkan tempat vaksinasi yang mudah dekat dan mudah dijangkau.

Tidak semua sasaran vaksinasi memiliki kondisi sosial maupun ekonomi yang sama seperti lokasi vaksinasi yang jauh, ketiadaan pendamping, akses transportasi yang sulit. Hal inilah yang kemudian menghambat para lansia untuk mengikuti vaksinasi.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1194 seconds (0.1#10.140)