23 Tahun Reformasi, KPK Konsisten Jalankan Agenda Reformasi Berantas Habis Korupsi di NKRI
loading...
A
A
A
Firli Bahuri
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatu Salam Sejahtera Untuk Kita Semua, Om Swastyastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan.
Jumat 21 Mei 2021 ini, kita segenap bangsa Indonesia kembali memperingati Hari Reformasi. Tepat 23 tahun lalu, hari ini merupakan hari bersejarah yang menjadi tonggak perubahan besar di negeri ini.
Untuk itu, kami segenap insan KPK menyampaikan penghormatan setinggi-tingginya atas jasa dan andil besar segenap anak bangsa khususnya para pemuda Indonesia yang telah mengambil peran dalam perjuangan gigih dan semua pengorbanan harta benda hingga jiwa serta raga dimasa gerakan reformasi.
Kami segenap insan kpk beserta seluruh anak bangsa direpublik ini mendoakan semoga para pemuda pahlawan reformasi yang gugur mendapat tempat yang mulia di sisi Allah SWT Tuhan yang Maha Esa, Aamiin.
Bagi kami, refleksi 23 tahun reformasi masih menyisakan pekerjaan rumah besar bagi bangsa ini dalam upaya pemberantasan korupsi, mengingat satu dari enam agenda Reformasi 1998 adalah penghapusan korupsi, kolusi, nepotisme (KKN) yang telah berurat akar dinegeri ini.
Pasca reformasi, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terbentuk dan syukur Alhamdulillah, telah menumbuhkan semangat juang serta optimisme bangsa ini untuk bersatu, bersama-sama berjuang dalam perang badar melawan korupsi, agar segera sirna dari bumi pertiwi.
Semangat juang, persatuan dan optimisme ini yang penting untuk senantiasa tertanam serta digelorakan dalam jiwa, raga, hati dan pikiran segenap anak bangsa di Republik ini, mengingat perjuangan melawan kejahatan kemanusiaan ini (korupsi) sangat berat karena telah menjadi laten dinegeri ini.
Bung Karno pernah berkata, "Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah, namun perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri",
Ucapan Sang Proklamator ini benar dan terbukti, karena sejak awal kemerdekaan hingga saat ini, ragam persoalan kebangsaan seakan-akan tak henti mendera negeri, selalu datang silih berganti. Kemiskinan, kebodohan, ketertinggalan, keterbatasan fasilitas sehingga kita merasa terisolasi termasuk praktik-praktik korupsi itu adalah musuh dan lawan bangsa kita sendiri.
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatu Salam Sejahtera Untuk Kita Semua, Om Swastyastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan.
Jumat 21 Mei 2021 ini, kita segenap bangsa Indonesia kembali memperingati Hari Reformasi. Tepat 23 tahun lalu, hari ini merupakan hari bersejarah yang menjadi tonggak perubahan besar di negeri ini.
Untuk itu, kami segenap insan KPK menyampaikan penghormatan setinggi-tingginya atas jasa dan andil besar segenap anak bangsa khususnya para pemuda Indonesia yang telah mengambil peran dalam perjuangan gigih dan semua pengorbanan harta benda hingga jiwa serta raga dimasa gerakan reformasi.
Kami segenap insan kpk beserta seluruh anak bangsa direpublik ini mendoakan semoga para pemuda pahlawan reformasi yang gugur mendapat tempat yang mulia di sisi Allah SWT Tuhan yang Maha Esa, Aamiin.
Bagi kami, refleksi 23 tahun reformasi masih menyisakan pekerjaan rumah besar bagi bangsa ini dalam upaya pemberantasan korupsi, mengingat satu dari enam agenda Reformasi 1998 adalah penghapusan korupsi, kolusi, nepotisme (KKN) yang telah berurat akar dinegeri ini.
Pasca reformasi, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terbentuk dan syukur Alhamdulillah, telah menumbuhkan semangat juang serta optimisme bangsa ini untuk bersatu, bersama-sama berjuang dalam perang badar melawan korupsi, agar segera sirna dari bumi pertiwi.
Semangat juang, persatuan dan optimisme ini yang penting untuk senantiasa tertanam serta digelorakan dalam jiwa, raga, hati dan pikiran segenap anak bangsa di Republik ini, mengingat perjuangan melawan kejahatan kemanusiaan ini (korupsi) sangat berat karena telah menjadi laten dinegeri ini.
Bung Karno pernah berkata, "Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah, namun perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri",
Ucapan Sang Proklamator ini benar dan terbukti, karena sejak awal kemerdekaan hingga saat ini, ragam persoalan kebangsaan seakan-akan tak henti mendera negeri, selalu datang silih berganti. Kemiskinan, kebodohan, ketertinggalan, keterbatasan fasilitas sehingga kita merasa terisolasi termasuk praktik-praktik korupsi itu adalah musuh dan lawan bangsa kita sendiri.