Industri Halal, Ramadan, dan Peluang di Tengah Pandemi
loading...
A
A
A
Apalagi, di tengah pandemi ini industri halal semakin dipercaya karena tidak mengandung bahan-bahan yang membahayakan tubuh yang notabene baik untuk kesehatan. Seperti diketahui, Covid-19 memaksa kita semua untuk menjaga daya tahan tubuh dengan mengonsumsi makanan-makanan sehat.
Namun, permasalahannya dari sekitar 62 juta UMKM, hanya sebagian kecil yang telah memperoleh sertifikat halal. Sertifikat ini menjadi persoalan utama bagi para pelaku industri makanan dan minuman di dalam negeri.
Bank Indonesia menyebut, tahun ini akan membantu UMKM mendapatkan sertifikat halal. Total anggarannya mencapai Rp5 miliar per tahun yang mencakup segmen industri, makanan, obat-obatan, dan kosmetik.
Dalam hal permodalan, pemerintah telah memiliki roadmap Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia (RP2SI) 2020-2025. RP2SI merupakan dokumen yang sangat penting dan strategis sebagai arah dan acuan pengembangan jangka pendek maupun pengembangan struktural perbankan syariah Indonesia menuju cita-cita menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi dan syariah di dunia.
Melalui pembentukan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), pemerintah juga mendukung dan mendorong pelaku UMKM berkomitmen untuk mengembangkan UMKM dengan penyaluran pembiayaan untuk menambah modal, memfasilitasi pengusaha UMKM agar bisa menjual secara online melalui kerja sama dengan e-commerce; dan bersama-sama dengan Kemenparekraf melakukan berbagai kegiatan pemberdayaan UMKM. Hingga Desember 2020, penyaluran pembiayaan BSI di sektor UMKM capai Rp14,4 triliun dengan Rp194,1 miliar di antaranya disalurkan ke sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Di tengah pandemi, OJK merilis, pembiayaan di bank syariah justru meningkat sekitar 9%. Ini bisa lebih dipacu mengingat jumlah umat muslim di Indonesia—termasuk ekosistem pesantren di dalamnya.
Lalu, melalui penguatan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), pemerintah menetapkan empat arah kebijakan program, yaitu pengembangan pasar industri halal di dalam dan luar negeri, pengembangan industri keuangan syariah nasional, investasi bersahabat yang melibatkan pengusaha daerah, dan pengembangan ekonomi syariah dari pedesaan secara berkelanjutan ini diharapkan dapat meningkatkan kemitraan antarpengusaha. MES yang dinakhodai oleh Erick Thohir yang juga Menteri BUMN diharapkan mampu memperkuat industri halal di Indonesia, terlebih di momentum Ramadan dan Idulfitri ini.
Rencananya, MES dalam waktu dekat akan membuat program festival produk halal Nusantara, pengembangan sistem jaminan produk halal, sosialisasi, dan edukasi sertifikasi halal.
Namun, permasalahannya dari sekitar 62 juta UMKM, hanya sebagian kecil yang telah memperoleh sertifikat halal. Sertifikat ini menjadi persoalan utama bagi para pelaku industri makanan dan minuman di dalam negeri.
Bank Indonesia menyebut, tahun ini akan membantu UMKM mendapatkan sertifikat halal. Total anggarannya mencapai Rp5 miliar per tahun yang mencakup segmen industri, makanan, obat-obatan, dan kosmetik.
Dalam hal permodalan, pemerintah telah memiliki roadmap Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia (RP2SI) 2020-2025. RP2SI merupakan dokumen yang sangat penting dan strategis sebagai arah dan acuan pengembangan jangka pendek maupun pengembangan struktural perbankan syariah Indonesia menuju cita-cita menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi dan syariah di dunia.
Melalui pembentukan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), pemerintah juga mendukung dan mendorong pelaku UMKM berkomitmen untuk mengembangkan UMKM dengan penyaluran pembiayaan untuk menambah modal, memfasilitasi pengusaha UMKM agar bisa menjual secara online melalui kerja sama dengan e-commerce; dan bersama-sama dengan Kemenparekraf melakukan berbagai kegiatan pemberdayaan UMKM. Hingga Desember 2020, penyaluran pembiayaan BSI di sektor UMKM capai Rp14,4 triliun dengan Rp194,1 miliar di antaranya disalurkan ke sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Di tengah pandemi, OJK merilis, pembiayaan di bank syariah justru meningkat sekitar 9%. Ini bisa lebih dipacu mengingat jumlah umat muslim di Indonesia—termasuk ekosistem pesantren di dalamnya.
Lalu, melalui penguatan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), pemerintah menetapkan empat arah kebijakan program, yaitu pengembangan pasar industri halal di dalam dan luar negeri, pengembangan industri keuangan syariah nasional, investasi bersahabat yang melibatkan pengusaha daerah, dan pengembangan ekonomi syariah dari pedesaan secara berkelanjutan ini diharapkan dapat meningkatkan kemitraan antarpengusaha. MES yang dinakhodai oleh Erick Thohir yang juga Menteri BUMN diharapkan mampu memperkuat industri halal di Indonesia, terlebih di momentum Ramadan dan Idulfitri ini.
Rencananya, MES dalam waktu dekat akan membuat program festival produk halal Nusantara, pengembangan sistem jaminan produk halal, sosialisasi, dan edukasi sertifikasi halal.
(bmm)