Pemerintah Miliki 23 Juta Dosis Vaksin untuk Vaksinasi April-Mei
loading...
A
A
A
JAKARTA - Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmidzi menyebut dosis vaksin yang tersedia pada bulan April jumlahnya amat terbatas. Keterbatasan tersebut karena pengiriman Vaksin AstraZeneca mengalami penundaan.
"Vaksin di bulan April itu jumlahnya akan terbatas dikarenakan adanya pengiriman yang tertunda untuk Vaksin AstraZeneca ," kata Nadia dalam diskusi daring, Kamis (8/4/2021).
Akan tetapi, dia menegaskan proses vaksinasi masih tetap bisa berjalan dengan lancar. Menurutnya, pemerintah masih memiliki sekitar 23 juta dosis vaksin dalam periode satu bulan (April-Mei).
"Kita melihat stok vaksinasi kita memiliki kurang lebih 23 juta dosis vaksin yang akan kita gunakan pada periode April sampai Mei 2021. Sambil kita menunggu lagi ya kedatangan daripada Vaksin Sinovac," tuturnya.
Dia menjelaskan, vaksin amat penting untuk membantu percepatan penanganan Covid-19 di Indonesia. Hal itu dikarenakan vaksin dapat menurunkan risiko penularan sampai 65 persen. "Artinya, orang yang tidak divaksin 3x lipat lebih berisiko untuk menjadi sakit Covid-19 dibandingkan orang yang divaksin," ucapnya.
Pada Mei hingga Juni, pihaknya memprioritaskan tenaga pendidikan dan lansia untuk mendapatkan vaksin. "Baru kemudian kita bisa akan memulai vaksinasi periode berikutnya kepada masyarakat umum lainnya, terutama masyarakat yang tinggal di daerah risiko penularan tinggi," ujarnya.
"Vaksin di bulan April itu jumlahnya akan terbatas dikarenakan adanya pengiriman yang tertunda untuk Vaksin AstraZeneca ," kata Nadia dalam diskusi daring, Kamis (8/4/2021).
Akan tetapi, dia menegaskan proses vaksinasi masih tetap bisa berjalan dengan lancar. Menurutnya, pemerintah masih memiliki sekitar 23 juta dosis vaksin dalam periode satu bulan (April-Mei).
"Kita melihat stok vaksinasi kita memiliki kurang lebih 23 juta dosis vaksin yang akan kita gunakan pada periode April sampai Mei 2021. Sambil kita menunggu lagi ya kedatangan daripada Vaksin Sinovac," tuturnya.
Dia menjelaskan, vaksin amat penting untuk membantu percepatan penanganan Covid-19 di Indonesia. Hal itu dikarenakan vaksin dapat menurunkan risiko penularan sampai 65 persen. "Artinya, orang yang tidak divaksin 3x lipat lebih berisiko untuk menjadi sakit Covid-19 dibandingkan orang yang divaksin," ucapnya.
Pada Mei hingga Juni, pihaknya memprioritaskan tenaga pendidikan dan lansia untuk mendapatkan vaksin. "Baru kemudian kita bisa akan memulai vaksinasi periode berikutnya kepada masyarakat umum lainnya, terutama masyarakat yang tinggal di daerah risiko penularan tinggi," ujarnya.
(zik)