Belajar dari Rumah di Tengah Pandemi dan Bencana

Selasa, 26 Januari 2021 - 08:00 WIB
loading...
A A A
Desain BDR asyik juga penting dikembangkan oleh para guru di sekolah masing-masing. Pengembangan materi ajar yang menarik, berorientasi edutainment, diperkaya kuis, video pembelajaran yang menginspirasi dan memotivasi peserta didik untuk terlibat aktif berdiskusi dan mencari solusi merupakan pilihan arif untuk dipenuhi oleh pendidik dan institusi pendidikan yang menyelenggarakan BDR.

Di berbagai daerah yang terdampak bencana, BDR asyik idealnya tetap dapat diselenggarakan dengan memastikan tidak terkendala jaringan internet. Perusahaan penyedia jasa layanan internet sangat diharapkan cepat tanggap dalam memfasilitasi para pengguna jasa layanan internet. Institusi pendidikan (pesantren, madrasah, dan sekolah) tentu tidak tinggal diam dalam memfasilitasi BDR asyik, dengan memberikan pelatihan intensif kepada para pendidik terkait pembelajaran digital efektif, asyik, dan menyenangkan berbasis pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, termasuk desain materi dan video BDR.

Peran Semua Pihak
Kesuksesan BDR merupakan tanggung jawab bersama, bukan hanya tergantung pada pendidik atau pemerintah saja. Institusi pendidikan, orang tua, masyarakat, perusahaan penyedia jasa layanan internet, media massa, dan media sosial juga mempunyai peran signifikan dalam mencerdaskan anak-anak bangsa. Etos belajar dan budaya BDR penting dikembangkan melalui keterlibatan semua pihak dalam mengefektifkan BDR asyik tersebut.

Agar tetap pelaksanaan BDR tetap asyik dan menarik, selain bantuan kuota data untuk akses internet, peserta didik juga perlu difasilitasi melalui rumah belajar yang mencerdaskan dan mendukung pencapaian target aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik mereka selama masa pandemi dan bencana. Kendatipun target ketuntasan belajar tidak sepenuhnya bisa optimal, semua pihak perlu bersinergi dalam menyukseskan BDR, karena ini menjadi pilihan paling bermaslahat bagi masa depan anak-anak bangsa. Keselamatan dan kesehatan lebih terjamin daripada mereka belajar dengan tatap muka di dalam kelas yang saling “berkerumunan”, terutama di daerah yang tergolong zona merah, sehingga berpotensi menjadi kluster baru penularan dan penyebaran pandemi.

Belakangan ini sejumlah masjid menunjukkan peran baru sebagai fasilitator dalam menyediakan WiFi gratis untuk akses internet bagi para peserta didik yang tidak mamiliki kuota data internet. Selain itu, pembelajaran jarak jauh dari masjid dengan tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan juga diberikan bimbingan khusus, seperti pembiasaan salat dhuha, membaca ayat-ayat Alquran dan doa sebelum belajar. Selain lebih asyik, belajar dari masjid juga dapat meringankan beban psikologis orang tua, selama pengurus masjid kreatif dan dapat bekerjasama dengan guru penggerak untuk mengoptimalkan fungsi masjid sebagai pusat belajar yang efektif dan menyenangkan di masa pandemi dan bencana.

Akhirul kalam, pandemi dan bencana idealnya tidak menjadi penghalang peserta didik untuk tetap belajar. BDR asyik atau belajar asyik dan menyenangkan dari masjid hendaknya menjadi pilihan bijak dan paling aman untuk menyelamatkan masa depan anak-anak bangsa. Karena itu, sinergi peran dan partisipasi semua pihak sangat dinantikan untuk mengoptimalkan proses transformasi pendidikan dalam rangka mencerdaskan dan mencerahkan masa depan bangsa.

Institusi pendidikan, rumah ibadah, termasuk masjid, dan lembaga sosial keagamaan lainnya sudah saatnya turun berperan aktif menggerakkan, memfasilitasi, dan mengembangkan BDR asyik dan menarik, sesuai dengan kapasitas dan fasilitas masing-masing. Di atas semua, pemerintah sangat diharapkan mengefektifkan alokasi anggaran 20% di bidang pendidikan dan kebudayaan secara tepat guna dan tepat sasaran, dengan melibatsertakan semua pihak, termasuk dalam memitigasi dampak dan risiko bencana terhadap sarana dan prasarana pendidikan.
(bmm)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1818 seconds (0.1#10.140)