Sriwijaya Air Jatuh, DPR Desak Evaluasi Total Sistem Transportasi Udara

Senin, 11 Januari 2021 - 12:19 WIB
loading...
Sriwijaya Air Jatuh, DPR Desak Evaluasi Total Sistem Transportasi Udara
Petugas PMI dan Dokpol membawa kantong jenazah korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak ke mobil ambulans di Dermaga JICT, Tanjung Priok, Jakarta, Minggu (10/1/2021). Foto/SINDOnews/Arief Julianto
A A A
JAKARTA - Kecelakaan yang dialami pesawat Sriwijaya SJ-182 rute Jakarta-Pontianak, Budi Karya Sumadi menimbulkan luka mendalam bagi bangsa Indonesia di awal 2021.

Anggota Komisi V DPR Rifqinizamy Karsayuda mendesak Menteri Perhubungan (Menhub) untuk melakukan evaluasi total sistem transportasi udara, terutama di masa pandemi Covid-19.

Rifqi mengatakan, pertengahan 2020 lalu Federal Aviation Asociation (FAA) di Amerika Serikat telah mengeluarkan rekomendasi kepada lebih dari 2.000 unit pesawat Boeng 737, khususnya Boeng 737-300, 737-400 dan 737-500 yang digunakan di seluruh dunia pada masa pandemi ini.

FAA menyebutkan tidak digunakannya pesawat dalam kurun waktu yang lama akan mengakibatkan korosi pada pesawat tersebut. ( )

Menurut politikus PDIP ini, temuan FAA tersebut seharusnya menjadi peringatan keras bagi berbagai maskapai di tanah air yang menggunakan pesawat Boeng 737 dimaksud.

"Kementerian Perhubungan sejak awal harus mengantisipasi temuan FAA ini di Indonesia. Karenanya, musibah SJ-182 ini harus menjadi evalusi total bagi dunia penerbangan kita di masa pandemi ini," tuturnya. (Baca juga: Bagian Tubuh Korban Sriwijaya Air yang Ditemukan Disemprot Disinfektan)

Rifqi menegaskan akan meminta secara resmi kepada Pimpinan dan Anggota Komisi V DPR untuk duduk bersama Menhub beserta seluruh jajaran terkait, termasuk Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk melakukan evaluasi total pasca musibah ini.

"Dari sisi teknologi penerbangan, pasti ada konsekuensi tersendiri akibat berkurangnya volume pemakaian pesawat-pesawat udara tersebut. Belum lagi soal isu usia pesawat yang banyak berusia tua," ungkap Rifqi.

Dia menyadari, pandemi ini adalah masa yang amat sulit bagi dunia penerbangan. Karena dari sisi bisnis, dunia penerbangan amat merasakan dampaknya. "Kendati demikian, keselamatan penumpang adalah segala-galanya," tuturnya.

Dalam kasus jatuhnya pesawat Sriwijaya Air di perairan Kepulauan Seribu, Rifqi mengaku kaget dan merasakan duka mendalam atas peristiwa ini. "Ada beberapa sahabat karib saya dan istri yang menjadi penumpang SJ-182. Kaget, sekaligus amat bersedih dan kehilangan atas musibah ini," ungkapnya.
(dam)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1833 seconds (0.1#10.140)