Jejak Sekretaris MA Hasbi Hasan, Anak Pesantren yang Jadi Akademisi Tulen

Rabu, 23 Desember 2020 - 19:53 WIB
loading...
Jejak Sekretaris MA Hasbi Hasan, Anak Pesantren yang Jadi Akademisi Tulen
Hasbi Hasan telah resmi menjabat sebagai Sekretaris MA setelah dilantik dan diambil sumpah oleh Ketua MA Muhammad Syarifuddin, Selasa (22/12/2020). Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Hasbi Hasan telah resmi menjabat sebagai Sekretaris Mahkamah Agung ( MA ) setelah dilantik dan diambil sumpah oleh Ketua MA Muhammad Syarifuddin, Selasa (22/12/2020).

(Baca juga: Alumnus Pondok Modern Gontor Jadi Sekretaris Mahkamah Agung)

Pelantikan dan pengambilan sumpah dilakukan berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor: 193/TPA Tahun 2020 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Sekretariat MA . Surat Keputusan diteken Presiden Joko Widodo pada 8 Desember 2020.
Jejak Sekretaris MA Hasbi Hasan, Anak Pesantren yang Jadi Akademisi Tulen

KORAN SINDO dan MNC News Portal melakukan penelusuran lanjutan atas rekam jejak Hasbi Hasan. (Baca juga: Mahkamah Agung Libatkan TNI untuk Amankan Sidang di Pengadilan)

Penelusuran dilakukan berdasarkan data dan informasi yang dilansir secara resmi oleh MA melalui laman resmi MA , laman resmi Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) dan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Hukum dan Peradilan MA, laman resmi sejumlah pengadilan, hingga blog pribadi milik Hasbi Hasan. Selain itu data dan informasi juga diambil dari berbagai sumber milik sejumlah universitas dan lembaga.

Hasbi Hasan lahir di Menggala, Bandar Lampung, Provinsi Lampung 22 Mei 1967. Ayah empat anak ini menempuh pendidikan dasar di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Menggala dan lulis pada 1979. Selepas itu, Habsi masuk menjadi santri Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur dan tamat pada 1985. Nama lulusan (marhalah)-nya yakni "Alumni 2 Zaman". Tahun 1985 merupakan tahun wafatnya Pimpinan Pondok Modern Gontor almarhum KH Imam Zarkasyi.

Dari Gontor, Hasbi melanjutkan pendidikan strata satu (S1) di Fakultas Syariah IAIN Raden Intan (kini UIN Raden Intan), Lampung. Jenjang S1 ditamatkan Hasbi pada 1990. Selanjutnya Hasbi menempuh pendidikan strata dua (S2) pada Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) IBLAM, Jakarta dan tamat pada 2002.

Berdasarkan lansiran website Badan Litbang dan Pendidikan dan Pelatihan Diklat Hukum dan Peradilan MA, setelah menyelesaikan pendidikan S2 kemudian Hasbi mengambil pendidikan doktoral (S3) di IAIN Sunan Gunung Djati (kini UIN) Bandung dan lulus pada 2010.

Di sisi lain, berdasarkan data pendidikan pada Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, ternyata Hasbi juga mengambil program doktoral ekonomi syariah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hasbi lulus pada 20 Oktober 2009 dengan predikat cum laude (terpuji). Disertasi yang ditulis Hasbi berjudul "Kompetensi Peradilan Agama dalam Perkara Ekonomi Syari’ah".

Nama Hasbi sebagai doktoral lulusan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, judul disertasi, dan predikat kelulusan turut tertera di halaman 1 Buletin "Kabar Alumni" edisi 20 September 2013. Buletin ini diterbitkan oleh Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Semasa masih menjadi mahasiswa di IAIN Raden Intan, Lampung, Hasbi aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan baik internal maupun eksternal dengan posisi penting. Di antaranya Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas Syariah Cabang Lampung (1986-1987), dan Ketua Umum Lembaga Hukum HMI Cabang Lampung (1987-1988).

Berikutnya Hasbi mengemban amanah sebagai Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Raden Intan (1988-1989), Ketua Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan dan Pemuda (PTKP) HMI Cabang Lampung (1990-1991), dan Bendahara Badan Koordinasi (Badko) HMI Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) periode 1991-1992.

Selain itu setelah lulus, Hasbi kerap kali aktif dan turun ke berbagai kegiatan yang diselenggarakan pengurus HMI di Lampung dan Majelis Wilayah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MW KAHMI) Provinsi Lampung.

Jejak hakim hingga menjadi Sekretaris MA sangat panjang. Hasbi lulus dan menjadi calon hakim pada Pengadilan Agama (PA) Sungai Liat, Bangka Belitung kurun 1994 hingga 1997. Setelah itu, Hasbi diangkat dan bertugas sebagai hakim PA Pangkalpinang, Bangka Belitung dari 1997 hingga 2000. Dari "Bumi Laskar Pelangi", Hasbi pindah tugas menjadi hakim PA Tanggamus, Lampung pada 2000 sampai dengan 2002.

Selepas itu, karir Hasbi berlanjut di Ibu Kota Negara. Hasbi menjabat hakim PA Jakarta Selatan kurun 2002 hingga 2008. Di masa yang hampir serupa yakni 2002-2005, dia juga dipercaya sebagai hakim yustisial pada MA dengan jabatan Asisten Ketua Muda Lingkungan Peradilan Agama MA. Berikutnya tetap menjadi hakim yustisial MA tapi dengan jabatan Asisten Wakil Ketua MA kurun 2005 hingga 2007.

Sepanjang 2007 sampai dengan 5 Desember 2018, Hasbi juga dipercaya menjadi Instruktur Pelatihan Calon Hakim dan Hakim Badan Diklat Litbang Kumdil MA. Kemudian posisi lainnya yakni hakim yustisial MA dalam jabatan sebagai Kepala Bagian Sekretariat Pimpinan MA periode 2007-2013.

Karir Hasbi makin moncer. Pada 2013, Hasbi dipromosikan menjadi Direktur Pembinaan Tenaga Teknis Badan Peradilan Agama pada Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama (Ditjen Badilag) MA. Amanah ini diemban Hasbi hingga Desember 2018. Berikutnya promosi terus diperoleh Hasbi. Dia dipromosikan hakim tinggi Pengadilan Tinggi Agama (PTA), Palu, Sulawesi Tengah pada awal Desember 2018).

Belum lama menjadi hakim tinggi, Hasbi lantas mendapatkan kepercayaan menjadi Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Peradilan (Kapusdiklat Litbang Kumdil) pada Badan Penelitian dan Pengembangan dan Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan Peradilan MA pada awal Desember hingga Senin (21/12/2020) atau sebelum resmi menjadi Sekretaris MA.

Selain itu, Hasbi Hasan juga aktif di organisasi profesi sebagai pengurus Ikatan Hakim Indonesia (IKAHI). Saat ini Hasbi dipercaya menjadi Ketua Komisi II Publikasi dan Kajian Ilmiah Pengurus Pusat (PP) IKAHI periode 2019-2022.

Meski memiliki aktivitas yang pada sebagai hakim maupun pejabat di lingkungan MA, rupanya Hasbi adalah pendidik dan akademisi tulen. Goresannya sangat panjang mulai dari Dewan Guru Pondok Pesantren Darussalam Lampung (1986-1988), Direktur Kursus Bahasa Arab dan Bahasa Inggris Yayasan Pendidikan Santrigo Kota Bandar Lampung (1990-1992), Kepala Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhlas Tanjung Bintang Lampung Selatan (1990-1991), hingga dosen tidak tetap Ma’had ‘Aly Ashiddiqiyyah Jakarta (2009-sekarang)

Kemudian Hasbi menjadi dosen luar biasa Program Pascasarjana IAIN/UIN Raden Intan Lampung (2009-sekarang) dan Pasca Sarjana Universitas Jayabaya Jakarta sejak sekitar 2011 hingga kini. Selain itu di universitas yang sama, Universitas Jayabaya, Hasbi juga dipercaya menjabat sebagai Ketua Program Studi Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana (2013-sekarang).

Lebih dari itu, Hasbi juga merupakan seorang intelektual. Hasbi tercatat pernah menerbitkan sedikitnya dua buku. Hasbi juga kerap menjadi pembicara seminar/dialog nasional yang diselenggarakan kementerian, lembaga, maupun universitas.

Dua buku yang dihasilkan dan diterbitkan Hasbi yakni Kompetensi Peradilan Agama dalam Penyelesaian Perkara Ekonomi Syariah (Gramata Publishing, 2010) dan Pemikiran dan Perkembangan Hukum Ekonomi Syariah di Dunia Islam Kontemporer (Gramata Publishing, 2011).

Hasbi juga menuangkan pemikirannya dan dimuat di sejumlah jurnal kementerian, lembaga, dan universitas bahkan tingkat internasional. Di antaranya berjudul Efektivitas Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Lembaga Perbankan Syariah (Jurnal Legislasi Indonesia, Oktober 2012), Islam, Negara Dan Hak-hak Minoritas Di Indonesia (Analisis: Jurnal Studi Keislaman, 2012), dan Contemporary Issues Facing The Criminalization of Polygamy (Jurnal Ahkam UIN Syarif Hidayatullah, Juli 2012).

Berikutnya Penerapan Keadilan Restoratif dalam Sistem Peradilan Pidana Anak di Indonesia (Jurnal Hukum dan Peradilan, Juli 2013), Mekanisme Penyelesaian Sengketa Internal PPP Pasca Reformasi yang ditulis bersama Afri Leonardo dan Tasween (Jurnal Penelitian Hukum Legalitas, Juni 2016), dan Minus Margin Agreements as a Violation of Business in Business Competition in Indonesia (European Research Studies Journal, Juli 2017).

Buku dan beberapa karya ilmiah pada berbagai jurnal yang ditulis Hasbi Hasan bisa dilihat juga di laman scholar google dan onesearch.id. Di laman scholar google, tercantum sejak 2015 hingga kini karya-karya Hasbi sudah 153 kali dikutip. Hasbi memperoleh indeks-h: 5 dan indeks-i10: 3.
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1312 seconds (0.1#10.140)