Ancaman Kesehatan Mental Siswa pada Masa Pandemi
loading...
A
A
A
Penyediaan layanan kesehatan mental bagi anak dan remaja serupa telah diimplementasikan di berbagai negara dan berhasil menurunkan berbagai permasalahan terkait yang dialami oleh anak dan remaja akibat pandemi ini. Sebagai contoh, pemerintah China, Australia, ataupun Jepang secara intensif menyediakan layanan konseling telepon (hotline), online, maupun offline bagi masyarakatnya sebagai pertolongan pertama pada masalah kesehatan mental di negara tersebut. Jadi, permasalahan kesehatan mental kelompok rentan, khususnya anak dan remaja, dapat teratasi dengan baik sebelum menyebabkan efek yang lebih serius.
Penguatan Pendidikan Keluarga
Meskipun diyakini bahwa pengasuhan dan pendampingan belajar anak selama pandemi merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi keluarga dan tidak satu pun keluarga pernah mengalami ini sebelumnya. Keluarga memiliki peran dan tanggung jawab utama dalam menyediakan bimbingan yang baik dalam proses belajar anak di rumah maupun menjaga kesehatan mental anak selama pandemi.
Penguatan fungsi keluarga dalam mengasuh anak dan remaja serta mendampingi proses belajar jarak jauh di rumah menjadi hal vital yang harus dilakukan selama pandemi. Keluarga sebagai pihak yang paling tidak tersiapkan dalam menghadapi berbagai problematika selama pandemi adalah pihak yang paling strategis untuk dapat terus didampingi, baik oleh pemerintah maupun berbagai lembaga nonpemerintah lainnya. Pendampingan keluarga melalui penguatan kapasitas keluarga dengan implementasi strategi positif mendampingi anak belajar online di rumah serta mengidentifikasi berbagai indikator permasalahan mental pada anak dipercaya merupakan cara efektif untuk meminimalisasi permasalahan terkait anak dan remaja pada masa pandemi ini.
Meskipun pandemi ini belum berakhir, dampak tekanan psikologi dan kesehatan mental yang dirasakan anak dan remaja semakin nyata. Kondisi kesehatan mental yang dialami anak-anak dan remaja kita tidak terlepas dari peran keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam mendampingi anak menghadapi berbagai bentuk perubahan. Oleh karena itu, hal ini tentunya harus menjadi perhatian seluruh pihak untuk memaksimalkan kolaborasi sedini mungkin dalam mengatasi berbagai masalah yang terjadi dengan lebih baik.
Penguatan Pendidikan Keluarga
Meskipun diyakini bahwa pengasuhan dan pendampingan belajar anak selama pandemi merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi keluarga dan tidak satu pun keluarga pernah mengalami ini sebelumnya. Keluarga memiliki peran dan tanggung jawab utama dalam menyediakan bimbingan yang baik dalam proses belajar anak di rumah maupun menjaga kesehatan mental anak selama pandemi.
Penguatan fungsi keluarga dalam mengasuh anak dan remaja serta mendampingi proses belajar jarak jauh di rumah menjadi hal vital yang harus dilakukan selama pandemi. Keluarga sebagai pihak yang paling tidak tersiapkan dalam menghadapi berbagai problematika selama pandemi adalah pihak yang paling strategis untuk dapat terus didampingi, baik oleh pemerintah maupun berbagai lembaga nonpemerintah lainnya. Pendampingan keluarga melalui penguatan kapasitas keluarga dengan implementasi strategi positif mendampingi anak belajar online di rumah serta mengidentifikasi berbagai indikator permasalahan mental pada anak dipercaya merupakan cara efektif untuk meminimalisasi permasalahan terkait anak dan remaja pada masa pandemi ini.
Meskipun pandemi ini belum berakhir, dampak tekanan psikologi dan kesehatan mental yang dirasakan anak dan remaja semakin nyata. Kondisi kesehatan mental yang dialami anak-anak dan remaja kita tidak terlepas dari peran keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam mendampingi anak menghadapi berbagai bentuk perubahan. Oleh karena itu, hal ini tentunya harus menjadi perhatian seluruh pihak untuk memaksimalkan kolaborasi sedini mungkin dalam mengatasi berbagai masalah yang terjadi dengan lebih baik.
(bmm)