Memanfaatkan Peluang La Nina untuk Menggenjot Produksi Beras
loading...
A
A
A
Selain berdampak positif terhadap luas tanam, La Nina juga menimbulkan beberapa ancaman, seperti peningkatan intensitas serangan organisme pengganggu tanaman dan banjir yang dapat menimbulkan gagal tanam dan gagal panen. Dampak lainnya juga terjadinya gagal panen tepat waktu akibat curah hujan tinggi, sehingga produktivitas padi menurun.
Upaya untuk memanfaatkan peluang dan mengelola ancaman fenomena La Nina sudah harus dimulai pada Oktober ini. Kementerian Pertanian perlu mencanangkan Upaya Khusus Pemanfaatan Peluang Fenomena La Nina Genjot Produksi Padi 2021 dengan elemen kegiatan utama berikut. Pertama, segera mengaktifkan Konstratani sebagai ujung tombak manajemen operasional terpadu. Ini adalah masa yang tepat untuk menunjukkan bahwa Konstratani adalah terobosan pendekatan manajemen pembangunan pertanian yang sungguh jitu.
Kedua, menyediakan benih unggul padi tahan rendaman seperti Inpari 30 (Ciherang Sub1), Inpara 5 (IR64-sub1), Inpara 29, dan Inpara karya Badan Litbang Pertanian serta varietas karya lembaga penelitian lainnya. Momentum ini hendaknya digunakan untuk membangun sistem perbenihan terstruktur, berbasis pada Kawasan mandiri benih dan terkoneksi dengan lembaga penelitian penelitian sebagai sumber inovasi. Ketiga, menjamin ketersediaan pupuk subsidi 6 T (tepat jenis, jumlah, harga, tempat, waktu dan mutu). Masalah penyaluran pupuk subsidi melalui Kartu Tani perlu segera dituntaskan.
Keempat, mengaktifkan brigade alat dan mesin pertanian yang sudah terbangun beberapa tahun ini. Kelima, membangun sistem peringatan dan mitigasi bencana. Termasuk dalam hal ini adalah pembenahan sistem irigasi dan tanggap banjir, tanggap serangan hama dan penyakit, dan penyediaan fasilitasi asuransi gagal panen.
Upaya untuk memanfaatkan peluang dan mengelola ancaman fenomena La Nina sudah harus dimulai pada Oktober ini. Kementerian Pertanian perlu mencanangkan Upaya Khusus Pemanfaatan Peluang Fenomena La Nina Genjot Produksi Padi 2021 dengan elemen kegiatan utama berikut. Pertama, segera mengaktifkan Konstratani sebagai ujung tombak manajemen operasional terpadu. Ini adalah masa yang tepat untuk menunjukkan bahwa Konstratani adalah terobosan pendekatan manajemen pembangunan pertanian yang sungguh jitu.
Kedua, menyediakan benih unggul padi tahan rendaman seperti Inpari 30 (Ciherang Sub1), Inpara 5 (IR64-sub1), Inpara 29, dan Inpara karya Badan Litbang Pertanian serta varietas karya lembaga penelitian lainnya. Momentum ini hendaknya digunakan untuk membangun sistem perbenihan terstruktur, berbasis pada Kawasan mandiri benih dan terkoneksi dengan lembaga penelitian penelitian sebagai sumber inovasi. Ketiga, menjamin ketersediaan pupuk subsidi 6 T (tepat jenis, jumlah, harga, tempat, waktu dan mutu). Masalah penyaluran pupuk subsidi melalui Kartu Tani perlu segera dituntaskan.
Keempat, mengaktifkan brigade alat dan mesin pertanian yang sudah terbangun beberapa tahun ini. Kelima, membangun sistem peringatan dan mitigasi bencana. Termasuk dalam hal ini adalah pembenahan sistem irigasi dan tanggap banjir, tanggap serangan hama dan penyakit, dan penyediaan fasilitasi asuransi gagal panen.
(bmm)