Butuh Komitmen Bangkit Lawan Covid-19

Rabu, 28 Oktober 2020 - 06:20 WIB
loading...
A A A
Pandemi Mengubah Perilaku
Siapa yang tidak terganggu dengan adanya pandemi korona? Semua sektor, semua lapisan masyarakat, sudah pasti merasa bosan. Kebosanan ini harus ditambah dengan kemampuan beradaptasi berbagai perubahan. Aktivitas sehari-hari yang dilakukan tatap muka, tiba-tiba harus berubah daring. Bukan hanya pegawai kantoran, wiraswasta, pelajar, mahasiswa, dosen, guru, dan banyak profesi lainnya ikut terdampak.

Berbagai imbauan pemerintah menunjukkan kesatuan arah yang dituju: bebas dari pandemi. Berbagai sektor dan lapisan masyarakat saling mengingatkan untuk disiplin mematuhi protokol kesehatan. Berbagai teknologi, aplikasi daring, dan sumber informasi dikelola sebagai fasilitas untuk memberikan pengetahuan agar masyarakat terhindar dari Covid-19.

Berbagai upaya anak bangsa patut diapresiasi. Para ilmuwan Indonesia gigih berupaya menemukan vaksin virus SARS-CoV-2. Sebagai upaya meningkatkan kedisiplinan, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 baru saja meluncurkan buku pedoman perubahan perilaku. Buku tersebut selaras dengan hasil kaji cepat Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyatakan bahwa 17% responden merasa yakin atau sangat yakin bahwa dirinya tidak akan tertular Covid-19. Hasil penelitian BPS ini pun harus diapresiasi dan ditindaklanjuti para pemangku kepentingan.

Survei yang dilakukan pada 7-14 September 2020 ini memang tidak mewakili kondisi seluruh masyarakat Indonesia. Namun, survei ini telah sangat baik memberikan gambaran kondisi perilaku masyarakat saat ini, khususnya dalam hal penerapan protokol kesehatan. Berdasarkan hasil survei, diketahui hasil penghitungan efektivitas protokol kesehatan terhadap pencegahan Covid-19 ada pada level sangat efektif.

Menariknya, dari 17% responden yang total berjumlah 90.967 tersebut, didominasi oleh responden yang berusia muda dan produktif, yaitu 17-30 tahun. Hasil survei juga mengemukakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin meyakini bahwa Covid-19 berbahaya dan mudah menular. Untuk menumbuhkan perilaku kesiapsiagaan menghadapi pandemi tentu saja tidak cukup bersumber dari sebuah buku. Sebanyak 17% responden yang disinggung di atas bisa jadi butuh dibekali pengetahuan tambahan.

Perkembangan zaman memengaruhi perubahan dalam kehidupan sosial. Disadari atau tidak oleh setiap individu, perubahan perilaku publik dalam masa pandemi Covid-19 saat ini muncul. Mulai dari membiasakan menjaga jarak, memastikan kebersihan diri dan lingkungan sekitar, membuat prioritas aktivitas, hingga berstrategi agar hubungan baik dengan sesama tetap terjalin. Perilaku disiplin dan adaptif tumbuh didasari oleh kesadaran. Kesadaran yang tidak menunggu adanya sanksi atas kelalaian. Kesadaran untuk mau berubah, bersatu, bangkit, dan selamat dari Covid-19.

Kita tidak boleh pasrah pada kondisi saat ini. Pendidikan karakter yang mengiringi perubahan perilaku disiplin dan adaptif harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kemauan untuk bersatu dan bangkit harus terus digelorakan. Bukan hanya karena tren memperingati Sumpah Pemuda, tetapi karena kesadaran diri yang kuat dan terpelihara.

Janji, Ikrar, Sumpah
“Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”.

Demikian isi Sumpah Pemuda. Pernyataan yang sarat akan komitmen tersebut bukan tidak mungkin diterapkan sebagai upaya pengurangan risiko pandemi saat ini.

Pola pikir (mindset) individu dipengaruhi oleh pendidikan dan pengalaman. Pola pikir juga terbentuk dari interaksi, bagaimana individu-individu memaknai suatu peristiwa. Melalui semangat kebangsaan, patriotik, serta semangat para pemudi-pemuda bukan tidak tercermin dalam suatu sikap kedisiplinan diri agar terhindar dari pandemi.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1123 seconds (0.1#10.140)