Presiden Jokowi Bicara Peluang Indonesia Jadi Negara Maju, Kapan?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) mengungkapkan Indonesia berpeluang menjadi negara maju dalam tiga periode kepemimpinan nasional ke depan. Syaratnya, Indonesia harus mampu memanfaatkan bonus demografi untuk maju.
"Saya tidak pernah bosan mengingatkan, bahwa Indonesia memiliki kesempatan emas, memiliki kesempatan besar untuk melompat menjadi negara maju dalam 3 periode kepemimpinan nasional ke depan," kata Jokowi mengawali sambutan dalam Kongres XXIII PGRI di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (2/3/2024).
Jokowi mengatakan, peluang Indonesia itu telah dihitung oleh The Organization for Identity and Cultural Development (OICD), International Monetary Fund (IMF), hingga World Bank.
"Itu bukan itung-itungan saya, itu bukan itung-itungan Bappenas, itu bukan itung-itungan OICD, itu bukan itung-itungan IMF, itung-itungan World Bank, semuanya ngitung. Ada peluang besar untuk melompat menjadi negara maju," ujarnya.
Meski begitu, Jokowi mengingatkan agar Indonesia tidak terjebak pada middle income trap, seperti negara-negara di Amerika Latin yang di tahun 1950-an sudah menjadi negara berkembang namun banyak yang turun menjadi negara miskin.
"Hati-hati, jangan kita terjebak pada middle income trap. Negara-negara di Amerika Latin tahun 50, tahun 60, tahun 70, sudah menjadi negara berkembang. Mereka diberi kesempatan, karena dalam sebuah peradaban negara itu biasanya sekali diberi kesempatan, tapi tidak bisa menggunakan kesempatan itu, akhirnya negara-negara di sana sampai sekarang tetap jadi negara berkembang. Bahkan ada yang turun levelnya menjadi negara miskin. Jangan sampai itu terjadi di negara kita, Indonesia," ujarnya.
Jokowi meminta agar Indonesia harus menggunakan kesempatan bonus demografi untuk maju. "Melompat menjadi negara maju yaitu ketika kita mendapatkan yang namanya bonus demografi, di mana salah satu kuncinya adalah kualitas dan produktivitas generasi muda kita. Sekali lagi, produktivitas generasi muda kita," katanya.
"Oleh sebab itu, pendidikan SDM, pembangunan SDM, menjadi sangat sangat penting. Baik dari sisi fisik, baik dari sisi skill, maupun dari sisi karakter," katanya.
"Saya tidak pernah bosan mengingatkan, bahwa Indonesia memiliki kesempatan emas, memiliki kesempatan besar untuk melompat menjadi negara maju dalam 3 periode kepemimpinan nasional ke depan," kata Jokowi mengawali sambutan dalam Kongres XXIII PGRI di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (2/3/2024).
Jokowi mengatakan, peluang Indonesia itu telah dihitung oleh The Organization for Identity and Cultural Development (OICD), International Monetary Fund (IMF), hingga World Bank.
"Itu bukan itung-itungan saya, itu bukan itung-itungan Bappenas, itu bukan itung-itungan OICD, itu bukan itung-itungan IMF, itung-itungan World Bank, semuanya ngitung. Ada peluang besar untuk melompat menjadi negara maju," ujarnya.
Meski begitu, Jokowi mengingatkan agar Indonesia tidak terjebak pada middle income trap, seperti negara-negara di Amerika Latin yang di tahun 1950-an sudah menjadi negara berkembang namun banyak yang turun menjadi negara miskin.
"Hati-hati, jangan kita terjebak pada middle income trap. Negara-negara di Amerika Latin tahun 50, tahun 60, tahun 70, sudah menjadi negara berkembang. Mereka diberi kesempatan, karena dalam sebuah peradaban negara itu biasanya sekali diberi kesempatan, tapi tidak bisa menggunakan kesempatan itu, akhirnya negara-negara di sana sampai sekarang tetap jadi negara berkembang. Bahkan ada yang turun levelnya menjadi negara miskin. Jangan sampai itu terjadi di negara kita, Indonesia," ujarnya.
Jokowi meminta agar Indonesia harus menggunakan kesempatan bonus demografi untuk maju. "Melompat menjadi negara maju yaitu ketika kita mendapatkan yang namanya bonus demografi, di mana salah satu kuncinya adalah kualitas dan produktivitas generasi muda kita. Sekali lagi, produktivitas generasi muda kita," katanya.
"Oleh sebab itu, pendidikan SDM, pembangunan SDM, menjadi sangat sangat penting. Baik dari sisi fisik, baik dari sisi skill, maupun dari sisi karakter," katanya.
(abd)