Energi Bersih Kian Dilirik

Senin, 07 September 2020 - 06:15 WIB
loading...
A A A
Dikutip dari BBC, Unilever mengatakan, saat ini perusahaan itu menggunakan sumber kimia untuk produk pembersih dan detergen hingga 46%. Dengan komitmen baru dalam pengurangan karbon, mereka berjanji akan menggunakan bahan yang lebih ramah lingkungan hingga 20%.

Negara-Negara Berlomba Kembangkan EBT

Sejumlah negara kini berlomba untuk mengembankan energi terbaru. Itu juga menjadi target ambisius untuk mengurangi konsumsi bahan bakar berbasis fosil. Eskalasi investasi terhadap sektor tersebut pun mengalami kenaikan tajam.

Islandia merupakan negara yang terdepan dalam mengembangkan energi terbaru. Umumnya mereka menggunakan energi surya dan angin. Sebesar 100% energi di Islandia menggunakan energi terbaru mulai listrik hingga transportasi. Mereka juga memanfaatkan energi panas bumi dan pembangkit listrik tenaga air. Bahkan, pembangkit energi panas bumi di Blue Lagoon menjadi daya tarik wisatawan dari berbagai dunia. Sebesar 87% energi listrik di Islandia dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga air dan 13 dari panas bumi.

Swedia juga berambisi menggunakan 100% sumber energi terbarukan. Mereka meningkatkan investasi pada pembangkit listrik tenaga surya, angin, dan mendukung transportasi ramah lingkungan. (Baca juga: Jam Tangan Misterius Kurt Cobain yang Tak Banyak Orang Tahu)

Demikian juga Kosta Rika yang hanya berpenduduk 4,9 juta dengan 67 gunung berapi, mereka mengandalkan energi panas bumi, surya, dan angin sebagai andalannya. Mereka ingin menjadi negara bebas karbon pada 2021. Sekitar dua bulan dalam setahun, mereka bahkan bisa hanya mengandalkan energi terbarukan. Sebesar 99% pasokan listrik di Kosta Rika berasal dari energi pembangkit listrik tenaga air, panas bumi, dan angin.

Wakil Presiden Komisi Eropa Frans Timmermans mengatakan, perlunya satu generasi untuk membangun dunia yang lebih baik. “Pemulihan ekonomi pascapandemi justru harus lebih ramah lingkungan,” katanya. Dia mengatakan, Uni Eropa berkomitmen menyediakan setengah triliun euro untuk mendukung investasi pada program ramah lingkungan. Perlunya pengembangan energi hidrogen juga menjadi perhatian Jepang, Inggris, Jerman, dan Australia.

Perlu Dukungan Regulasi

Di Tanah Air pengembangan EBT perlahan, tapi pasti terus menunjukkan progres signifikan. Ini terlihat dari porsi pembangkit listrik dari sumber-sumber energi nonfosil yang terus bertambah. Menurut data Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), hingga Mei 2020 porsi pembangkit listrik EBT mencapai 14,9%, naik dibanding 2019 sebesar 9,15%. Sebagai perbandingan, persentase energi primer yang berasal dari bahan bakar fosil seperti batu bara masih mendominasi yakni 63,9% dan gas 18%.

Direktur Konservasi Energi Kementerian ESDM Manusia Hariyanto mengatakan, pemerintah sedang menyiapkan insentif dan kompensasi untuk pelaku usaha di industri agar mau beralih dari penggunaan fossil fuel ke energi baru terbarukan. Sayangnya, dia tidak merinci secara detail insentif dan kompensasi yang akan diberikan tersebut.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1597 seconds (0.1#10.140)