Vaksin Merah Putih Targetkan Uji Klinis Pertengahan 2021
loading...
A
A
A
JAKARTA - Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman memaparkan perkembangan vaksin Merah Putih yang dinantikan seluruh rakyat Indonesia dalam dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IX DPR terkait pengembangan obat dan vaksin Covid-19, Senin (31/8/2020).
Vaksin tersebut masih dalam tahap menunggu ekspresi protein Covid-19 yang hasilnya dalam 2-3 bulan ke depan atau akhir 2020 ini akan diujicoba ke hewan. Sehingga, Februari-Maret 2021 sudah bisa diserahkan ke Bio Farma untuk proses lebih lanjut. (Baca juga: BPOM Ungkap Ada 31 Kandidat Vaksin COVID-19 Masuk Uji Klinis)
“Vaksin Merah Putih, Covid-19 bentuknya seperti durian banyak Spike-nya, protein Spike (S) itu yang kita gunakan dan protein N (Nucleocapsid) yang membungkus itu. Kami sudah bisa mengamplifikasi gen dari kedua protein tersebut, di-clone dan dimasukkan ke ekspression system, kami sedang menunggu ekspresi protein tersebut dalam bentuk antigen. Insya Allah dalam 2-3 bulan ke depan akan kita uji kepada hewan,” ungkap Kepala LBM Eijkman Amin Soebandrio di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (31/8/2020). (Baca juga: BPOM Beberkan Tahapan Pengembangan Obat COVID-19 hingga Izin Edar)
Amin melanjutkan, sesuai dengan jadwal yang disepakati sebelumnya, vaksin Merah Putih ini diharapkan pada Februari-Maret tahun 2021 mendatang, pihaknya sudah bisa memberikan seed kepada Bio Farma untuk diproses selanjutnya. Termasuk untuk uji klinik tahap 1, 2, dan 3 pada pertengahan 2021. (Baca juga: 7 Provinsi Tercatat Nol Penambahan Kasus Positif COVID-19)
Pada 2022, vaksin ini diharapkan sudah dapat diproduksi massal. “Kami berupaya untuk menghemat waktu untuk melakukan proses secara paralel,” tandasnya.
Amin juga menjelaskan bahwa LBM Eijkman saat ini tidak hanya mengonsentrasikan protein rekombinan dengan menggunakan sel mamalia saja. Secara paralel dan tanpa mengganggu proses mainstream, pihaknya juga menggunakan sel yeast dan juga akan mengembangkan platform ketiga dengan menggunakan whole virus atau virus keseluruhan yang dibiak.
“Menggunakan 3 sistem keseluruhan tapi alur utamanya yang menggunakan sel mamalia,” papar Amin.
“Lalu protein Spike dan protein Nucleocapsid, kedua protein ini yang bisa menentukan virus masuk ke dalam sel dan kemudian melepaskan materi genetiknya di sel yang diinfeksi,” lanjutnya.
Lihat Juga: Mulai 2024 Vaksin Covid-19 Tak Gratis, Yerry Tawalujan Berharap Harganya Terjangkau Peserta BPJS
Vaksin tersebut masih dalam tahap menunggu ekspresi protein Covid-19 yang hasilnya dalam 2-3 bulan ke depan atau akhir 2020 ini akan diujicoba ke hewan. Sehingga, Februari-Maret 2021 sudah bisa diserahkan ke Bio Farma untuk proses lebih lanjut. (Baca juga: BPOM Ungkap Ada 31 Kandidat Vaksin COVID-19 Masuk Uji Klinis)
“Vaksin Merah Putih, Covid-19 bentuknya seperti durian banyak Spike-nya, protein Spike (S) itu yang kita gunakan dan protein N (Nucleocapsid) yang membungkus itu. Kami sudah bisa mengamplifikasi gen dari kedua protein tersebut, di-clone dan dimasukkan ke ekspression system, kami sedang menunggu ekspresi protein tersebut dalam bentuk antigen. Insya Allah dalam 2-3 bulan ke depan akan kita uji kepada hewan,” ungkap Kepala LBM Eijkman Amin Soebandrio di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (31/8/2020). (Baca juga: BPOM Beberkan Tahapan Pengembangan Obat COVID-19 hingga Izin Edar)
Amin melanjutkan, sesuai dengan jadwal yang disepakati sebelumnya, vaksin Merah Putih ini diharapkan pada Februari-Maret tahun 2021 mendatang, pihaknya sudah bisa memberikan seed kepada Bio Farma untuk diproses selanjutnya. Termasuk untuk uji klinik tahap 1, 2, dan 3 pada pertengahan 2021. (Baca juga: 7 Provinsi Tercatat Nol Penambahan Kasus Positif COVID-19)
Pada 2022, vaksin ini diharapkan sudah dapat diproduksi massal. “Kami berupaya untuk menghemat waktu untuk melakukan proses secara paralel,” tandasnya.
Amin juga menjelaskan bahwa LBM Eijkman saat ini tidak hanya mengonsentrasikan protein rekombinan dengan menggunakan sel mamalia saja. Secara paralel dan tanpa mengganggu proses mainstream, pihaknya juga menggunakan sel yeast dan juga akan mengembangkan platform ketiga dengan menggunakan whole virus atau virus keseluruhan yang dibiak.
“Menggunakan 3 sistem keseluruhan tapi alur utamanya yang menggunakan sel mamalia,” papar Amin.
“Lalu protein Spike dan protein Nucleocapsid, kedua protein ini yang bisa menentukan virus masuk ke dalam sel dan kemudian melepaskan materi genetiknya di sel yang diinfeksi,” lanjutnya.
Lihat Juga: Mulai 2024 Vaksin Covid-19 Tak Gratis, Yerry Tawalujan Berharap Harganya Terjangkau Peserta BPJS
(nbs)