Anggota Komisi IX DPR Protes Dokter Reisa Tak Lagi di Satgas COVID-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay protes kepada Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasiona (PEN) karena dr Reisa Broto Asmoro tidak lagi masuk ke struktur Satgas Penanganan COVID-19. Padahal menurutnya, dr Reisa bisa meningkatkan imunitas saat menonton laporan Satgas setiap harinya.
Hal ini disampaikan Saleh dalam Rapat Kerja (Raker) Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta menyusul protesnya karena Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto (Yuri) didepak dari Satgas COVID-19 yang baru dibentuk. Terlebih, tidak adanya pejabat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) selain Menkes Terawan Agus Putranto yang masuk ke dalam Satgas. (Baca juga: Temukan Kasus Positif COVID-19, Sebanyak 29.663 Spesimen Diperiksa Hari Ini)
“Dari organisasi satgas dulu, tadi dikutip sama beberapa anggota soal dihilangkannya orang Kemenkes dari Satgas, sekarang dimasukkan setelah dikritik, setelah ribut sana-sini. Beberapa (orang) saya telepon, Pak Yuri, Pak Menkes saya bisikin, Pak Sekjen (Sekretaris Jenderal) Kemenkes saya bisikin juga, seakan-akan Pak Yuri dipecat dari Gugus Tugas, dulu kan di Gugus Tugas, setelah berganti Satgas enggak ada namanya,” ujar Saleh, Kamis (27/8/2020).
Pelaksana harian (Plh) Ketua Fraksi PAN ini mengaku bingung kenapa orang Kemenkes dicopot dari organisasi penanganan kesehatan di Indonesia. Hanya Menkes saja yang awalnya masuk tapi, Menkes itu karena posisinya Wakil Satgas maka hanya tataran kebijakan, sementara implementasi dan teknis tidak ada orang dari Kemenkes.
“Namun, sekarang namanya sudah masuk, semoga bisa memperkuat,” harap Saleh.
Kemudian, Saleh juga memprotes tidak adanya dr Reisa Broto Asmoro dalam Satgas COVID-19. Menurutnya, hal itu menyebabkan berkurangnya keseriusan masyarakat dalam melihat laporan dan edukasi Satgas yang ditayangkan di tv setiap harinya. Reisa juga dianggapnya mampu meningkatkan imunitas.
“Apalagi dr Reisa, dr Reisa ternyata nggak masuk lagi, ini menurunkan keseriusan masyarakat untuk menonton, kalau ada Reisa itu setidaknya dapat meningkatkan imunitas,” tuturnya.
Saleh pun mendapatkan protes dari anggota perempuan Komisi IX DPR. Lalu Saleh menjawab protes itu. “Bu Arzetti (Arzetti Bilbina Fraksi PKB) jangan terlalu lama memprotes, ini saya udah lama nunggunya, ada Bu Krisdayanti (Fraksi PDIP), lagunya selalu teringat ‘menghitung hari’, karena kelamaan bicaranya jadi keburu pulang Pak Erick Thohir, saya pengagum Pak Erick Thohir biar langsung disampaikan ke Pak Jokowi,” papar Saleh. (Baca juga: Temukan Kasus Positif COVID-19, Sebanyak 29.663 Spesimen Diperiksa Hari Ini)
“Bukan Pak Yuri, tapi lembaganya, jangan sampai ditinggalkan Kemenkes untuk urusan kesehatan tidak ada orang Kementerian Kesehatan di situ, kan aneh,” tambahnya.
Hal ini disampaikan Saleh dalam Rapat Kerja (Raker) Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta menyusul protesnya karena Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto (Yuri) didepak dari Satgas COVID-19 yang baru dibentuk. Terlebih, tidak adanya pejabat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) selain Menkes Terawan Agus Putranto yang masuk ke dalam Satgas. (Baca juga: Temukan Kasus Positif COVID-19, Sebanyak 29.663 Spesimen Diperiksa Hari Ini)
“Dari organisasi satgas dulu, tadi dikutip sama beberapa anggota soal dihilangkannya orang Kemenkes dari Satgas, sekarang dimasukkan setelah dikritik, setelah ribut sana-sini. Beberapa (orang) saya telepon, Pak Yuri, Pak Menkes saya bisikin, Pak Sekjen (Sekretaris Jenderal) Kemenkes saya bisikin juga, seakan-akan Pak Yuri dipecat dari Gugus Tugas, dulu kan di Gugus Tugas, setelah berganti Satgas enggak ada namanya,” ujar Saleh, Kamis (27/8/2020).
Pelaksana harian (Plh) Ketua Fraksi PAN ini mengaku bingung kenapa orang Kemenkes dicopot dari organisasi penanganan kesehatan di Indonesia. Hanya Menkes saja yang awalnya masuk tapi, Menkes itu karena posisinya Wakil Satgas maka hanya tataran kebijakan, sementara implementasi dan teknis tidak ada orang dari Kemenkes.
“Namun, sekarang namanya sudah masuk, semoga bisa memperkuat,” harap Saleh.
Kemudian, Saleh juga memprotes tidak adanya dr Reisa Broto Asmoro dalam Satgas COVID-19. Menurutnya, hal itu menyebabkan berkurangnya keseriusan masyarakat dalam melihat laporan dan edukasi Satgas yang ditayangkan di tv setiap harinya. Reisa juga dianggapnya mampu meningkatkan imunitas.
“Apalagi dr Reisa, dr Reisa ternyata nggak masuk lagi, ini menurunkan keseriusan masyarakat untuk menonton, kalau ada Reisa itu setidaknya dapat meningkatkan imunitas,” tuturnya.
Saleh pun mendapatkan protes dari anggota perempuan Komisi IX DPR. Lalu Saleh menjawab protes itu. “Bu Arzetti (Arzetti Bilbina Fraksi PKB) jangan terlalu lama memprotes, ini saya udah lama nunggunya, ada Bu Krisdayanti (Fraksi PDIP), lagunya selalu teringat ‘menghitung hari’, karena kelamaan bicaranya jadi keburu pulang Pak Erick Thohir, saya pengagum Pak Erick Thohir biar langsung disampaikan ke Pak Jokowi,” papar Saleh. (Baca juga: Temukan Kasus Positif COVID-19, Sebanyak 29.663 Spesimen Diperiksa Hari Ini)
“Bukan Pak Yuri, tapi lembaganya, jangan sampai ditinggalkan Kemenkes untuk urusan kesehatan tidak ada orang Kementerian Kesehatan di situ, kan aneh,” tambahnya.
(kri)