Kepala BPOM: Sudah Saatnya Indonesia Mandiri dalam Bahan Baku Obat

Minggu, 28 Agustus 2022 - 23:20 WIB
loading...
Kepala BPOM: Sudah Saatnya Indonesia Mandiri dalam Bahan Baku Obat
Kepala BPOM Penny K. Lukito. Foto/Dok SINDOnews
A A A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 yang melanda dunia dalam dua tahun terakhir, menjadi refleksi sekaligus pembelajaran bagi Indonesia dalam hal memproduksi obat-obatan. Padahal, Indonesia memiliki potensi besar untuk pengembangan obat karena kekayaan sumber daya alam.

”Industri farmasi Indonesia masih bergantung pada bahanbakudanobatimpor,khususnyauntukobat yang diproduksi dengan teknologi tinggi (advanced technology),” kata Kepala BPOM, Penny K. Lukito, Minggu (28/8/2022).

Ia mengatakan, Indonesia masih menjadi pengguna hasil inovasi dari negara lain dan belum menjadiinventor. Hal itu karena industri farmasi Indonesia belum menjadikan riset sebagai basis dalam pengembangan bisnis.

“Pandemi Covid-19 menjadi momentum dalam mendorong banyaknya inisiatif penelitian dan pengembangan, baik obat maupun vaksin, yang bertujuan untuk pengobatan dan pencegahan terhadap penyebaran penyakitCovid-19,” paparnya.

Seluruh penelitian dan pengembangan tersebut perlu didukung agar produk hasil riset dapat dikomersilkan dan memberikan manfaat bagi masyarakat luas. BPOM sebagai regulator di bidang obat selalu mengawal pengembangan obat dan vaksin dalam pemenuhan standar dan mutu.

”Keberhasilan penelitian dan pengembangan obat dan vaksin baru tidak hanya menjadi tugasBPOM, melainkan upaya bersama secara sinergi, koordinatif, dan komunikatif antara pemangku kepentingan terkait yang tergabung dalam sinergitriple helix,” tambahnya.

Sebagai contoh, pada Lokakarya Pemanfaatan Teknologi Pengembangan Obat dan Vaksin Covid-19 untuk Mendukung Pembangunan Ekosistem Kemandirian Obat dan Vaksin Dalam Negeri di Jakarta pada Jumat (26/08/2022).

BPOM memperkenalkan produk publikasi terkait obat, yaitu Buku “Cerdas Cegah Obat dan Vaksin COVID-19 Ilegal atau Palsu” dan Buku “Menjaga Integritas Rantai Suplai Vaksin COVID-19 di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian”.

Untuk itu, ke depannya Ia berharap agar para peneliti dan mitra industri farmasi memiliki pemahaman terkait pemenuhan standar dan persyaratan yang harus dipenuhi dalam penelitian dan pengembangan obat.

MeliputiGood Laboratory Practices (GLP), Good Manufacturing Practices (GMP), Good Clinical Practices (GCP),danGood Submission Practices (GSubp).

”Juga dapat terbangun komunikasi yang konstruktif dalam mendorong keberlanjutan pengembangan vaksin, termasuk Vaksin Merah Putih, serta penguasaan teknologi yang dapat digunakan untuk penelitian dan pengembangan obat dan vaksinbeyondCOVID-19,” tutupnya.
(ams)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1944 seconds (0.1#10.140)