Desentralisasi Indonesia: Divergen atau Konvergen?

Senin, 05 Agustus 2024 - 06:50 WIB
loading...
A A A
Kajian lain menyatakan bahwa jika beberapa pusat pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh sumber daya alam (SDA) tinggi seperti Kalimantan dan Sumatera dikeluarkan dari analisis, maka pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah lain menunjukkan pola pemerataan yang lebih baik. Kajian yang dilakukan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) mendukung temuan tersebut.

Di mana pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah yang tidak memiliki SDA tinggi cenderung stabil dan merata. Laporan ini juga mencatat bahwa wilayah-wilayah seperti Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Bali mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup seimbang, dengan rata-rata pertumbuhan PDB yang konsisten sekitar 4% per tahun.

Meski demikian, kajian dari Asian Development Bank (ADB) juga menyoroti bahwa meskipun pembangunan semakin merata, laju pertumbuhannya masih tergolong lambat. Oleh sebab itu, ADB menyarankan bahwa diperlukan kebijakan yang lebih agresif dalam mengembangkan infrastruktur dan meningkatkan kualitas pendidikan di daerah-daerah yang kurang berkembang untuk mempercepat proses pembangunan ekonomi, termasuk peningkatan akses terhadap teknologi dan modal.

Kebijakan ekonomi yang ada saat ini, lebih memperkuat ketergantungan daerah yang kaya SDA, sebagai motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi. Hal ini jika diteruskan akan mendorong divergensi yang makin tinggi.

Oleh karena itu, pemerintah berupaya daerah dengan SDA tinggi, untuk lebih fokus pada peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, kualitas layanan dasar serta perlipatan pelaku ekonomi yang lebih merata. Dengan demikian, perubahan pola pembangunan di daerah dengan SDA tinggi tidak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi, tetapi memperkuat distribusi pembangunan yang lebih merata.

Economic Linkages dalam Transformasi Ekonomi
Transformasi ekonomi yang mengarah pada integrasi ekonomi yang kuat, baik antar sektor maupun secara spasial, merupakan langkah krusial untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif. Integrasi ekonomi antar sektor berarti menciptakan keterkaitan yang lebih erat antara berbagai industri, sehingga mendorong sinergi dan efisiensi dalam rantai nilai.

Di samping itu, integrasi ekonomi secara spasial—yakni penghubungan antar wilayah—juga penting untuk mengurangi ketimpangan regional dan memastikan bahwa manfaat pertumbuhan ekonomi tersebar merata.

Pengembangan infrastruktur transportasi dan komunikasi yang terintegrasi dapat menghubungkan daerah-daerah terpencil dengan pusat-pusat ekonomi utama, sehingga memperluas akses pasar dan peluang investasi. Hal ini memungkinkan daerah-daerah dengan potensi ekonomi yang belum dimanfaatkan untuk berkontribusi lebih besar terhadap ekonomi nasional, sekaligus mempercepat proses pembangunan regional yang merata.

Selain itu, implementasi integrasi ekonomi juga membutuhkan strategi yang terkoordinasi, mulai dari kebijakan pemerintah hingga upaya sektor swasta. Oleh sebab itu, pemerintah perlu menginisiasi kebijakan yang mendukung pengembangan kawasan industri, pusat logistik, dan jaringan transportasi yang saling terhubung.

Di samping itu, investasi dalam pendidikan dan pelatihan tenaga kerja juga harus diutamakan agar sumber daya manusia dapat beradaptasi dengan kebutuhan industri yang berkembang. Pun sektor swasta berperan penting dalam membangun kemitraan dan kolaborasi lintas sektor, serta memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1990 seconds (0.1#10.140)