Pengunduran Diri Biden dan Tantangan Politik yang Kompleks

Selasa, 23 Juli 2024 - 10:37 WIB
loading...
A A A

Analisis Pasca Penembakan: Realitas yang Kompleks


Setelah insiden penembakan, meskipun banyak analisis yang menyatakan bahwa "Demokrasi AS memasuki waktu mati" dan "Trump pasti menang," data survei membuktikan bahwa realitas jauh lebih kompleks daripada yang dibayangkan. Insiden penembakan tampaknya dapat mendorong dukungan untuk Trump dan Partai Republik, namun dalam struktur politik AS yang sangat terpolarisasi saat ini, insiden ini menimbulkan tantangan bagi kedua belah pihak.

Penyerangan terhadap Trump memang membantu mengonsolidasikan basis pendukung Partai Republik, tetapi identitas pelaku yang merupakan seorang Republikan dan pria kulit putih membuat Trump sulit untuk menyerang Partai Demokrat lebih lanjut. Demikian pula, meskipun insiden penembakan ini bisa membantu Partai Demokrat, kenyataan bahwa insiden ini terjadi menjelang pemilu dan korban adalah kandidat Partai Republik membuat Partai Demokrat enggan untuk terlalu banyak mengangkat isu ini.

Akibatnya, setelah insiden penembakan, kedua partai menjalankan strategi mereka masing-masing dengan hati-hati. Partai Republik berusaha keras untuk mengkritik suasana pemilu yang dibentuk oleh Biden yang dianggap menyebabkan kekerasan, namun mereka menghindari membahas latar belakang pelaku. Trump sendiri juga tidak banyak menggunakan retorika kebencian rasial yang biasanya ia lakukan, melainkan segera mengumumkan pasangannya, J.D. Vance, dan membuka front baru dengan isu Taiwan, terus menggambarkan Biden sebagai pemimpin yang tidak kompeten.

Di sisi lain, Partai Demokrat dan Biden tidak merespons teori konspirasi "Trump merekayasa sendiri" yang dilontarkan sebagian pihak, melainkan fokus pada penyelidikan insiden penembakan tersebut. Secret Service juga mengakui kelalaian dalam pengamanan, berusaha untuk membatasi kerusakan hanya pada level teknis terkait pelaksanaan yang buruk, dan menghindari berkembangnya narasi di kalangan pendukung Trump bahwa "Biden memerintahkan pembunuhan".

Dinamika Pemilihan: Realitas Survei Pasca Penembakan


Berdasarkan hasil survei yang disebutkan sebelumnya, insiden penembakan tidak memberikan dampak besar pada pola survei secara makro. Jelas bahwa dalam strategi operasional masing-masing partai, basis dukungan yang ada tidak mengalami perubahan drastis, dan fluktuasi kecil mungkin berasal dari perubahan dalam tingkat partisipasi pemilih. Namun, jika kita melihat dari sudut pandang sistem pemilihan yang mempertimbangkan negara bagian kunci, terlihat bahwa peluang Biden sebenarnya sudah menurun sejak debat bulan Juni, sebelum insiden penembakan terjadi, dan tidak ada perubahan signifikan setelahnya.

Menurut laporan media Amerika, saat ini Biden tidak hanya mempertahankan tren survei sebelum penembakan, tetapi juga tertinggal dari Trump di semua negara bagian kunci yang berayun. Bahkan di negara bagian seperti Virginia dan New Mexico, di mana Partai Demokrat diperkirakan tidak perlu mengalokasikan banyak sumber daya, tren yang kurang menggembirakan mulai muncul.

Hal ini bisa diartikan bahwa insiden penembakan memperkuat citra Trump sebagai sosok yang kuat, memperbesar ketidakpuasan pemilih terhadap ketidakmampuan Biden. Namun, mengingat survei makro kedua kandidat tidak berubah, bisa juga diartikan bahwa meskipun insiden penembakan tidak menghancurkan Biden, itu juga tidak memberinya peluang untuk "selamat secara ajaib," sehingga tren penurunan survei sebelum insiden terus berlanjut.

Secara teori, insiden penembakan dapat menyelamatkan pencalonan presiden Biden dari dua perspektif: pertama, jika dukungan terhadap Trump meningkat tajam, membuat Partai Demokrat secara keseluruhan berpikir bahwa "mengganti calon tidak akan membantu," Biden justru bisa bertahan sebagai "pion pengorbanan strategis," menyimpan energi untuk masa depan jangka panjang Partai Demokrat dan menghindari konsumsi dini bintang masa depan yang potensial.

Dengan kata lain, ini berarti melakukan pengorbanan di medan perang presiden yang diperkirakan kalah. Kedua, meskipun peluangnya sangat kecil, secara teori insiden penembakan juga dapat meningkatkan dukungan terhadap Biden dari Demokrat melalui isu kontrol senjata. Jika dukungan meningkat hingga ke tingkat yang dianggap Partai Demokrat "masih bisa diselamatkan," Biden mungkin bisa mempertahankan pencalonannya.

Realitas Pasca Penembakan dan Pengunduran Diri Biden


Namun, hasil akhirnya menunjukkan bahwa kedua skenario tersebut tidak terjadi: meskipun insiden penembakan memicu debat publik dan berbagai teori konspirasi bermunculan, efeknya lebih kepada mengkonsolidasikan basis pendukung masing-masing. Ini menyebabkan survei Trump dan Biden hanya mengalami fluktuasi kecil, tanpa lonjakan besar atau penurunan drastis, sementara Biden tetap tertinggal dari Trump di negara bagian kunci yang berayun.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1982 seconds (0.1#10.140)