Bantah Anggaran Influencer, Pengamat Pariwisata: Kemenparekraf Fokus Manajemen Krisis Covid-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pengamat pariwisata Hilda Ansariah Sabri menilai temuan Indonesia Corruption Watch (ICW) soal anggaran influencer di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) salah alamat, menyusul data yang digunakan bukan data Kemenparekraf terkini.
"Itu bukan data sekarang. Bukan ditujukan ke Kemenparekraf, Wishnutama Kusubandio dan Angela Tanoesoedibjo. Salah alamat," kata Hilda dalam pernyataannya, Minggu (23/8/2020).
Hilda mengatakan penelitian dilakukan pada 14-18 Agustus 2020 dengan menelusuri Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). Namun, data yang digunakan tersebut dari tahun 2014 - 2018.
Saat ini, lanjut Hilda, Kemenparekraf fokus pada penanganan dampak Covid-19 pada seluruh sektor pariwisata. "Sekarang ini 215 negara terkena pandemi Covid-19," ungkapnya
(Baca: Influencer-Buzzer Nihilkan Peran Jubir Istana dan Humas Pemerintahan)
Langkah-langkah manajemen krisis yang dilakukan Kemenparekraf, kata dia, terlihat sangat jelas sejak pandemi diumumkan di Indonesia.
Dia mencontohkan dukungan Kemenparekraf dengan menyediakan hotel-hotel yang digunakan sebagai tempat beristirahat tenaga medis dan perusahaan transportasi yang digandeng guna membantu transportasi paramedis dalam penanganan Covid-19.
Seperti diketahui, langkah konkret penyelamatan sektor pariwisata juga ditunjukkan Kemenparekraf dengan memprioritaskan keselamatan pekerja, pelaku usaha dan masyarakat, memberikan bantuan sosial bagi pekerja pariwisata, membantu pengurangan beban usaha dan permodalan bagi pelaku usaha Parekraf.
"Sektor UMKM, asosiasi-asosiasi terkait pariwisata, seperti pemandu wisata juga mendapatkan perhatian dengan bantuan-bantuan dari Kemenparekraf," kata Hilda.
(Baca: Idealnya Para Menteri Merangkap sebagai 'Buzzer Resmi')
"Itu bukan data sekarang. Bukan ditujukan ke Kemenparekraf, Wishnutama Kusubandio dan Angela Tanoesoedibjo. Salah alamat," kata Hilda dalam pernyataannya, Minggu (23/8/2020).
Hilda mengatakan penelitian dilakukan pada 14-18 Agustus 2020 dengan menelusuri Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). Namun, data yang digunakan tersebut dari tahun 2014 - 2018.
Saat ini, lanjut Hilda, Kemenparekraf fokus pada penanganan dampak Covid-19 pada seluruh sektor pariwisata. "Sekarang ini 215 negara terkena pandemi Covid-19," ungkapnya
(Baca: Influencer-Buzzer Nihilkan Peran Jubir Istana dan Humas Pemerintahan)
Langkah-langkah manajemen krisis yang dilakukan Kemenparekraf, kata dia, terlihat sangat jelas sejak pandemi diumumkan di Indonesia.
Dia mencontohkan dukungan Kemenparekraf dengan menyediakan hotel-hotel yang digunakan sebagai tempat beristirahat tenaga medis dan perusahaan transportasi yang digandeng guna membantu transportasi paramedis dalam penanganan Covid-19.
Seperti diketahui, langkah konkret penyelamatan sektor pariwisata juga ditunjukkan Kemenparekraf dengan memprioritaskan keselamatan pekerja, pelaku usaha dan masyarakat, memberikan bantuan sosial bagi pekerja pariwisata, membantu pengurangan beban usaha dan permodalan bagi pelaku usaha Parekraf.
"Sektor UMKM, asosiasi-asosiasi terkait pariwisata, seperti pemandu wisata juga mendapatkan perhatian dengan bantuan-bantuan dari Kemenparekraf," kata Hilda.
(Baca: Idealnya Para Menteri Merangkap sebagai 'Buzzer Resmi')