Momentum Benahi Pelayanan Kesehatan

Selasa, 18 Agustus 2020 - 07:35 WIB
loading...
A A A
Menjawab tingginya kebutuhan akan APD, diciptakanlah baju hazmat jenis coveralldandown berlabel INA United. Hazmat ini menggunakan bahan dalam negeri. Setelah lolos uji ISO 16604, APD ini siap diproduksi hingga jutaan unit per bulan.

Anggota Komisi IX DPR Intan Fauzi mengatakan, pandemi ini justru jadi momentum untuk Indonesia karena kenyataannya di lapangan anak negeri mampu memajukan industri kesehatan.

“Selama Covid-19 terdeteksi, kita ini terbukti produsen, produksinya sudah bisa dibuat oleh kita sendiri, mulai dari masker, APD, ventilator, oksigen, kita bisa,” ujar Intan kemarin.

Dia memuji Indonesia yang mampu memenuhi kebutuhan sendiri, padahal pada saat yang sama banyak negara lain memproteksi untuk tidak mengekspor keluar. Dia hanya mengingatkan jangan sampai masalah klasik soal regulasi menjadi kendala berkembangnya industri kesehatan dalam negeri. Intan juga menyayangkan kebijakan strategis dari eksekutif selama ini yang kurang berpihak pada industri lokal, mulai dari pengadaan bahan baku sampai ke hilir.

Satu di antara temuan anak bangsa yang paling dinantikan adalah vaksin Merah Putih. Riset vaksin oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman ini lagi-lagi membuktikan bahwa bangsa Indonesia mampu melakukan penemuan monumental di bidang kesehatan.

Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Amin Soebandrio mengungkapkan saat ini pengembangan vaksin Merah Putih telah mencapai 40%. Dia berharap awal tahun depan bibit vaksinnya sudah diserahkan ke industri untuk dilakukan uji klinis. (Baca juga: Putin Mengaku Siap Kirim Tentara ke Belarusia)

Amin Soebandrio menargetkan produksi vaksin Merah Putih nanti 50% memenuhi kebutuhan dalam negeri. Dia berharap vaksin Merah Putih kelak jadi solusi untuk mengatasi pandemi.

Produksi dalam negeri ditargetkan sebanyak 350 juta dosis per tahun. Namun, dia mengingatkan bahwa program vaksinasi itu tidak bisa dalam sekejap. Amin memprediksi dengan jumlah penduduk Indonesia proses vaksinasi paling cepat akan sekitar satu tahun.

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan, saat ini proses yang dilakukan Lembaga Eijkman adalah menyiapkan kloning dari protein yang nanti akan diuji coba ke hewan mamalia.

Menurut dia, proses kloning ini penting sebab sebagai langkah persiapan sebelum masuk uji klinis vaksin kepada manusia. Bambang berharap proses kloning ini bisa berjalan lancar sehingga dalam kurun waktu satu bulan proses itu bisa selesai.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1334 seconds (0.1#10.140)