Bantu Korban Pulihkan Trauma dan Laporkan Pelaku
loading...
A
A
A
Illian yang berprofesi sebagai pengacara ini juga sudah mulai bergerak secara hukum. Dimulai dari mengajak mereka yang merasa menjadi korban untuk mau melapor. Dia hanya ingin tidak ada korban lain karena BA pernah lolos dari jeratan hukum setelah melakukan pelecehan secara fisik saat dia masih menjadi mahasiswa D3 Ekonomi UGM.
Fakta masa lalu BA pun terkuak, semakin membuatnya semangat untuk dapat memproses BA ke ranah hukum dan tetap menemani korban menghilangkan trauma. Menjebloskan BA ke penjara mungkin juga dapat memulihkan trauma korban.
Trauma yang berdampak panjang pada kehidupan korban pelecahan bukan isapan jempol. Seperti Cinta, 32, nama samaran sesuai permintaannya. (Baca juga: Ilmuwan Jepang Bangunkan Mikroba yang tertidur Selama 100 Juta Tahun)
"Saya masih perawan, padahal sudah dua tahun usia pernikahan saya," ucap Cinta. Suaranya parau, sesekali terdiam, menghela napas, kemudian melanjutkan ceritanya.
Cinta kini berada jauh di luar Pulau Jawa. Sebelumnya dia pernah lima tahun menetap di Ibu kota. Tahun 2007 saat masih kuliah, Cinta yang menggunakan transportasi massal KRL ekonomi mengalami pelecehan seksual.
Saat itu KRL belum nyaman seperti sekarang. KRL kelas ekonomi sangat tidak manusiawi. Penumpang berdesakan hingga gelap karena lampu mati. Saat gerbong penuh sesak dan gelap itulah, Cinta merasa badannya dipeluk dari belakang hingga menyentuh payudaranya.
"Berusaha melepas tapi kalah tenaga, saya cakar pun dia tidak melepas. Cukup lama saya dilecehkan seperti itu, sampai stasiun yang sudah lebih longgar, pelaku langsung keluar gerbong," ujar Cinta mengingat pengalaman 13 tahun silam, namun dia masih ingat detail kejadiannya hingga kini. (Baca juga: Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia Juga Dideklarasikan di Sejumlah Kota dan Luar Negeri)
Mulai dari pakaian yang dia kenakan dan perlakuan bejat tersebut, namun beruntung Cinta tidak melihat wajah pelaku yang bisa saja akan terus menghantuinya hingga kini.
"Setelah sampai konstan saya menangis cukup lama. Saya yang seumur hidup menjaga batas tidak pernah disentuh laki-laki, pacaran pun tidak. Bergandengan tangan saja tidak, merasa aneh dan mulai merasa saya sudah ternodai," tuturnya.
Setelah kejadian itu, hari berbeda dilaluinya, dirinya mulai menjadi sosok yang temperamental. Cepat menangis, marah, dan kesal terhadap hal kecil. Bayangan pelecehan kerap muncul yang membuat emosinya naik turun.
Fakta masa lalu BA pun terkuak, semakin membuatnya semangat untuk dapat memproses BA ke ranah hukum dan tetap menemani korban menghilangkan trauma. Menjebloskan BA ke penjara mungkin juga dapat memulihkan trauma korban.
Trauma yang berdampak panjang pada kehidupan korban pelecahan bukan isapan jempol. Seperti Cinta, 32, nama samaran sesuai permintaannya. (Baca juga: Ilmuwan Jepang Bangunkan Mikroba yang tertidur Selama 100 Juta Tahun)
"Saya masih perawan, padahal sudah dua tahun usia pernikahan saya," ucap Cinta. Suaranya parau, sesekali terdiam, menghela napas, kemudian melanjutkan ceritanya.
Cinta kini berada jauh di luar Pulau Jawa. Sebelumnya dia pernah lima tahun menetap di Ibu kota. Tahun 2007 saat masih kuliah, Cinta yang menggunakan transportasi massal KRL ekonomi mengalami pelecehan seksual.
Saat itu KRL belum nyaman seperti sekarang. KRL kelas ekonomi sangat tidak manusiawi. Penumpang berdesakan hingga gelap karena lampu mati. Saat gerbong penuh sesak dan gelap itulah, Cinta merasa badannya dipeluk dari belakang hingga menyentuh payudaranya.
"Berusaha melepas tapi kalah tenaga, saya cakar pun dia tidak melepas. Cukup lama saya dilecehkan seperti itu, sampai stasiun yang sudah lebih longgar, pelaku langsung keluar gerbong," ujar Cinta mengingat pengalaman 13 tahun silam, namun dia masih ingat detail kejadiannya hingga kini. (Baca juga: Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia Juga Dideklarasikan di Sejumlah Kota dan Luar Negeri)
Mulai dari pakaian yang dia kenakan dan perlakuan bejat tersebut, namun beruntung Cinta tidak melihat wajah pelaku yang bisa saja akan terus menghantuinya hingga kini.
"Setelah sampai konstan saya menangis cukup lama. Saya yang seumur hidup menjaga batas tidak pernah disentuh laki-laki, pacaran pun tidak. Bergandengan tangan saja tidak, merasa aneh dan mulai merasa saya sudah ternodai," tuturnya.
Setelah kejadian itu, hari berbeda dilaluinya, dirinya mulai menjadi sosok yang temperamental. Cepat menangis, marah, dan kesal terhadap hal kecil. Bayangan pelecehan kerap muncul yang membuat emosinya naik turun.