Ini Perbedaan Vaksin Corona Bikinan Indonesia dengan Buatan Asing

Jum'at, 14 Agustus 2020 - 20:31 WIB
loading...
Ini Perbedaan Vaksin...
Indonesia saat ini telah mengembangkan vaksin Corona lokal yang diberi nama vaksin Merah Putih. Lalu, apa yang menjadi perbedaannya dengan vaksin Sinovac. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Indonesia saat ini telah mengembangkan vaksin Covid-19 (virus Corona) lokal yang diberi nama vaksin Merah Putih. Lalu, apa yang menjadi perbedaannya dengan vaksin yang dikembangkan bersama dengan negara lain seperti Sinovac.

(Baca juga: 1.323 WNI di Luar Negeri Positif Corona, Total 865 Sembuh)

"Secara umum, ada perbedaan antara vaksin yang dikembangkan oleh Sinovac dan vaksin yang dikembangkan oleh Lembaga Eijkman. Vaksin Sinovac itu menggunakan virus utuh," kata Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Amin Soebandrio dalam keterangannya kepada Sindo Media, Jumat (14/8/2020).

(Baca juga: RUU Cipta Kerja Dikebut, Demokrat Curiga Banyak Kepentingan Gelap)

"Jadi virus secara keseluruhan virus hidup dibiakkan sebanyak mungkin kemudian dimatikan dengan bahan kimia atau cara-cara apapun. Setelah itu setelah dimurnikan, maka virus itu secara keseluruhan bisa dipakai untuk vaksin langsung. Jadi memang prosesnya lebih lebih pendek, tapi harus membiakkan virus dalam jumlah besar. Ini juga berisiko," sambungnya.

(Baca juga: Wasekjen Demokrat Sebut Tak Ada yang Istimewa dari Pidato Jokowi)

Sementara, kata Amin vaksin yang dikembangkan oleh Eijkman hanya menggunakan sub partikel dari virus Corona tersebut. "Nah, yang dikembangkan oleh Lembaga Eijkman kami hanya menggunakan bagian-bagian tertentu saja dari sub partikel virus itu," katanya.

"Jadi misalnya kalau virus ini menempel pada manusia itu kan lewat spike-nya atau duri-durinya itu, nah itu protein spike ini yang kita jadikan sebagai target antigen. Itu yang kita jadikan antigen tapi tidak diambil langsung dari virus itu, hanya saja kita mengambil bagian itu. Jadi bukan mengambil langsung dari virus itu. Kita mengambil informasi genetik," jelas Amin.

Amin mengatakan vaksin Merah Putih menggunakan metode rekombinasi. Dengan metode, kata Amin akan meminimalkan potensi reaksi yang tidak diperlukan. Meskipun dalam prosesnya memerlukan waktu yang lebih lama.

"Salah satu keuntungannya adalah kita meminimalisasi reaksi-reaksi yang tidak diperlukan. Artinya kalau kita menggunakan full virus, maka ada potensi terjadinya reaksi terhadap komponen-komponen virus yang lainnya. Itu kita minimalisasi. Tentunya prosesnya membutuhkan waktu yang lebih lama," ujarnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1993 seconds (0.1#10.140)