Literasi Informasi Penting Ditingkatkan untuk Wujudkan Perdamaian Bangsa
loading...
A
A
A
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama Fakultas Dirasat Islamiyah UIN Jakarta ini juga menyoroti pentingnya kesadaran bersama untuk menjaga kerukunan antarumat beragama. Hubungan yang harmonis antar golongan di Indonesia menjadi kekuatan sosial yang dapat mencegah masuknya intoleransi dan paham radikal yang diuntungkan dengan adanya kekacauan di masyarakat.
"Kita harus menyadari bahwa perbedaan itu adalah sesuatu karunia dari Tuhan. Perlu diingat bahwa perbedaan itu harus kita jadikan kekuatan, bukan menjadi beban," katanya.
Syarif mengingatkan gesekan antaretnis atau agama masih berpotensi menjadi ancaman destabilisasi nasional, terlebih lagi menjelang Pemilu 2024. Konflik horizontal yang ditimbulkan hanya karena ingin mendongkrak elektabilitas merupakan hal yang memalukan dan jelas merugikan banyak orang, terlepas apapun latar belakang golongan atau agamanya.
"Gesekan-gesekan kecil mungkin masih ada, namun mudah-mudahan dari waktu ke waktu, dari Pilpres ke Pilpres, dari Pemilu ke Pemilu, kita sebagai bangsa sudah mulai menyadari bahwa konflik bernuansa politis adalah rutinitas yang tidak perlu," kata Syarif.
Ia menguraikan bahwa masyarakat juga jangan abai dan harus waspada kepada orang-orang yang punya kepentingan serta menghalalkan segala cara. Dalam mencapai agendanya. Mereka tidak segan jika harus membenturkan antar agama, antar etnis, dan lain sebagainya.
Dirinya juga mengingatkan bahwa narasi yang sarat pemahaman radikalisme dan terorisme sering kali memanfaatkan perbedaan agama dan etnis untuk memecah belah masyarakat. Namun, ia kembali menegaskan bahwa perbedaan itu adalah karunia dari Tuhan yang harus disyukuri dan dijaga.
"Tidak bisa dipungkiri bahwa gesekan antar etnis atau agama dapat menjadi ancaman destabilisasi nasional. Oleh karena itu, penting bagi seluruh elemen bangsa untuk bekerja sama menjaga kerukunan dan kedamaian," kata Syarif.
"Kita harus menyadari bahwa perbedaan itu adalah sesuatu karunia dari Tuhan. Perlu diingat bahwa perbedaan itu harus kita jadikan kekuatan, bukan menjadi beban," katanya.
Syarif mengingatkan gesekan antaretnis atau agama masih berpotensi menjadi ancaman destabilisasi nasional, terlebih lagi menjelang Pemilu 2024. Konflik horizontal yang ditimbulkan hanya karena ingin mendongkrak elektabilitas merupakan hal yang memalukan dan jelas merugikan banyak orang, terlepas apapun latar belakang golongan atau agamanya.
"Gesekan-gesekan kecil mungkin masih ada, namun mudah-mudahan dari waktu ke waktu, dari Pilpres ke Pilpres, dari Pemilu ke Pemilu, kita sebagai bangsa sudah mulai menyadari bahwa konflik bernuansa politis adalah rutinitas yang tidak perlu," kata Syarif.
Ia menguraikan bahwa masyarakat juga jangan abai dan harus waspada kepada orang-orang yang punya kepentingan serta menghalalkan segala cara. Dalam mencapai agendanya. Mereka tidak segan jika harus membenturkan antar agama, antar etnis, dan lain sebagainya.
Dirinya juga mengingatkan bahwa narasi yang sarat pemahaman radikalisme dan terorisme sering kali memanfaatkan perbedaan agama dan etnis untuk memecah belah masyarakat. Namun, ia kembali menegaskan bahwa perbedaan itu adalah karunia dari Tuhan yang harus disyukuri dan dijaga.
"Tidak bisa dipungkiri bahwa gesekan antar etnis atau agama dapat menjadi ancaman destabilisasi nasional. Oleh karena itu, penting bagi seluruh elemen bangsa untuk bekerja sama menjaga kerukunan dan kedamaian," kata Syarif.
(abd)