Soal Lapangan Kerja Minim, Ganjar: Pemerintah Harus Pertemukan Industri dengan Sekolah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Calon Presiden (Capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo bertemu dengan ribuan buruh dan masyarakat di GOR Metland, Tambun, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Kedatangan Ganjar merupakan rangkaian kampanye yang dia lakukan jelang pemungutan suara pada 14 Februari 2024 mendatang.
Dalam kampanyenya tersebut, Ganjar mendapatkan keluhan dari masyarakat dan buruh yakni soal sulitnya mencari pekerjaan dan maraknya calo lowongan pekerjaan. Ganjar menuturkan saat ini penting bagi pemerintah untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul dan menemukan antara sekolah dengan industri. "Sehingga, setiap ada industri dibangun disitu yang terdekat lah yang bisa masuk," ucapnya, Kamis (14/12/2023) sore.
Ganjar mengatakan, sebenarnya hal ini mudah saja diterapkan oleh Pemerintah. Hanya tinggal keseriusan pemerintah saja. "Dan itu ternyata tidak sulit sebenarnya karena ketika pemerintah bisa memfasilitasi antara sekolah dengan industri maka mereka bisa masuk," katanya.
Sebelumnya diberitakan, masyarakat Kabupaten Bekasi mengeluh sulitnya mencari pekerjaan. Kalaupun ada, mereka harus membayar kepada calo agar bisa bekerja di suatu perusahaan atau pabrik. Hal itu mereka sampaikan di depan Ganjar Pranowo. Seperti yang dialami oleh salah satu masyarakat, Jovanka.
Mulanya Ganjar mengatakan siapa masyarakat yang menjadi korban calo. Sebab, berdasarkan keluhan masyarakat banyak calo lowongan pekerjaan di Bekasi. Jovanka pun angkat tangan dan diminta naik ke atas panggung oleh Ganjar.
Baca juga: Capres Nomor 3, Ganjar Komitmen Berantas KKN demi Kesejahteraan Buruh
Pria lulusan STM tersebut mengaku hingga kini dia masih menganggur karena minimnya lapangan pekerjaan. Dia pun pernah ditawari bekerja namun dengan syarat harus membayar.
Kendati tidak punya uang, dia pun urung menerima tawaran tersebut. "Saya mau kerja di pabrik, pernah lamar enggak diterima," katanya kepada Ganjar di GOR Metland, Kabupaten Bekasi, Tambun, Jawa Barat.
Dia mengaku sempat bertanya soal alasan perusahaan tak bisa menerimanya sebagai karyawan. Menurutnya, hal itu dikarenakan dia tidak menyetor uang pelicin. "Duit Pak (harus bayar), kata Calo," ucap Jovanka disambut sorakan masyarakat yang membernarkan adanya calo tersebut.
Dalam kampanyenya tersebut, Ganjar mendapatkan keluhan dari masyarakat dan buruh yakni soal sulitnya mencari pekerjaan dan maraknya calo lowongan pekerjaan. Ganjar menuturkan saat ini penting bagi pemerintah untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul dan menemukan antara sekolah dengan industri. "Sehingga, setiap ada industri dibangun disitu yang terdekat lah yang bisa masuk," ucapnya, Kamis (14/12/2023) sore.
Ganjar mengatakan, sebenarnya hal ini mudah saja diterapkan oleh Pemerintah. Hanya tinggal keseriusan pemerintah saja. "Dan itu ternyata tidak sulit sebenarnya karena ketika pemerintah bisa memfasilitasi antara sekolah dengan industri maka mereka bisa masuk," katanya.
Sebelumnya diberitakan, masyarakat Kabupaten Bekasi mengeluh sulitnya mencari pekerjaan. Kalaupun ada, mereka harus membayar kepada calo agar bisa bekerja di suatu perusahaan atau pabrik. Hal itu mereka sampaikan di depan Ganjar Pranowo. Seperti yang dialami oleh salah satu masyarakat, Jovanka.
Mulanya Ganjar mengatakan siapa masyarakat yang menjadi korban calo. Sebab, berdasarkan keluhan masyarakat banyak calo lowongan pekerjaan di Bekasi. Jovanka pun angkat tangan dan diminta naik ke atas panggung oleh Ganjar.
Baca juga: Capres Nomor 3, Ganjar Komitmen Berantas KKN demi Kesejahteraan Buruh
Pria lulusan STM tersebut mengaku hingga kini dia masih menganggur karena minimnya lapangan pekerjaan. Dia pun pernah ditawari bekerja namun dengan syarat harus membayar.
Kendati tidak punya uang, dia pun urung menerima tawaran tersebut. "Saya mau kerja di pabrik, pernah lamar enggak diterima," katanya kepada Ganjar di GOR Metland, Kabupaten Bekasi, Tambun, Jawa Barat.
Dia mengaku sempat bertanya soal alasan perusahaan tak bisa menerimanya sebagai karyawan. Menurutnya, hal itu dikarenakan dia tidak menyetor uang pelicin. "Duit Pak (harus bayar), kata Calo," ucap Jovanka disambut sorakan masyarakat yang membernarkan adanya calo tersebut.