Di Pertemuan Tokoh Bangsa, Istri Nurcholis Madjid: Nepotisme Dipertontonkan Tanpa Rasa Malu

Minggu, 12 November 2023 - 14:25 WIB
loading...
Di Pertemuan Tokoh Bangsa, Istri Nurcholis Madjid: Nepotisme Dipertontonkan Tanpa Rasa Malu
Sejumlah tokoh bangsa yang mengatasnamakan Majelis Permusyawaratan Rembang (MPR) bersilaturahmi ke kediaman Gus Mus (KH Mustofa Bisri) di Rembang, Jawa Tengah, Minggu (12/11/2023). Foto: Ist
A A A
REMBANG - Sejumlah tokoh bangsa yang mengatasnamakan Majelis Permusyawaratan Rembang (MPR) bersilaturahmi ke kediaman Gus Mus (KH Mustofa Bisri) di Rembang, Jawa Tengah, Minggu (12/11/2023). Silaturahmi para tokoh bangsa ini sebagai respons atas kondisi bangsa saat ini.

Sejumlah tokoh hadir di antaranya Sinta Nuriyah Wahid, Goenawan Mohamad, Nasaruddin Umar, Frans Magnis Suseno, Rhenald Kasali, Erry Riyana Hardjapamekas, Lukman Hakim Saifuddin, dan lainnya.



Salah satu yang hadir yakni istri cendekiawan muslim almarhum Nurcholis Madjid, Omi Komaria Madjid. Dia datang ke kediaman Gus Mus untuk menyampaikan unek-unek pribadinya melihat kondisi bangsa saat ini.

“Saya curhat karena saya merasa sedih, kesal, dan marah. Itu semua karena dipicu oleh suatu kenyataan bahwa KKN yang kita perjuangkan pada reformasi 1998 dan itu merupakan pekerjaan utama untuk kelangsungan negara, saat ini tidak ditunaikan secara sungguh-sungguh,” ujarnya.

Menurut dia, KKN justru semakin menggurita dalam pelaksanaan penyelenggaraan negara. Padahal, negara mestinya menjadi wadah atau tempat pengabdian kepada rakyat untuk kemajuan rakyat.

“Tapi, itu semua sudah tidak ada rasanya justru negara malah sudah diselewengkan jauh menjadi ajang melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme. Sangat memprihatinkan sekali bahkan nepotisme kekuasaan Anda lihat sendiri ditunjukkan dipertontonkan kepada kita semua secara terbuka tanpa rasa malu dan salah sama sekali,” ungkapnya.

Padahal, para tokoh bangsa dan negara sudah sering mengingatkan atas tindakan tersebut karena akan membahayakan bangsa dan negara sebagaimana cita-cita bangsa ini dari Reformasi 1998.

“Kekuasaan menjadikan orang tertutup hati nuraninya itu yang sangat memprihatinkan. Tapi, kita juga ingat kalau bahwa kita tidak boleh menyerah, kita harus terus bersuara. Saya masih menaruh harapan dan optimisme,” kata Omi.

Dia mengajak anak-anak, rakyat Indonesia bersuara untuk mengawal kemajuan Indonesia mencapai tujuannya sebagaimana telah ditetapkan oleh para pendiri bangsa.
(jon)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3774 seconds (0.1#10.140)