Mahfud MD Ingatkan Adagium Vox Populi Vox Dei, Apa Artinya?

Minggu, 12 November 2023 - 11:42 WIB
loading...
Mahfud MD Ingatkan Adagium...
Cawapres Mahfud MD mengingatkan masyarakat untuk mengedepankan suara rakyat sebagai prioritas utama saat memilih. Dia berharap Pemilu 2024 dijalankan dengan jujur dan adil. Foto: Dok MPI
A A A
JAKARTA - Calon Wakil Presiden (Cawapres) Mahfud MD mengingatkan masyarakat untuk mengedepankan suara rakyat sebagai prioritas utama saat memilih. Dia berharap Pemilu 2024 dijalankan dengan jujur dan adil.

"Ingat ada adagium vox populi vox dei, suara rakyat itu adalah suara Tuhan," kata Mahfud di Surabaya dikutip dari keterangan video pada Sabtu (11/11/2023).

Pepatah tersebut menunjukkan masyarakat akan mencari cara sendiri untuk meraih kemenangan, bahkan jika mereka menghadapi tekanan atau perlakuan sewenang-wenang dari pihak berkuasa.



Mahfud menegaskan pentingnya menjalani proses pemilu tanpa adanya tindakan kecurangan. Menurut dia, karena kecurangan, kesewenang-wenangan, pemaksaan, dan penipuan dalam pemilu tidak akan membawa berkah.

Jika ada pihak yang menentang keinginan rakyat atau menindas mereka dengan cara yang tidak adil, maka keinginan masyarakat tersebut akan mencari cara sendiri untuk mencapai kemenangan.

Menko Polhukam itu dalam pertemuan dengan relawannya mengajak mereka untuk mempersiapkan diri dan melaksanakan pemilu dengan prinsip langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil, sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam Undang-Undang.

"Surabaya ini saya menyerukan, hendaknya masyarakat menyongsong dan melaksanakan pemilu dengan jujur dan adil. Luber, jurdil, sesuai ketentuan UUD. Itu hak konstitusional," ujar Mahfud usai Deklarasi Nasional Laju Indonesia di Jalan Jemursari, Surabaya, Sabtu (11/11/2023).

Vox Populi Vox Dei (Suara Rakyat, Suara Tuhan)

Adagium "Vox Populi Vox Dei," sering disuarakan di Indonesia, terutama terkait Gerakan Reformasi 1998 yang menandai akhir Orde Baru. Meskipun tidak sebesar "people power" di Filipina, gerakan mahasiswa Indonesia mencerminkan "moral force" dan tuntutan suara rakyat agar rezim turun. Puncaknya, Presiden Soeharto lengser.

Ungkapan ini sering dikaitkan dengan William of Malmesbury (abad ke-12) dan surat Alcuin of York kepada Charlemagne pada tahun 798. Meskipun sering diartikan secara mentah-mentah bahwa suara rakyat adalah suara Tuhan, hal ini menyiratkan bahwa pendapat umum selalu benar.

Adagium "vox populi, vox dei" berasal dari bahasa Latin yang berarti "suara rakyat adalah suara Tuhan." Artinya, pendapat atau pilihan mayoritas rakyat dianggap memiliki kekuatan atau legitimasi yang tinggi, seolah-olah merepresentasikan kehendak atau keputusan Tuhan.

Adagium ini menekankan pentingnya mendengarkan dan menghormati suara mayoritas dalam konteks pengambilan keputusan atau pemilihan umum.

Istilah ini sangat terkenal, bahkan banyak orang di masyarakat umum yang tahu dan memahami makna istilah tersebut dalam bahasa aslinya. Ya, istilah dalam bahasa Latin "vox populi vox dei" sudah begitu mendunia.

Dalam bahasa Indonesia, ungkapan kuat ini berarti suara rakyat adalah suara Tuhan. Suara rakyat menjadi penentu utama dalam panggung politik, menentukan hasil kontes politik atau pemilu.

Adagium ini menyuarakan prinsip demokrasi yang menempatkan kekuasaan pada tangan rakyat. Ide dasar di balik adagium ini adalah pemerintahan yang baik seharusnya mencerminkan keinginan dan aspirasi rakyat. Suara mayoritas seharusnya dihormati dan diikutsertakan dalam proses pengambilan keputusan.

Walaupun ungkapan ini mencerminkan prinsip-prinsip demokrasi, penting diingat bahwa demokrasi sejati juga memerlukan perlindungan terhadap hak-hak minoritas dan menghormati nilai-nilai hak asasi manusia. Meskipun suara rakyat memiliki peran krusial, demokrasi yang berkualitas harus melibatkan perlindungan terhadap hak-hak individu dan sistem pembatasan terhadap potensi tirani mayoritas.
(jon)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2070 seconds (0.1#10.140)