Sule dan Butarsi Berkolaborasi, Stunting Perlahan Pergi
loading...
A
A
A
Dewi (40) warga Tugu Selatan, Koja memaparkan, Sule merupakan menu makanan yang menjadi ikhtiar dirinya agar anaknya bebas dari stunting. “Dibagikan gratis, kadang juga saya membeli jika jatah pembagian sudah habis. Cukup efektif yntuk meningkatkan gizi anak saya,” paparnya.
Kini, putri Dewi sudah berusia tujuh tahun dan mengenyam pendidikan kelas satu sekolah dasar. Seperti halnya Syaiful, Dewi mengaku tak sadar jika buah hatinya mengalami stunting. Dirinya baru tahu kondisi putrinya tak berkembang normal seperti anak sebayanya saat usianya menginjak tahun kedua. “Saya bawa ke dokter dan dinyatakan gizi buruk. Saya tidak tahu istilah stunting,” paparnya.
baca juga: 298 Anak di Kota Lubuklinggau Terdeteksi Stunting
Dewi bersyukur adanya Sekokah Gizi dan produk makanan berbahan lele yang murah dan terjangkau bisa meningkatkan gizi putrinya. “Ikut sekolah gizi membuat saya mengerti apa itu stunting dan bagaimana cara mencegahnya sejak dini,” tuturnya.
Komitmen Turunkan Stunting
Sebagai kota Megapolitan dengan beragam fasilitas modern tak membuat Jakarta bebas dari stunting. Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan, jumlah balita stunting di Jakarta sekitar 20.000 anak. Yang sudah berhasil diintervensi sejumlah 9.000 anak.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta pun terus melakukan langkah konkret untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem dan stunting pada balita. Upaya tersebut dilakukan melalui sinergi dengan berbagai pihak, termasuk Pemerintah Pusat seperti Kemenkes demi mempercepat penanganan stunting.
Upaya yang dilakukan salah satunya pemberian makanan tambahan untuk balita maupun edukasi kepada para orang tua agar memerhatikan gizi bagi ibu hamil dan balita. Lalu, di Posyandu atau dari Dinas Sosial (Dinsos) DKI Jakarta juga diberikan makanan tambahan. “Gerakan Anak Sehat ini juga dapat menambah kesadaran masyarakat Jakarta terhadap bahaya stunting atau tengkes,” kata Heru di Balai Kota, Selasa (31/10/2023).
Rumah produksi Sule (makanan sehat berbahan dasar ikan lele) di Koja, Jakarta Utara.
Foto: Anton Chrisbiyanto/SINDOnews
Masalah stunting hingga kini mendapatkan perhatian serius pemerintah. Dengan memerangi stunting, berarti menyelamatkan generasi masa depan bangsa. Statistik Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada 2020 mencatat, lebih dari 149 juta (22%) balita di seluruh dunia mengalami stunting. Sebanyak 6,3 juta balita stunting ada di Indonesia.
Kini, putri Dewi sudah berusia tujuh tahun dan mengenyam pendidikan kelas satu sekolah dasar. Seperti halnya Syaiful, Dewi mengaku tak sadar jika buah hatinya mengalami stunting. Dirinya baru tahu kondisi putrinya tak berkembang normal seperti anak sebayanya saat usianya menginjak tahun kedua. “Saya bawa ke dokter dan dinyatakan gizi buruk. Saya tidak tahu istilah stunting,” paparnya.
baca juga: 298 Anak di Kota Lubuklinggau Terdeteksi Stunting
Dewi bersyukur adanya Sekokah Gizi dan produk makanan berbahan lele yang murah dan terjangkau bisa meningkatkan gizi putrinya. “Ikut sekolah gizi membuat saya mengerti apa itu stunting dan bagaimana cara mencegahnya sejak dini,” tuturnya.
Komitmen Turunkan Stunting
Sebagai kota Megapolitan dengan beragam fasilitas modern tak membuat Jakarta bebas dari stunting. Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan, jumlah balita stunting di Jakarta sekitar 20.000 anak. Yang sudah berhasil diintervensi sejumlah 9.000 anak.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta pun terus melakukan langkah konkret untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem dan stunting pada balita. Upaya tersebut dilakukan melalui sinergi dengan berbagai pihak, termasuk Pemerintah Pusat seperti Kemenkes demi mempercepat penanganan stunting.
Upaya yang dilakukan salah satunya pemberian makanan tambahan untuk balita maupun edukasi kepada para orang tua agar memerhatikan gizi bagi ibu hamil dan balita. Lalu, di Posyandu atau dari Dinas Sosial (Dinsos) DKI Jakarta juga diberikan makanan tambahan. “Gerakan Anak Sehat ini juga dapat menambah kesadaran masyarakat Jakarta terhadap bahaya stunting atau tengkes,” kata Heru di Balai Kota, Selasa (31/10/2023).
Rumah produksi Sule (makanan sehat berbahan dasar ikan lele) di Koja, Jakarta Utara.
Foto: Anton Chrisbiyanto/SINDOnews
Masalah stunting hingga kini mendapatkan perhatian serius pemerintah. Dengan memerangi stunting, berarti menyelamatkan generasi masa depan bangsa. Statistik Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada 2020 mencatat, lebih dari 149 juta (22%) balita di seluruh dunia mengalami stunting. Sebanyak 6,3 juta balita stunting ada di Indonesia.