Jamaah Haji Indonesia 104 Tahun Jadi Perhatian Media Internasional

Selasa, 29 Agustus 2017 - 08:56 WIB
Jamaah Haji Indonesia 104 Tahun Jadi Perhatian Media Internasional
Jamaah Haji Indonesia 104 Tahun Jadi Perhatian Media Internasional
A A A
MAKKAH - Menjadi sorotan kamera media massa tak selalu mengenakan. Apalagi bagi Mariah Margani Muhammad (104) yang biasa disapa Baiq Mariah, jamaah haji tertua di dunia 2017 asal Lombok Barat, NTB, yang kelelahan setelah menempuh perjalanan selama sembilan jam dari Tanah Air.

Akibatnya, sang papuq (nenek dalam bahasa Sasak) asal Lombok Barat, NTB ini ingin pulang ke rumahnya selepas tiba di Bandara King Abdul Aziz International Airport, Jeddah, Arab Saudi, Sabtu, 26 Agustus 2017 pukul 21.50 waktu Arab Saudi (WAS). Keinginannya pulang berimbas pada ibadah umrah quddum (wajib).

Baiq Mariah baru bisa melaksanakan umrah wajibnya Senin sore, 28 Agustus 2017. Saat ditemui wartawan dia tetlihat sangat sumringah. Tubuhnya memang mewakili usianya yang sudah mencapai 104 tahun. Tapi semangatnya untuk berhaji sangat luar biasa.

Pemilik nama lengkap Mariah Margani Muhammad ini sejatinya sangat sehat sejak di Tanah Air. Tubuhnya yang renta masih sanggup melahap latihan-latihan manasik, mulai dari tawaf hingga melempat jumrah. Semua dilakoni sendiri tanpa bantuan orang lain. (Baca: Berusia 104 Tahun, Orang Lombok Jadi Jamaah Haji Tertua di Indonesia)

Bahkan, kursi roda yang ditawarkan oleh teman kelompok bimbingan ibadahnya ditolaknya dengan halus. “Pakai kereta (kursi roda) ya supaya engga capek. Tapi papuq (nenek) menolaknya, dia bilang, saya mau jalan saja,” tutur Rahmi (53) pendamping Baiq Mariah, saat wartawan menyambangi sang papuq –bahasa sasak untuk nenek– di kamar 812, Pemondokan Nomor 308 atau Hotel Barakat Burhan di Sektor 3, kemarin.

Wajah Baiq Mariah pun menghiasi wajah media massa di Arab Saudi, baik televisi mau pun cetak. Salah satunya Saudi Gazette. Bahkan televisi Mesir ikut memberitakan bagaimana perjalanan Baiq Mariah di usianya yang lebih dari 100 tahun.

Papuq sempat mengalami kejadian tak mengenakan di pesawat karena air di toilet tumpah. Imbasnya dia tak mau makan. Lalu di Bandara Jeddah secara tiba-tiba diliput media massa, mulai dari cetak hingga elektronik.

Jepretan blitz kamera dan sorotan kamera televisi datang menyerbunya. “Katanya, loh saya kenapa? Kan saya tidak salah apa-apa. (Saya) bukan pencuri, dari situ merajuk, tidak mau masuk ke kantor Daker Bandara. Sempat duduk, lalu ingin pulang ke rumah. Nteh uleq, kanak-kanak kance waii uwah nganteh leq bale (ayo pulang, anak-anak dan cucunya sudah menunggu),” cerita Rahmi.

Tim kesehatan pun turun tangan merawat dan merayunya. Malam harinya dia dirujuk ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah karena terus berjalan ingin pulang.

Tetapi malam harinya Baiq Mariah sudah kembali ke kamar dan sudah mau makan. “Alhamdulillah papuq sudah sadar kalau sedang berada di Mekkah untuk berhaji. Sembahyang leq mesigit haram nggeh ya (salat di Masjidil Haram) ya,” imbuhnya.

Tak heran sejak pagi, si papuq sudah menyiapkan diri sejak pagi. Sudah mandi, mengenakan baju muslim dan kaus kaki. (Baca: DPR-Kemenag Sepakat Tambah Kuota Petugas Haji)

Akhirnya Senin sore, selepas salat asar, bersama ketua regunya, Sudirman Nurdin, Baiq Mariah bisa melaksanakan umrah quddum (wajib). “Nanti di Masjidil Haram, tawaf dan sai akan menggunakan jasa kursi roda. Kami dititipi uang Rp8 juta plus living cost SAR1.500 untuk kebutuhan hidupnya selama berhaji,” sebut Rahmi.

Ketua Sektor 3 Masbah Jin, Noor Hamid menambahkan, pihaknya akan memberikan perhatian khusus kepada Baiq Mariah. Sebelumnya, jika kondisinya masih belum pulih sedangkan waktu wukuf sudah dekat, si papuq akan dibadalhajikan.

"Alhamdulillah tadi sore (kemarin) sudah umrah wajib," katanya.
(kur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5248 seconds (0.1#10.140)