Pengamat: Pendekatan Interagency Dinilai Tepat untuk Hadapi Ancaman Terorisme

Rabu, 18 Oktober 2023 - 15:14 WIB
loading...
A A A
"Untuk itu, proses deradikalisasi dan disengagement perlu menargetkan keempat unsur di atas. Khususnya menghilangkan enabling environment, membatasi atau menghancurkan jaringan yang berfungsi sebagai wadah berkumpulnya orang yang kehilangan moral compass dan secara gradual memilih jalan kekerasan yang menurut dia dibenarkan oleh ideologi yang dianut," kata pengamat militer dan intelijen ini.

Kajian International Peace Institute berjudul Beyond Terrorism: Deradicalization and Disengagement fro Violent Extremism menjelaskan kasus-kasus deradikalisasi dan disengagement yang berhasil di Eropa Utara yakni Extremist Nationalist /Neo Nazi, Kolombia yaitu, Pasukan Revolusioner Kolombia (FARC), dan Timur Tengah meliputi Jamaah Islamiyah/Jihadist Ideology.

Mantan anggota Komisi l DPR ini menyebut, elemen – elemen umum program deradikalisasi dan disengagement dari beberapa kasus yang berhasil yakni, demotivasi. Hal ini mencakup upaya psikologis untuk mendemotivasi motif – motif yang mendasari mereka bergabung kepada kelompok terorisme, baik berupa faktor agama, ekonomi, keluarga, dan hal lainya.

"Kedua, pelibatan keluarga; ini merupakan salah satu faktor kunci, karena keluarga merupakan unit sosial terkecil yang dapat memengaruhi seseorang. Dalam beberapa kasus apabila keluarga sudah dipengaruhi oleh radikalisme maka mereka juga harus masuk dalam proses deradikalisasi dan disengagement," katanya.

Ketiga, dukungan dan insentif finansial. Hal ini mencakup pemberdayaan ekonomi di mana seseorang diberikan insentif dan dukungan finansial dalam jangka waku tertentu ataupun program program peningkatan kapasitas yang membuat mantan terorisme dapat melanjutkan hidupnya di lingkungan masyarakat.
(cip)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1359 seconds (0.1#10.140)