Pengamat: Pendekatan Interagency Dinilai Tepat untuk Hadapi Ancaman Terorisme

Rabu, 18 Oktober 2023 - 15:14 WIB
loading...
Pengamat: Pendekatan Interagency Dinilai Tepat untuk Hadapi Ancaman Terorisme
Ketua DPP Partai Perindo Bidang Hankam dan Siber Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati mengatakan, pendekatan Interagency dinilai tepat untuk hadapi ancaman terorisme. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo meminta jajarannya untuk dapat mewanti-wanti eskalasi serangan yang mungkin meningkat pascaperang yang terjadi antara Palestina dan Israel. Listyo menugaskan jajarannya untuk melakukan langkah preventif dalam penangkapan pelaku teror.

Terkait hal itu, Ketua DPP Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Bidang Hankam dan Siber Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati mengatakan, dalam konteks menghadapi ancaman pertahanan dan keamanan, khususnya terorisme dengan dinamika dan kompleksitas yang terus mengalami perubahan pendekatan Interagency dianggap tepat.

Hal itu untuk mengurangi sekat – sekat dan ego sektoral antarlembaga yang dapat menghambat upaya penanganan ancaman terorisme. "Sebab, pendekatan interagency mengutamakan sinergitas dan keterpaduan, serta berorientasi pada permasalahan dan upaya mengatasi permasalahan tersebut," ujarnya, Rabu (18/10/2023).



Perempuan yang akrab disapa Nuning ini menjelaskan, dalam berbagai karya akademis secara umum seseorang dapat berproses menjadi radikal karena beberapa hal. Pertama, adanya kebutuhan untuk menjadi seseorang yang dihargai oleh orang lain, karena posisinya selama ini tidak mendapat tempat atau alienasi dari masyarakat.

"Ini adalah orang-orang yang kehilangan ‘moral compass’ yang dapat terjadi pada seseorang dengan berbagai macam latar belakang," katanya.



Kedua, adanya narasi-narasi yang membenarkan alienasi pada dirinya, khususnya yang berbasis ideologi agama atau politik untuk menguatkan tindakan kekerasan kepada pihak-pihak yang dianggap mengakibatkan proses alienasi tersebut.

" Ketiga adanya jaringan sosial yang memiliki pemahaman yang sama dengan dirinya yang secara gradual menguatkan dan membenarkan narasi-narasi tersebut," katanya.

Keempat, adanya enabling environment atau kondisi yang memungkinkan bagi jaringan untuk narasi dan ideologi tersebut berkembang. Enabling Environment tidak harus langsung bersentuhan dengan jaringan, namun memberi sinyal bahwa jaringan ini aman dan eksis.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3247 seconds (0.1#10.140)